[1] Good news

309 22 0
                                    

Suara dering bel membuat Hermione melonjak dari kursinya, hari ini adalah akhir pekan, jelas sekali ia mendapatkan surat, siapa yang memberinya surat sehingga tiba pada malam hari? Sejauh itukah surat ini?. Ia membuka pintu rumahnya, dan langsung mengambil surat yang ada disamping pagar rumah.

Sambil berjalan kembali ke dalam rumah, Hermione meneliti surat yang ia genggam, ia melihat logo bertuliskan "HAE" yang terlampir di tengah surat itu.

Wajah Hermione berubah, ia menjadi sangat ceria setelah mengetahui darimana surat itu berasal, dengan tergesa-gesa ia langsung mendudukan dirinya di kursi, dengan segala keberanian dan harapan Hermione membuka surat itu.

Ia menjerit, dan melompat-lompat sambil memanggil ibunya, "Mom, mom, mommy."

Hermione sangat antusias menunjukkan isi surat itu kepada ibunya.

"Astaga dear, kau ini kenapa?" Helena kebingungan melihat anaknya yang kegirangan, dengan rasa penasaran, ia langsung membaca isi surat yang diberikan anak-gadisnya.

Sunday, August 27
Hermione Jean Granger
HOGWARTS ACADEMY ELITE
High school in Skotlandia

dear miss. Granger

We respectfully reply to your letter, we have held a meeting and our decision is unanimous, that you miss. Granger, you are welcome At Hogwarts Academy Elite, with all decisions we send scholarships for your studies here, and all assistance will be provided.

Hopefully with this decision you can maintain your Scholarship.

Yours faithfully;

Albus Dumbledore

Mata Helena berkaca-kaca, ia sangat bangga pada anak gadisnya, mendapatkan beasiswa untuk bersekolah di tempat yang Mewah bukan hal yang mudah bagi Hermione.

Namun berkat usaha Ia dan Jack-suaminya, Hermione dapat terus melanjutkan pendidikannya. Dan jelas Hermione juga pandai, Helena langsung memeluk Hermione,

"Mom bangga padamu dear." Ucap Helena sembari mengelus punggung anaknya.

Hermione melepaskan pelukan untuk menatap mata ibunya, "Aku juga bangga pada mom, aku selalu bangga menjadi anak kalian." Lirih Hermione.

"Aku pulang gadis-gadis." Sebuah suara menggoyahkan dua wanita yang sedang berpelukan untuk berbagi kasih. Hermione tersenyum melihat ayahnya yang baru pulang setelah bekerja.

Helena terkekeh, ia menghampiri suaminya untuk membawakan tas dan mencium singkat Jack.

Jack dibuat aneh oleh kedua wanita dihadapannya,

"Ada apa dengan kalian?." Jack bertanya sambil mengerutkan keningnya.

Dengan senyum Helena menghampiri Jack yang terduduk dikursi. Ia mengulurkan tangannya untuk memberikan secarik kertas. Ia melihat perubahan wajah suaminya setelah membaca surat itu.

"Ya tuhan," Jack langsung memeluk anak gadisnya. Ia menangis sambil mengusap-usap wajah Hermione.

"Helen, betapa beruntungnya aku memiliki anak ini." Ucap Jack seraya melepaskan pelukan Hermione. Dan langsung berjalan untuk merangkul istrinya.

"Kita berhasil membesarkannya." Gumamnya yang hanya didengar oleh sang istri.

Sebuah anugerah terindah bisa melihat dua orang yang Hermione cintai bahagia, Hermione bangga kepada kedua orangtuanya, ia juga bangga kepada dirinya sendiri, terlebih keberuntungan yang paling ia syukuri adalah terlahir di keluarga ini.

Walaupun tidak kaya, setidaknya segala kebutuhan terpenuhi, dengan kerja keras Ayah dan ibunya, Hermione mampu terus bersekolah. Keluarga kecil dengan segala kasih dan sayang.



















Hari-hari berlalu sangat cepat, Hermione menatap jendela kamarnya, diluar adalah pemandangan yang sangat indah, air hujan membasahi segalanya. Ia membuka jendela untuk merasakan angin yang berusaha masuk kedalam.

Wangi tanah melewati indra penciumannya, suara hujan turun dapat ia dengar, hal yang Hermione sering lakukan. Mata Hermione mengelilingi kamarnya, menatap setiap sudut ruangan.

Besok, Hermione tidak akan ada dikamar ini lagi, tidak akan mendengar suara air hujan yang turun, walaupun juga bisa, tapi pasti akan berbeda.

Hermione sempat berfikir kembali untuk berangkat ke Skotlandia. namun, melihat kedua orangtuanya yang sudah bersusah payah untuknya, terlebih setelah mereka mendapatkan surat itu, ayahnya selalu bekerja hingga larut malam. Hermione tak bisa membatalkan beasiswa itu. Ia tidak mau mengecewakan kedua orangtuanya.

Dari lubuk hatinya yang terdalam, ia menjanjikan hal-hal bahagia kepada ayah dan ibunya.



















Meski tak seramai biasanya, Stasiun King C'ross selalu menjadi pusat tranformasi yang terjangkau, Banyaknya orang yang berlalu-lalang membuat Hermione sedikit kebingungan menemukan loket, Hermione mengedarkan pandangannya, ia mendongkak untuk melihat di ujung sebelah utara, itu loket.

Hermione langsung berjalan meskipun harus sedikit berdesakan dengan orang.

Ia membeli tiket rute King C'ross-London menuju Stasiun Weverley-Edinburgh, dan pemberangkatannya pukul sepuluh pagi, dan itu hanya sekitar lima belas menit lagi.

Hermione bergegas kembali menuju Ayah dan Ibunya yang menunggunya di Peron.

"Kau mendapatkannya dear?" Tanya Helena yang melihat Hermione menghampirinya.

Hermione mengangguk, "Sudah mom, agak sulit rupanya." Lirih Hermione.

"Pukul berapa pemberangkatannya?"

"Sekitar tujuh menit lagi dad," Jawab Hermione lirih.

Hermione menatap ayah dan ibunya yang tersenyum untuk menenangkannya, ia akan merindukan itu, merindukan senyum menenangkan mereka. Rasanya berat sekali untuk jauh dari orang tuanya.

Suara sirine kereta api membuat Hermione kembali sadar dari lamunannya, keretanya akan berangkat, ia menatap kembali kedua orangtuanya, memeluknya sambil menangis.

"Aku akan merindukan kalian," Ucap Hermione disela isakan tangisnya.

Hermione merasakan pelukan kedua orangtuanya mengerat, ia mendengar ibunya mengucapkan 'Mom akan lebih merindukanmu dear,'

Suara sirine kembali terdengar, menandakan bahwa penumpang harus segera naik. Hermione terpaksa melepaskan pelukannya, sambil melangkah mundur, ia menatap kedua orangtuanya, "Aku sayang kalian."

Hermione berjalan menjauh dan langsung menaiki tangga, ia duduk dikursi yang ia dapat, beruntungnya kursi itu dekat jendela.
Ia mendudukkan dirinya di kursi, dan langsung melihat keluar jendela.

Ayahnya memeluk ibunya yang sedang melambaikan tangan kepadanya, itu yang terakhir Hermione lihat sebelum kereta bergerak.

Hermione menatap keluar jendela, kereta bergerak sangat cepat, ia tidak pernah menyangka akan pergi dari tempat ini, dari kedua orangtuanya. Ia akan sangat merindukan London.




𝗧𝗛𝗘 𝗟𝗜𝗢𝗡𝗘𝗦𝗦 [Tomione] By JaneedgarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang