Hari-hari Radit jika tanpa Namira [ Chapter VIII ]

12 0 0
                                    

" Gw harus apa..? Kalau Namira belum sadar-sadar?? Apa gw harus ikut menyusul dengan Namira kah? Tapi, dia masih dalam keadaan koma. Sampai sekarang... Belum sadar di rumah sakit. "

Kini, Radit bingung harus melakukan apa saja. Jika tidak adanya Namira, Radit selalu mengeluh dan mengelamun. Entah di sekolah atau dirumah.
Suatu saat, Radit ke rumah sakit untuk melihat kondisi Namira. Disaat Radit sampai di rumah sakit, dia bilang seperti ini kepada Namira.

" Nam.. kalau lu ga ada gimana...? ... Gw harus apa, Nami? Gw selalu kesepian tanpa lu. Gw mohon.. bangun yuk nam? "

Sembari berbicara dengan Namira, Radit pun mengelus tangan Namira dengan elus dan lembut. Dia juga membereskan anak rambut atau poni milik Namira.

" Nami, Radit izin ke kantin rumah sakit ya. Radit ingin sarapan dahulu okey? Namira mau juga kah? Mau makan? Oh iya... Nami kan koma udah empat bulan. " Radit disitu menahan air mata dia lalu pergi ke tempat kantin untuk membeli makanan

" Nanti Radit balik lagi, palingan.. Radit hanya membeli makan yang bubur atau yang lain, selain bubur atau apa gitu. "

Di kantin

Saat Radit sampai di kantin, Radit langsung membeli makanan yang ada dan murah saja. Lalu, dia membeli stok makanan untuk besok hari.

" Huh.. kantin agak ramai sedikit tapi tidak apa. Gw harus beli makanan itu dan kembali lagi. Oh iya, gw hampir lupa. Gw juga harus membeli stok makanan untuk esok hari, tapi yang simple dan murah. Yang penting bisa dimakan. "

Radit kembali dari kantin dan menuju ke kamar ruangan Namira. Dia kembali duduk di kursi tadi, dia selalu memandangi Namira yang selalu berbaring di kasur bersih itu. Sebenarnya, kasur itu sudah agak kotor dan ada niatan untuk membersihkan nya. Tapi, harus meminta bantuan kepada suster-suster yang bisa memindahkan pasien mereka.

" Namira ku, cantik ku, sayang ku. Radit izin mencium pipi sebelah kanan mu sebentar ya? Boleh kan, Nami?? "

Radit mencium pipi bagian kanan Namira.

" Radit ngantuk, sayang. Boleh tidur disini? Di sofa saja ya? Boleh kan? Kalau tidak boleh, tidak apa-apa. Radit akan disini bersama mu. "

Lagi-lagi Namira menggerakkan tangannya lagi dan membuat jawaban dari tangan itu. Kali ini, Radit tidak kaget dengan tangan Namira yang bergerak itu. Radit melihat yang dia memberikan sebuah simbol tangan, meskipun dia hanya gesek-gesek tangannya di kasur saja.

" Ooohh.. ga boleh ya? Oke. Radit tahu, Radit ga akan kemana-mana selain di dekat Namira selamanya. "

Sebenarnya, Namira itu sudah sadar namun dia sadar di dunia lain dan belum sadar di dunia yang aslinya.
Lalu, pagi nya sudah tiba dan Radit pun sudah bangun sebelum matahari naik. Dan, dia bersiap-siap untuk membeli makanan lagi.

" Sayang.. Radit izin ke kantin ya? Tidak akan lama juga lagian. Okey? Jadi, kamu tunggu disini ya?? "

Jawaban dari Namira hanya gosok-gosok tangan di kasur lagi, agar Radit tahu jawaban dari Namira bagaimana.

" Yaudah ya. Radit ke kantin dulu oke? Kamu gapapa sadar sebentar lalu tidur lagi. Kalau kamu belum sadar.. yah.. gimana lagi, kan?? Ha-ha-ha-ha... " Radit menghela nafas dia.

Radit pun ke kantin untuk membeli sesuatu dan sehingga Radit sudah keluar dari ruangan Namira. Namira pun tersadar setelah Radit keluar dari ruangan nya itu.

" Hah.. demi? Baru sadar selama 4 bulan akhir ini? Dan.. ini mau ke 5 bulan?? Jadi... Selama aku koma 4 bulan ini, Radit sering datang ke masa lalu demi membenarkan semua masalah dari hal buruk ku-? " Gumam nya Namira.

Akan Ku Tunggu Kehadiran Mu Disini Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang