Robot Satria menghajar habis musuh. Alicia terkagum dengan aksinya.
Setelah selesai menghajar Aron dan gerombolan nya, Robot Satria mengambil senjata Alicia yang terlempar. Dan memberikan nya kepada Alicia. Alicia menerima nya dengan wajah penuh rasa hanyut.
( Kau berjalan di depan mata )
( Tanpa ada patah kata )
( Sedari dulu memang ada rasa )
( Mengapa menutupi wajahmu )
( Apa kau takut )
( Aku mengenalmu )
( Apa kau takut aku menahanmu)
( du du du du du )Alicia mencoba menerka-nerka siapa di balik baju besi itu.
Setelah itu, robot kembali menjalankan tugas nya. Ia berusaha mengurai kemacetan. Dia menarik mobil dan truk tronton yang rusak akibat kecelakaan, lalu memindahkan nya ke tepi jalan. Jalanan pun berangsur - angsur mulai lancar.
Salah satu sopir menelpon dr. Alamsyah.
Sopir : "Saya sudah sampai di gudang utama, dengan selamat "
Dr. Alam : " Bagus "
Boby datang dan menemui Alicia tersenggal-senggal. Melihat Alicia tengah kalah, Boby merasa khawatir.
Boby : " Alicia, kau ok? "
Alicia : " Kau, lambat "Boby : " Saya minta maaf banyak-banyak "
Salah satu sopir nelpon.
Sopir : " Doktor, kami butuh bantuan. Kami diserang perampok. Ramai sangat."
Di sana ternyata kontainer yang di kawal oleh Khai mengalami kesulitan
Doktor : " Bertahanlah ! "
Doktor langsung masuk ke dalam mobil nya. Secepatnya, mobil melaju menuju kontainer terakhir. Di susul pula robot satria. Ia mengejar dengan sepatu roket nya. Kucing comot seketika melompat ke pundak robot itu dan menghilang di kegelapan malam.
Alicia masih terkejut dengan apa yang barusan terjadi. Bertanya - tanya betul kah itu Ali. Atau itu hanya robot ciptaaan Dr Alamsyah. Sedang kucing itu siapa? Bukan kah itu comot? Ya. Siapa lagi kalau bukan comot. Mata nya yang sebelah kanan biru dan sebelah kiri hijau. Itu pasti comot. Jika itu benar comot. Di mana Ali? Teka teki ini semakin menguatkan keinginan nya untuk mencari tahu misi rahasia Ali
.
.
.
.Di sekolah, bel sudah berbunyi. Alicia bergumam
"Dia lambat lagi. Tak habis-habis selalu datang terlambat"Sampai bel istirahat pun ternyata Ali tidak berangkat sekolah. Ini membuat Alicia sedikit gusar. Hati nya di terpa kegelisahan. Denyut nadi nya berdetak 1,5 kali lebih cepat dari biasa nya. Dada nya seperti sesak nafas, tapi bukan. Ia cuba menghela nafas. Namun tak kunjung membuat hati nya tenang.
Di kantin ia memainkan pulpen, memutar-mutar ujung alat tulis itu di kepala nya. Ada sesuatu yang dipikirkan nya, pelik.
Tiba-tiba dia memukul meja dengan kepalan tangan. Siswa lain yang ada di kantin terkaget.
Alicia bangun dari duduk nya. Berjalan ke arah kelas. Ia urungkan, membalikkan arah. Berjalan menuju perpustakaan. Menyusuri koridor buku-buku. Mengambil buku berwarna kuning. Membuka nya, hendak meletakkan sidik jari telapak tangan nya, tapi tak jadi. Ia tutup kembali buku itu. Meletakkan nya pada susunan buku di rak nomor dua dari atas. Kembali keluar perpustakaan.
Alicia berjalan menunduk, sambil menggigit ujung jari telunjuk tangan kanan nya. Tangan kiri nya menyangga tangan kanan. Seperti seorang detektif yang sedang memecahkan misteri penyamaran.
Hampir ia bertabrakan dengan Viktor karena terlampau serius.
Viktor : " Hai Alicia "
Alicia : " Hai " dengan nada dingin
Viktor : " Kau tengah fikirkan Ali ke ? "
Alicia : " Jangan sibuk "Berjalan meninggalkan Viktor.
Viktor : " tunggu "
Namun langkah kaki nya terhenti saat viktor memanggilnya. Ia membalikkan badan menunggu viktor becakap.
Alicia : " Ape ? "
Viktor : " Aku pun same, tengah fikirkan di mana Ali. Ayah die telpon aku pagi tadi, sebab dari semalam die tak balik rumah"
Alicia : " Dari semalam? "
Mendengar penuturan viktor
Alicia mengernyitkan dahinya, mengulang memori saat dia diselamatkan oleh robot itu.Viktor : " Kau tau tak ? Mana die ? Kau berdue kan satu kelompok stamp ? "
Alicia : " Tak "
Viktor : " Hayya... Macam mana aku nak jawab dengan ayah die nanti sepulang sekolah.. Aku pasti kena marah sebab aku sering ajak die main game.."Alicia tak menjawab ucapan viktor. Ia kembali membalikkan badan. Lalu berjalan lagi.
Bel masuk sudah berbunyi. Semua siswa masuk ke dalam kelas.
.
.
.
.
.
.Di baseman MATA, Alicia sedang berlatih menembakkan panah. Di sana dikelilingi oleh robot penjaga yang menyerang nya secara bergantian. Dengan kepiawaian nya melompat dan kecepatan nya memanah, ia berhasil melumpuhkan seratus robot-robot dalam waktu 50 detik.
Latihan diteruskan ke level berikut nya. Muncul empat megaboot dan juga drone laser. Robot-robot kecil juga muncul dalam jumlah lebih banyak dari sebelumnya.
Ia gunakan IRIS untuk mengkalkulasi pergerakan lawan. Menembak satu persatu robot, sekaligus menghindar serangan drone dan megabot.
Waktu yang di tentukan untuk menyelesaikan latihan hampir habis. Alicia mulai terdesak. Sekuat tenaga ia bertahan dan cuba selesaikan latihan. Namun, bayangan Robot yang semalam menolongnya tiba-tiba muncul. Ketika robot itu mengembalikan senjata Alicia, itu membekas di ingatannya. Lalu tiba-tiba bayangan Ali muncul. Seolah-olah dia yang menolongnya.
Alicia: "aaaa!"
Alicia terpental. Sebuah tangan megabot meninju dan mengenai tubuh nya. Lalu sepuluh drone mengelilingi Alicia. Hendak meluncurkan tembakan laser secara bersamaan.
Karena sudah kalah, secara otomatis area latihan berubah menjadi ruang kosong.
"Alicia..."
Seseorang memanggilnya
Bersambung
![](https://img.wattpad.com/cover/350841701-288-k947384.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
EJEN SUIT SATRIA
Ficción GeneralEjen ali musim empat. Sambil menunggu musim empat di rilis oleh pembuat film, baca cerita ini seronok juga tau. Hehe Terima kasih yang sudah mampir dan sempatkan membaca. Terima kasih banyak untuk suport nya. Kalau korang nak berinteraksi dengan s...