startling

1.4K 208 6
                                    

Liburan akhirnya tiba juga, semua orang sangat senang karena akan pulang ke rumah masing masing untuk liburan. James telah memberi surat ibunya dan mereka menerima anak yang dibilang dari masa depan itu. Sedangkan Lucius, dia mengirimkan surat kepada ayahnya yang juga ingin tau bagaimana cucu masa depannya itu.

Mereka akhirnya saat ini telah berada di stasiun Hogwarts peron 9¾. Harry dengan senang masuk mencari kompertemen dan di ikuti anak anak gryffindor lainnya. Mereka langsung duduk dan berbincang ringan sambil tertawa, Harry sempat gugup karena akan kembali ke manor Potter dan dia dulu pernah kesana sekali dan itupun disaat dirinya sudah dewasa.

Dahulu dia tidak tau apa apa tentang data diri dan warisannya serta identitas sebenarnya. Dia hidup di keluarga Dursley dengan bermodalkan keberanian dan barang bekas milik sepupu nya. Dia bahkan melakukan hal hal yang dilakukan peri rumah dan itu semua karena dumbludore, dia tidak menolong Harry bahkan dia disuruh bertahan padahal dia tau jika Harry disana disiksa oleh paman dan sepupunya. Walaupun bibinya tidak pernah melakukan hal hal fisik seperti paman dan sepupunya, namun dia selalu menatap benci dan tajam padanya dan tidak luput dari kesalahan kecil maka akan tidak mendapatkan jatah makanan.

Itu membuat hatinya sakit saat mendengar apa yang terjadi pada dirinya di masa lalu. Harry seperti ingin meng-oblivate dirinya sendiri tentang trauma serta balas dendamnya walaupun di saat ini masih belum bisa memulainya.

"Har"

"Ryy"

"Harry!" James mengguncangkan sedikit badan Harry dan sempat khawatir karena anaknya itu melamun.

"Ya" ucapnya reflek karena James memanggilnya berulang kali namun Harry tidak meresponnya dan akhirnya mencoba untuk menyadarkan anaknya itu.

"Ada apa denganmu? Kau gugup karena akan kerumah kita? Apa yang sedang kau pikirkan?" Ucap james, Harry hanya menggelengkan kepalanya dengan cepat, dia memandang ke arah jendela, dimana dipenuhi pepohonan hijau yang memanjakan mata.

"Nothing dad" gumam Harry yang hanya didengar James.

"Harry, maukah kau ke gringgots untuk melakukan tes darah? Bukannya aku tidak percaya jika kau anakku, namun kau memang duplikat ku dan aku percaya, namun aku takut jika saja mereka tidak ingin menerima mu nak" ucap James, hanya mereka saja yang dapat mendengarnya disaat teman temannya ada di sekitarnya sedang berbincang dan bercanda ria.

"Ya, namun itu akan menimbulkan keseimbangan dunia dad, aku sangat ingin kesana, namun aku takut jika mereka melihat warisan serta identitas ku maka akan sangat beresiko, aku sangat menjaga mom agar tidak diketahui oleh mu, dan aku tidak ingin mengungkapkan hal yang lebih besar dan membocorkan informasi sehingga merusak keseimbangan dunia, aku bertemu denganmu saja sudah merubah semuanya dan merusak sistem masa depanku sendiri, mungkin saja aku tidak akan ada jika aku melakukan hal yang lebih besar dari ini" ucap Harry, dia memandang kosong ke arah James "dad, bukannya aku tidak ingin kau bertemu dengan mom, namun ini demi keselamatan kalian dan jika aku tidak terlahir, mungkin ini sudah takdir ku, aku mungkin akan menanggung semuanya dan akan menerima apa yang telah terjadi dalam hidup ku" Harry menatap sendu James yang tercengang, dia tiba-tiba merasakan sakit di dadanya saat mendengar kata 'tidak terlahir' dan itu menggores luka di dadanya.

"Harry, aku sangat mencintaimu son, bagaimana bisa aku lakukan hal ini, aku takut kau tidak ada, maukah kau memperbaiki semuanya dan membuat semua menjadi yang seharusnya? Dad benar benar tidak ingin kamu pergi dan dad sangat ingin kamu ada selalu" ucap James, dia memeluk Harry erat, takut jika James melepaskan pelukannya akan menghilangkan Harry yang akan kembali setelah menemukan apa yang membuat mereka kembali.

"Dad, aku benar benar takut saat akan kembali ke masa depan semua akan berubah.  Aku bahkan tidak tau apa yang harus dilakukan sekarang" ucap Harry, dia menatap James yang menatapnya sendu.

father and mother (Drarry)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang