Bruk!!
Dua orang anak terjatuh di lantai greet hall, semua orang menatapnya dengan pandangan sulit diartikan dan penasaran dimatanya. Harry Potter dan seorang draco Malfoy berdiri dengan kaki sedikit gemetar dan mereka mulai mengedarkan pandangannya ke seluruh greet hall. Semua orang menatapnya, dia merasa bahwa mereka sangat penasaran dengan menatapnya.
"Aduh" erangnya saat itu juga mengusap bokongnya yang sakit.
"Kita dimana Potter?" Tanya si rambut platina.
"Tentu saja di greet hall" jawab si rambut sarang burung.
"Aku tau, yang ku maksud adalah, dimana kita? Kenapa kita tidak kenal dengan mereka, kecuali para profesor?" Ucap nya menatap jengah si kaca mata bundar itu.
Amerald miliknya mengedarkan pandangannya ke seluruh penghuni greet hall. Benar, kenapa dia dan draco harus diteleportasikan di sini? Harry benar benar bingung dan bimbang, draco sedari tadi hanya menatap meja slyterin yang nampak berbisik-bisik disana.
"Ini semua salahmu! Jika kau tidak membuka buku tua itu, mungkin kita tidak akan ada disini!" Ucap Harry pada draco yang menatapnya tidak suka.
"Seharusnya kau memperingati ku, aku tidak tau jika buku tua itu akan menarik kita kemari dan melempar kita ke tahun yang lebih jauh!" Ucap draco dengan nada jengkel, semua orang hanya diam dan tidak Mau menengahi kedua anak 11 tahun itu. Menurut mereka, pertengkaran mereka cukup lucu karena mereka cukup imut.
"Aku sudah memperingatkan mu Malfoy! Kau sangat keras kepala dan angkuh! Kau selalu saja meremehkan apa yang seharusnya tidak kau sentuh, seperti buckbeak yang seharusnya tidak kau tantang dan kau berakhir di rumah sakit wings pada saat itu" ucap Harry bersungut-sungut, Malfoy kecil itu membuang muka dan baru sadar jika tubuhnya mengecil ke umur 11 tahun.
"Potter, sebaiknya kita hindari mereka saja" ucap draco menatap orang yang menghampiri Harry dan draco, cukup tidak asing bagi mereka untuk mengenalnya.
"Potter? Malfoy? Apa yang kalian bicarakan? Setahuku kedua keluarga itu tidak pernah mempunyai anak lagi" ucap seorang laki-laki berkacamata sama seperti milik Harry, rambutnya juga sama seperti Harry berwarna hitam dengan rambut sarang burung.
"Ah em...katakan sesuatu" ucap Harry menyenggol lengan draco agar bisa menjelaskan, para profesor hanya menatap penasaran lantai bawah.
"I-itu kami..." Draco susah bicara disaat rambut platina sama seperti milik nya itu juga mendekati keduanya.
"Katakan padaku, kau anak Malfoy mana? Setahuku ayahku hanya mempunyai satu pewaris" ucap Malfoy berambut panjang itu, wajahnya nampak lebih muda karena ini tahun yang berbeda dari tahun sebelumnya.
"A-ku aku itu..." Draco hanya mampu tergagap, dia sekarang hanya seorang anak kecil dan bukan tahun ke tujuh seperti dulu.
"Ehem maaf semuanya, aku dan draco, maksud ku temanku ini, ya hanya membicarakan tentang keluarga terkenal itu...ya haha kau tau" Harry hanya menatap semua orang dengan ringisan dibelah bibinya yang pink itu. Jawaban milik Harry tidak membuat semua orang puas, dan Harry juga mulai menatap mereka semua bimbang.
"Jangan membodohi kami! Kami tidak pernah melihat kalian di tahun pertama dan siapa kalian sebenarnya?" Ucap seseorang yang membuat Harry benar benar ingin menangis saat melihat ayahnya, James Potter.
Semua orang menatap penasaran, Harry hanya menunduk dan draco menatap tajam James karena membentak Harry, tunggu, kenapa itu membuatnya merasa marah saat seseorang membentak mereka? Tentu saja karena draco juga yang dibentak.
"Jaga kata kata mu! Kau jangan membentak nya lagi, atau aku akan mengutuk mu" ancam draco dan Harry merasa cukup terkesan dengan keberanian tersebut.
"Ehm, bisakah kalian jelaskan siapa kalian? Dan dari mana asal kalian? Seragam itu memang milik Hogwarts, tetapi kami tidak pernah tau tahun pertama ada wajah kalian" ucap seorang laki-laki tua berjanggut putih itu menatap keduanya dengan ramah, draco sudah membuang muka malas dengan kakek tua yang sok akrab itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
father and mother (Drarry)
De TodoSaat semua orang berkumpul di greet hall untuk makan, tiba-tiba sebuah portal mengeluarkan dua anak kecil dengan seragam berbeda yang membuat para profesor kebingungan. Dua anak kecil itu bertengkar sehingga membuat kedua pewaris keluarga menghampir...