10.

155 13 3
                                    

~✿

Hari jumat kali ini terasa spesial. Semua siswa yang beragama muslim memakai pakaian muslim, laki-laki memakai baju koko juga peci dan perempuan memakai hijab. khusus yang non muslim diliburkan karena sekolah akan mengadakan pembukaan halaqah yang nanti masing-masing siswa akan dibagikan kelompok juga seorang mentor. Acara ini bersifat wajib, siapa saja yang tidak hadir akan diberikan sanksi kecuali jika sakit dan itu harus menggunakan surat dokter.

"Mari kita buat sekolah ini menjadi sekolah yang memiliki nilai religius, sopan santun dan memiliki akhlak yang mulia," Ucap kepala sekolah di sela-sela pidatonya.

Selesai sudah upacara pembukaan dilanjutkan para siswa masuk ke dalam kelas untuk dibagikan kelompok. Dengan wajah yang malas Sera masuk ke dalam kelas. kali ini tampilannya berbeda mungkin karena hijab yang dipakainya. Bahkan, Awan melihatnya seolah tidak percaya.

"masyaallah, beneran sera ini? sumpah gue pangling," Ucap awan.

"Diem! gue lagi ga mood, GERAH TAUU!" Sera hendak melepas jilbab yang dikenakannya namun ditahan oleh hanan.

"ETT... jangan dong udah cakep gini ditutup malah mau lo buka, noh contoh faiza, dia nyaman-nyaman aja tuh," 

"itu karena dia udah biasa nan, faiza... benerin jilbab gue," Rengek sera menghampiri faiza yang sedang duduk, gadis itu tersenyum membuat hanan menyenggol lengan izan. jangan lupakan ada izan di sana.

"bukan buat gue," jawab izan sinis membuat hanan tertawa.

"Jangan dilepas, kamu cantik tau," Faiza dengan telaten membetulkan jilbab sera.

"aduh jadi malu dipuji sama yang lebih cantik,"

Percakapan ini diakhiri dengan saling memuji karena setelahnya, guru agama masuk ke dalam kelas, untuk membagikan kelompok halaqah mereka.

~✿

"Sekelompok sama faiza ya nan?" Tanya awan pada hanan. kali ini mereka duduk di tribun, Halaqah selesai dilaksanakan dan mereka pulang lebih awal jadi daripada tidak ada kegiatan lagi, Hanan, Awan, juga izan memutuskan untuk bermain basket lebih dulu sambil menunggu waktu sholat jumat tiba.

"Iya, sorry ya zan," Hanan menepuk pundak izan, pemuda itu mengangguk merasa tak keberatan, toh dia bukan siapa-siapa nya faiza. 

Setelah kejadian kemarin tidak ada lagi interaksi antara izan dan faiza. Izan terlalu malu untuk menyapa faiza duluan dan masih merasa bersalah soal kejadian kemarin padahal mungkin saja faiza tidak keberatan.

"Gas, basket!" ajak awan.

Faiza berada di depan kelas. tadinya, gadis itu ingin pulang namun karena ketua kelas memanggil dan katanya ada hal penting jadi faiza terpaksa menunggu di kelas. Dari kejauhan, gadis itu melihat izan yang sedang bermain basket. faiza tanpa sadar bertepuk tangan ketika izan berhasil memasukan bola ke dalam ring, faiza akui itu cukup keren.

"Za! aku cariin ternyata kamu di sini," fatimah menghampiri faiza.

"paketu mau ketemu jadi aku di suruh untuk menunggu di kelas," jawab faiza.

"Ezra, ngapain cari kamu?" Tanya fatimah membuat  faiza mengangkat bahu tidak tahu. seolah tau fatimah tersenyum jahil lalu menyenggol bahu faiza.

"ciee..." 

"apaan?"

"IZAAA!" panggil sera, wajahnya memerah sehabis berlari. jangan tanya soal jilbabnya, sudah berantakan tidak beraturan.

"kenapa ser, istighfar dulu coba,"

"NJIRR... LO TAU GA SIH GUE LAGI DI....

"Minum dulu nih," potong fatimah sambil memberikan botol air mineralnya pada sera membuat sera segera meneguknya.

FAZANITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang