Kelas akhirnya selesai semua, Harry tersenyum saat berada di sebuah lapangan Quidditch bersama ayahnya. Ayahnya itu tiba-tiba menentangnya untuk melakukan tanding dan ingin tau siapa yang lebih hebat dalam menjadi seorang seeker. Dia ingin bermain itu semua setelah profesor rumah miliknya dan juga kepala sekolah mengizinkan Harry untuk berlatih dengan nya.
"Sekarang lihat siapa yang lebih hebat untuk menjadi seeker Harry" ucap James, di tempat duduk penonton ada Lily, Alice, frenk, Sirius, Remus dan Peter. Mereka menonton dan menyemangati kedua Potter itu.
"Aku pasti bisa mengalahkan mu dad, karena aku adalah seorang seeker termuda di dalam sejarah, karena aku menjadi seeker saat tahun pertama" ucap Harry bangga, dia bersiap dan mulai menaiki sapunya dan mungkin butuh kendali agar dia tidak menemui kendala di sapu miliknya karena sapu Hogwarts tidak sebaik sapu nimbus 2000 miliknya di masa depan.
"Oh ya, jika begitu tangkap snith itu sekarang" ucap James dan hart mulai menatap James yang akan memberikan aba aba untuk melakukan pertandingan ini.
"Ok, dalam hitungan 1....2.....3 priiit" seorang siswa gryffindor yang ikut untuk keduanya mulai meniupkan peluit sebagai wasit dan setelah itu Harry dan james mulai melaju dengan kecepatan yang sangat diperlukan untuk seorang seeker.
"Tangkap dan cari snith nya Harry, ayo kalahkan James!!" Lily berseru di tribun penonton yang hanya di duduki beberapa gryffindor itu, dan saat itu juga Harry semakin bersemangat karena ibunya yang langsung menonton dan menyorakinya untuk dirinya.
Sapu itu melaju begitu cepat, dia tidak pernah sebahagia ini sebelumnya dan itu benar benar membuat dirinya kembali ke dirinya pada saat bermain Quidditch di tahun ke tahun.
James menyeringai senang, dia mempunyai putra yang sangat jenius seeker sekarang. Saat ini, siapa yang akan mengalahkan seorang Harry jemes Potter yang selalu menjadi selebriti itu.
"Ayo kerahkan seluruh tenagamu nak, jika kau bisa mengalahkan ku maka aku akan memberikanmu sesuatu untuk hadiah ulang tahunmu yang telah terlewat beberapa tahun ini" ucap James. Oh dia tidak hanya tidak memberikan hadiah, bahkan saat kematiannya dia meninggalkan sebuah brankas yang isinya uang miliknya dan itu akan diberikan secara teratur saat ulang tahunnya tiba dan membuatnya menumpuk disana.
"Baiklah aku akan mendapatkan snith itu dan memberikan mu snith itu dad agar kau tidak meragukan ku jika aku dapat mengalahkan mu sekarang" ucap Harry dan dia mulai melesat mencari dimana benda emas berkilau itu.
Harry menelusuri semua tempat, mendapati sebuah benda kecil berkilauan dari sebrang sebelah James juga mulai melakukan hal yang sama untuk mengejarnya. Beberapa trik telah dilakukan dan Harry mulai sedikit kewalahan. Memang benar jika ayahnya adalah seeker muda yang berbakat, dia akan mengalahkannya saat ini juga.
Beberapa menit kemudian, snith telah membuat kedua Potter itu kewalahan. Dengan Harry yang mengejarnya dan jemes juga sama. Keduanya mengejar dengan kecepatan yang tidak mampu dikuasai oleh seeker lainnya kecuali yang profesional. Mereka juga sangat menakjubkan saat terbang di lapangan Quidditch itu, mengundang sejumlah anak dari asrama lain untuk menonton dua gryffindor yang sedang latihan tanding karena kedua Potter adalah ancaman bagi rumah mereka untuk tim.
Dengan kecepatan itu, Harry hampir mencapai tujuannya. Menangkap benda kecil itu sambil melakukan trik untuk mengecoh ayahnya. Ayahnya tidak begitu bodoh dengan trik yang dimiliki anaknya, dia juga melakukan hal yang sama untuk itu dan kembali untuk mendapatkan snith yang lari dari mereka.
Bruk
"Harry!" Teriak James dan beberapa orang menghampiri dengan khawatir. Harry tiba tiba terjatuh dari sapunya yang tidak begitu tinggi namun membuat beberapa orang khawatir. Harry mengerang dan meringkuk ditanah pada saat itu juga.
"Harry ada apa!!? Kenapa dengan mu?" James berseru khawatir saat Harry mengerang mendapati Harry yang memegangi tanda luka petir di dahinya.
"Aaaaargh sakit hiks sakit" Harry merintih matanya berkaca-kaca dan akhirnya pecah, membuat semua orang khawatir dan tubuhnya juga penuh peluh keringat yang membasahi seluruh tubuhnya.
Mata Harry terpejam, dia tiba-tiba menjerit dan mulai merasakan kepalanya seperti pecah dan sebuah penglihatan mulai merasuk dalam kepalanya. Dan Harry mulai berteriak dan gemetar saat itu juga, dia berteriak tiga kali saat tubuhnya kembali bergetar dan terkulai lemas. James menggendong putranya dan mulai membawanya ke hospital wings untuk ditangani.
.
.
.
"Bagaimana dengan Harry? Apa kata madam pomfrey?" Lily berseru khawatir dan James mulai menatap wanita yang dia cintai itu.
"Aku masih belum di beri tahu, sebaiknya kita masuk sekarang Lily, dan kalian semua sebaiknya kembali ke asrama gryffindor dulu" ucap James dan mereka mulai mengangguk untuk kembali, walaupun Sirius menolak itu tetapi tetap nurut karena James menjanjikan untuk menceritakannya saat ada apa apa dengan Harry.
James masuk dan mendapati Harry yang terlelap diatas ranjang, Lily mengerang dan menggertakkan gigi agar tidak memeluk Harry. Begitu dia dan Lily masuk, madam pomfrey menghampiri mereka dan mulai mengatakan apa yang harus dikatakan.
"Siapa yang telah mengutuk Mr.Potter? Kutukan ini sangat lah kejam, dia hanya seorang anak berumur 11 tahun" ucap madam pomfrey menggerutu.
"Kutukan? Kutukan apa yang kau maksud madam?" James berseru penasaran, dia takut terjadi sesuatu pada putranya itu.
"Crucitus, dia dikutuk oleh kutukan crucitus sebanyak 3 kali, untungnya tubuh itu mampu menahannya karena jika tidak, entah apa yang terjadi, mungkin dia bisa mati atau gila" ucap madam pomfrey yang membuat James serta Lily terkejut, mereka mulai menghampiri ranjang milik Harry, dengan tatapan prihatin dan juga khawatir dengan kondisi putra nya.
Harry masih terpejam, dia telah diberikan ramuan untuk kondisinya saat ini. Dengan Harry yang terkulai di ranjang putih itu dan selimut yang menutupi seluruh tubuhnya dengan hanya wajahnya saja yang tersisa.
Cklak
Pintu sedikit demi sedikit terbuka, memperlihatkan seorang kakek tua berjanggut putih dan juga diikuti wanita yang sedikit tua masuk ke dalam.
"Profesor" Lily berkata dengan parau, dia hanya mampu menatap Harry dan berkata tanpa menatap keduanya walaupun itu cukup tidak sopan sebenarnya.
"Poppy bagaimana keadaan Mr Potter? Kuharap dia baik baik saja dan hanya cedera yang terjatuh dari sapunya" dumbludore menatap mereka dengan mata hangatnya dan pomfrey mulai mengatakan jika Harry dikutuk oleh kutukan crucitus dan membuat keduanya langsung terkejut.
"Apa salahnya? Kenapa anak sekecil ini mendapatkan sebuah kutukan itu? Kutukan yang begitu gelap dan menyakitkan itu...aku benar benar sangat marah sekali Dumbledore" james berkata dengan suara serak, dia meremat tangan Harry yang masih menutup mata. Bahkan saat ini dia hanya menunduk enggan menatap sekitarnya, tidak memperhatikan Lily yang sudah berderai air mata karena melihat putra semata wayangnya memiliki kutukan itu.
Setelah dipertemukan dengan Harry, Lily benar benar bersyukur. Dia sangat senang dan khawatir dengan itu, dia sangat khawatir jika nanti dia tidak bisa bertemu dengan Harry lagi saat Harry memutuskan untuk kembali, senang karena dia bisa bertemu dengan putranya kembali yang sudah besar itu.
"Kau tenanglah James, kita akan menemukan jawabannya, sekarang biarkan dia istirahat dan juga jangan sampai mengganggunya" ucap Dumbledore, dia tersenyum untuk menguatkan James yang terlihat begitu hancur melihat Harry yang tidak berdaya. Dia benar benar kasihan dengan James, juga Lily yang menatapnya kosong seolah olah dunianya runtuh dan takut kehilangan.
"Kami permisi dulu James, dan beri tahu aku jika dia sudah sadar dari tidurnya" ucap dumbludore dan berjalan meninggalkan tempat itu dengan diikuti oleh Mcgonagall yaitu kepala asramanya.
Dia tidak mengatakan apa-apa dan tidak ingin keduanya terganggu, apalagi dengan keadaan Harry Potter yang sudah sangat menghawatirkan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
father and mother (Drarry)
CasualeSaat semua orang berkumpul di greet hall untuk makan, tiba-tiba sebuah portal mengeluarkan dua anak kecil dengan seragam berbeda yang membuat para profesor kebingungan. Dua anak kecil itu bertengkar sehingga membuat kedua pewaris keluarga menghampir...