harusnya dulu cukup kenal saja, gausah pake perasaan kalau akhirnya cuman jatuh cinta sendirian.
__izan
"Izan, Allahu Akbar, udah jam berapa ini? Bangun gak!" Teriak Umi. Anak keduanya itu selalu saja malas-malasan.Izan tidak merespon Umi. Ia malah menutupi dirinya dengan selimut dan lanjut bermimpi kembali.
"BANGUN!" Umi menarik selimut Izan dengan paksa.
"Apaan sih, Umi. Izan masih ngantuk. Semalam begadang."
"Terserah, Umi udah nyerah sama kamu. Yang penting udah dibangunin. Kalau dihukum lagi, bukan salah Umi ya."
Detik itu juga Izan bangun dari tempat tidurnya, bergegas berlari ke kamar mandi. Bisa gawat kalau sampai Uminya merajuk. Bisa-bisa ia tidak dapat uang jajan. Umi yang melihat itu hanya bisa geleng-geleng kepala.
~✿
Faiza sampai di depan pintu ruang guru. Tadi Zika menyuruhnya untuk pergi terlebih dahulu ke ruang guru sebelum mencari kelasnya."Assalamualaikum." Faiza melenggang masuk ke dalam ruangan. Hanya ada beberapa guru di sana.
"Waalaikumsalam. Ini Faiza, anak baru yang mau masuk kelas 12 IPS 2?" tanya seorang guru yang duduk. Faiza tak lupa menyalaminya.
"Iya, Bu."
"Sebentar..."
Sembari menunggu ibu guru tersebut menyelesaikan tugasnya, Faiza melihat-lihat ruangan itu. Tak lama, seorang siswa datang membawa setumpuk buku dan menaruhnya di meja paling ujung.
"Eh, Izan, sini nak."
Izan sekolah di sini?
"Iya, Bu. ada apa ya?" Izan menghampiri Bu Ana.
Wajahnya dibuat terkejut ketika melihat Faiza di depannya. Bahkan ia sampai mengucek matanya takut salah lihat. Pasalnya, saat membawa buku tadi, Izan sempat memikirkan gadis itu.
"Nah, Izan, kenalkan ini murid baru namanya Faiza. Tolong antarkan dia ke kelas ya."
"Kelas berapa, Bu?"
"Faiza bakalan sekelas sama kamu."
Diam-diam Izan tersenyum. Ada rasa senang mendengar bahwa Faiza akan sekelas dengannya.
"Oke, siap Bu," ucap Izan dan langsung melenggang pergi.
"Tunggu apa lagi? Sana ikutin Izan."
Faiza langsung mengikuti Izan di belakangnya. Izan berjalan sangat cepat hingga membuat Faiza sedikit berlari untuk menyamainya.
"Jangan cepet-cepet dong, Zan, jalannya," ucap Faiza.
Izan langsung melambatkan jalannya. Mereka berjalan berdampingan dengan jarak yang begitu jauh. Tidak ada yang berbicara di antara mereka, baik Izan maupun Faiza. Padahal Izan sangat penasaran dan ingin menanyakan mengapa Faiza pindah ke sekolahnya, namun ia urungkan karena jantungnya berdebar tak karuan. Bicara saja rasanya sulit jika berhadapan dengan Faiza.
Sesekali beberapa orang menyapa Izan dan dibalas dengan senyuman yang ramah oleh Izan. Padahal tidak jauh, tapi rasanya sangat jauh. Mungkin karena atmosfer canggung tadi, akhirnya sampailah mereka di depan kelas 12 IPS 2. Izan bernapas lega.
"Ini kelasnya, masuk aja," ucap Izan singkat lalu pergi meninggalkan Faiza. Sebenarnya dia gak tahu mau kemana, tapi karena Izan gak mau lama-lama dekat Faiza jadinya dia mau pergi saja.
"Eh... bentar, Zan. Boleh tanya?"
Izan membalikkan badannya.
"Iya...?"

KAMU SEDANG MEMBACA
FAZANI
EspiritualFOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA!!!! Cinta nya izan itu cuman buat faiza dan akan selamanya hanya untuk gadis itu seorang. Disclaimer!!! Fiksi 100% Karya sendiri