Happy Ending with Namira [ Chapter IX - EPISODE EXTRA ]

7 0 0
                                    

" Nami, nanti kita nikah yuk? " Basa basi Radit.
" Nanti ya, skripsi atau tugas kuliah ku tunggu selesai dulu. Ini ada 500 halaman lebih loh. Emangnya kamu sanggup bantu aku? " Tanya Namira.

" Aku sanggup! Apapun tugas kamu, aku siap jadi tanggung jawab keluarga kita!! " Seru Radit.
" Yaudah deh, kalo sanggup mah.. ini harus selesai selama 5 bulan loh? Yakin ga nih?? " Tanya Namira kepada Radit.

" E-eh... 4 bulan? Oh! 5 bulan ternyata.. aku kira itu.. selama 4 bulan. Salah ya? " Jawab Radit.
" Iya. Itu pas kamu ulang tahun dan untungnya dikumpulin pas 5 bulan akhir itu. " Kata Namira.

" Yes! Ini aku pasti bisa selesaiin tugas kuliah kamu hehe " Kata Radit.
" Ingat ya, Radit sayang. Kamu kondisi belum sembuh banget teruskan- " Pembicaraan Namira terpotong saat Radit ikut berbicara juga. Lalu menatap tegas pada Namira, kekasihnya itu.
" Sayang. Walaupun kondisi ku masih terlihat sakit tapi ini adalah tanggung jawab ku sebagai calon suami mu. " Ucap Radit

Deg!
Hati Namira sedang tidak baik-baik saja. Karena cowoknya itu sudah membuat hati dia meleleh dan sedikit salah tingkah.

" Hey? Kamu gpp, sayang?? Kok tiba-tiba terdiam sambil melihat diri ku, hmm? " Tanya Radit sambil menatap Namira
" O-oh.. ti-tidak... Aku memang suka begini " Ucap Namira dengan bohong. Namun, Radit tahu kebohongan Namira.
" Gausah bohong, sayang. " Ucap Radit.
" E-engga.. mana ada aku berbohong?? " Kata Namira yang mendadak kaget saat melihat Radit mengetahui itu.

*****

Hari weekend pun tiba dan mereka sudah berjanjian sebelum weekend datang.
Mereka camping berdua di gunung, mereka juga mendapatkan restu atau izin orang tua nya masing-masing untuk camping berdua. Mereka sebenarnya hari senin harus kampus tapi karena hari selasa sampai hari kamis sedang cuti, mereka ambil hari weekend. Karena mereka juga pagi senin harus bersiap-siap atau membereskan camping mereka berdua itu.
Malam hari pun sudah tiba dan mereka sudah sampai sejak sore hari itu dan mereka juga mengeluarkan barang camping tersebut.

" Radit, mau apa makan malam nya?? Biar aku masakin sini " Ucap Namira yang sedang mempersiapkan panci dan bahan-bahan makanan
" Aku bantuin. Boleh, kan? " Jawab Radit kepada Namira yang sambil memegang tangan dia
" Boleh, tapi asalkan jangan gosong itu makanan nya!! Kamu itu bikin makanan selalu gosong, hm. " Tiba-tiba Namira balas ucapan punya Radit.
" Iya engga sayang.. Radit janji tidak akan gosong. Ya... Walaupun sedikit sih- " kata Radit begitu.

" TUHKAN. RADIT MAHH. SAMPAI GOSONG BANGET AWAS SAJA! HUHH!! " ucap Namira yang tidak suka becanda Radit itu.
" Ulululuuuu, sayang ku ngambek ya? Nanti Radit makan yang bagian gosong saja ya?? Kamu makan yang masih terlihat utuh. " ucap Radit yang merapihkan rambut Namira yang berantakan atau turun kebawah. " Hey? Gimana? Mau ngga?? Radit yang makan itu aja, Namira sayang? "
" Yaudah deh. Sebenarnya ga apa juga, kalau aku makan itu ya walaupun aku ga suka dengan makanan yang gosong-gosong. Aku suda takut sejak kecil.. melihat yang gosong seperti... Rumah ku yang lama di kampung, terbakar hangus hingga gosong dan barang juga ikut kena tapi keluarga sudah sigap untuk mengambil beberapa barang ku dan papa ku masih punya mobil pick up satu, lalu satu lagi sewa teman dekat papa di kampung.. sebab itu, aku takut. Itu rumah pemberian nenek sebelum meninggal untuk aku saat besar dan namun... Rumah itu terbakar. " kata Namira yang ingin menjatuhkan air mata dirinya itu.
" He-heyyy... Jangan turun air mata kamu, sayang. Aku tahu, kamu sayang banget pemberian rumah nenek mu untuk dirimu saat kuliah tapi... Tempat bisa di renovasi seperti semula dengan tampilan yang sudah terlihat megah dikit dan luas. " jawab Radit yang sedang menenangkan Namira

" Tapi.. kata nenek ku... Rumah itu sudah bertahun-tahun renovasi.. dulu juga bekas nenek buyut mu dan bebuyutan ku yang lainnya. Itu juga sudah di renovasi ke enam kali dan kalau kita renovasi atau bangun lagi, menjadi tujuh kali. Bahkan.. rumah di kampung itu, daerah kawasan yang rawan pembunuhan atau kecelakaan, sayang.. kamu yakin? Anak kita suatu saat lahir, ada keturunan yang mirip salah satu anak almarhum nenek buyut ku...? " ucap Namira yang ragu-ragu.
" Kenapa ragu-ragu hmm? Kamu takut penglihatan mu yang itu terbuka lagi?? Begitu, bukan? Tenang sayang... Radit bukan tipe laki-laki yang ninggalin cewek nya kenapa-kenapa ataupun dijahatin oleh orang jahat. Itupun aku ga akan terima sayang. " ucapan manis Radit mulai muncul dan sifat romantis dia pun dimulai.

Akan Ku Tunggu Kehadiran Mu Disini Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang