Bab 5. Ciuman

277 35 19
                                        


Dalam 18 tahun hidupnya Bima belum pernah merasakan yang seperti ini. Perutnya mules, mual, dan jantungnya berdebar kencang. Akibat kejadian kecup tidak sengaja di rumah Abim, Bima jadi penasaran dengan adegan bibir ketemu bibir. Ciuman. Jadi malam itu Bima berselancar di dunia maya untuk mencari video-video ciuman sesama jenis. Bagian hetero Bima sudah sering lihat di drama Korea, tapi kalau sesama jenis masih baru baginya.

"Apa iya seenak itu?" Gumam Bima sambil melet-melet menjilati bibirnya sendiri ketika dua orang dalam video sedang saling sedot bibir, menurutnya.

Itulah awal mula Bima kepo dan satu-satunya harapannya adalah mas-mas tetangga. Abim adalah tempat Bima bereksperimen selama hidupnya. Itu kenapa sekarang Bima nekat minta cium pada cowok itu.

"Ini Mas Abim mau beneran atau cuma bercanda?"

"Daripada kamu nekat nyobain sama orang lain ya aku iyain aja," jawab Abim agak tidak jelas karena suaranya terbawa angin.

"Beneran nih Mas mau ciuman sama aku?"

"Nggak usah tanya berkali-kali daripada aku berubah pikiran."

"Kan tumben Mas Abim nggak isengin aku dulu."

Bima curiga lho kalau Abim langsung setuju tanpa memberi syarat selayaknya mau pasang susuk di dukun. Bukannya mau berburuk sangka, tapi kan biasanya begitu.

"Kamu pengen banget diisengin ya, Bim?"

"Ya nggak gitu juga, Mas."

"Di rumah aja ya, Bim?"

"Ih emang nggak apa-apa? Nanti kalau ketahuan ibu gimana?"

"Aman, bisa diatur."

Setelah beberapa menit melewati jalanan ramai Abim mulai membelokkan motornya ke arah jalan yang lebih sepi sampai berhenti di pinggir sawah dekat dengan perumahan mereka.

"Katanya di rumah, Mas?"

"Tempat sepi lebih enak, Bim."

Bima pun nurut ketika Abim membawanya ke sebuah bangunan dengan dinding kayu yang terletak di tepi sawah.

"Kok ke kandang kambing sih, Mas? Kan bau," protes Bima ketika mendengar suara kambing dari dalam rumah kayu itu.

"Sini."

Abim menarik Bima masuk ke kandang kambing dan menghadapkan anak itu ke depan bilik kambing betina.

"Sana cium," kata Abim yang setelahnya nyengir bahagia.

"Lah?"

"Katanya pengen ngerasain ciuman?"

"Masa sama kambing?"

"Terus sama siapa? Aku nggak mau ya bibir seksiku diperawanin sama kamu. Jangan ikutin aku ke agenda perhomoanmu itu."

Abim masih nyengir sedangkan Bima sudah merengut karena ekspektasi tidak sesuai kenyataan. Sebenarnya Bima tidak heran kalau Abim kembali iseng, tapi kan tadi Abim terdengar sangat meyakinkan membuatnya terbodohi dengan mudahnya. Salah siapa dong?

"Ini bukan agenda homo Mas, aku cuma penasaran rasanya."

"Tapi kamu penasarannya sama cowok. Yang namanya cowok sama cowok itu ya homo. Bukan lesbi, apalagi Lesti."

Garing ah, Bima makin bete.

"Terus sekarang aku harus gimana, Mas?"

"Ya itu cium kambing aja. Si Berlin nggak bakal merasa tersakiti kok kalau kamu mau nyium dia."

Bima menatap kambing bernama Berlin yang sedang mengunyah rumput kemudian anak itu ikutan mengambil rumput dan menggigitnya membuat Abim menjerit kaget.

ABIMANYU [BXB]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang