naksir diam-diam itu bagaikan komedi putar seakan berjalan padahal tidak kemana-mana.
_izan
~✿
Izan duduk di depan rumahnya menikmati keindahan sore hari, barangkali nanti akan ada bidadari yang lewat, Faiza maksudnya.
"Mau kemana bang?" Tanya izan begitu melihat bang adnan, kakaknya melewatinya.
"Ke mana lagi kalau bukan ke masjid," jawab Adnan, cowok itu mulai memakai sendal.
Izan berpikir sebentar sampai akhirnya dia memutuskan untuk ikut Adnan. lagi pula mau sampai kapan dia termenung di depan rumah.
"Ikut dong bang tapi tunggu sebentar, izan ganti baju dulu."
"Jangan lama-lama zan!" Ucap Adnan yang dibalas anggukan oleh izan.
Tak lama izan datang dengan baju Koko juga sejadah di pundaknya, tidak seperti biasanya kali ini izan mengenakan sarung.
"Tumben lu pake sarung?" Tanya Adnan heran, biasanya izan selalu mengeluh ribet jika memakai sarung.
"Celana gue dicuci, dah yuk berangkat," jawab izan. Mereka pun berangkat menuju masjid.
"lu tunggu sini aja gue mau panggil zika dulu," Titah Adnan begitu mereka sampai di masjid.
"Gue mau ikut aja bang," Izan mengikuti adnan di belakangnya.
langkah izan terhenti begitu melihat sekumpulan anak kecil yang sedang mengaji di dalam masjid juga seorang gadis yang mengajari mereka, itu Faiza.
"Loh Faiza?" Guman izan.
Izan tersenyum bahkan untuk saat ini Faiza terlihat sangat cantik.
"Woy zan malah bengong, ayo kalau mau ikut mah," Adnan menyadarkan lamunan izan.
"Ga jadi bang, izan di sini aja,"
Meski bingung Adnan mengiyakan dan melenggang pergi begitu saja.
Sembari duduk di teras izan kembali memperhatikan Faiza. Dari dalam, terlihat Faiza sedang tertawa bersama anak- anak hingga dimple gadis itu mencuat.
Masya Allah... Cantik banget Gusti.
Inilah yang izan suka dari sosok Faiza, dia selalu membawa kebahagiaan di sekitarnya, jika gadis itu tertawa maka orang yang melihat nya juga akan tertawa.
Ga sia sia gue ikut bang adnan ke masjid.
Waktu sudah menunjukkan pukul lima sore. Anak-anak selesai mengaji dan bermain di luar. Izan yang masih duduk di teras depan masjid hanya memperhatikan mereka sambil menunggu bang adnan datang, lagian tidak rugi juga dia menunggu.
"Jangan jauh-jauh ya main nya," ucap Faiza.
"Siap kak za."
Faiza ikut duduk di teras masjid bersebelahan dengan izan namun dengan jarak yang sedikit jauh, Sepertinya gadis itu menyadari keberadaan izan.

KAMU SEDANG MEMBACA
FAZANI
SpiritualFOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA!!!! Cinta nya izan itu cuman buat faiza dan akan selamanya hanya untuk gadis itu seorang. Disclaimer!!! Fiksi 100% Karya sendiri