Hermione mengerjap dari tidurnya, dia terbangun dengan paha yang terasa kaku. Dia membuka tirai jendela dan melihat melalui kaca kereta yang bergerak melaju ke stasiun berikutnya.Perjalanan kereta api di malam hari memang selalu mengantarkan penumpang menuju tujuan sambil memanjakan mata mereka dengan pemandangan malam di jendela.
Setelah kereta berhenti, ia langsung bangun dari duduknya, meraih koper bawaannya dan pergi menuju pintu keluar. Banyaknya penumpang membuat Hermione kesulitan untuk keluar dari kereta, tetapi ada sebuah tangan yang mengulurkan bantuan untuk menariknya keluar.
Ia sedikit terhuyung karena tarikan itu, ia memegang kepalanya yang terasa pusing, dan mendongkakan kepalanya untuk melihat sosok pria dihadapannya.
Tubuhnya lumayan tinggi dari Hermione, manik matanya berwarna biru, seakan ada lautan luas didalamnya, walaupun ia menggunakan kacamata, Hermione tau pria itu sedang menatapnya bingung,
Ia tersenyum pada Hermione.Hermione menyadarkan dirinya, ia dengan tegap menatap pria itu, membalas senyumnya.
"Apa kau baik-baik saja?" Tanya pria itu terlihat khawatir, "maksudku, aku menarikmu terlalu kencang. Maafkan aku." Lirihnya sambil mengangguk kecil.
Hermione terkesiap, ia langsung menggelengkan kepalanya. "Aku tidak apa-apa, tidak perlu khawatir."
Pria itu mengangguk pada Hermione, seakan mengerti, Hermione berterima kasih kepada pria itu,
"Well, sama-sama, aku akan pergi kalau begitu." Jawabnya, Hermione menganggukan kepalanya dan melihat pria itu menjauh dari pandangannya.
Hermione menatap pemandangan dari dalam kaca taxi, karena tadi sempat hujan, jalanan menjadi basah. Ia sedikit menurunkan kaca mobil untuk menghirup angin malam Edinburgh, hembusan angin membuat rileksasi pada pikirannya.
Setelah sekitar menempuh dua puluh lima menit dari stasiun, ia sampai di depan bangunan yang lumayan besar. Hermione memutuskan untuk mencari penginapan sebelum ia memasuki Hogwarts, setelah memberi Tip pada sopir, ia melangkah masuk kedalam penginapan, Hermione mengedarkan pandangannya keseluruhan dalam bangunan, nuansa didalam seperti era 70-an, dengan adanya penerang bercahaya kuning menambah kesan minimalis.
Bangunan khas Skotlandia.
Hermione berjalan menuju meja resepsionis, ia memesan kamar single bed hanya untuk dua malam, setelah menyelesaikan administrasi dan mendapatkan kunci kamar, ia langsung berjalan menaiki tangga, Ia mendapatkan kamar nomor 027.
Hermione terhenti kala mendapati nomor kamarnya, ia langsung membuka pintu kamar, dan tak lupa menguncinya kembali setelah masuk.
Single bed, ukuran kamar yang sangat pas untuk Hermione, dengan adanya kasur yang cukup untuk dua orang-mungkin.
Tak lama setelah membereskan barang bawaannya, Hermione langsung membersihkan diri, memakai piyama pendek tidurnya yang berwarna merah marun, ia langsung membaringkan tubuhnya di atas ranjang, mengingat hari ini yang panjang dan melelahkan, membuat ia tanpa sadar menutupkan matanya dan terlelap.
Pagi telah menyingsing, Hermione membuka matanya setelah cahaya matahari menyinari wajahnya melalui jendela kaca. Tidur nyenyak membuat Hermione sedikit malas untuk bangun, namun ia harus pergi keluar membeli kebutuhan untuk sehari kedepan.
Setelah mengumpulkan sisa-sisa nyawanya, akhirnya Hermione memutuskan untuk pergi mandi.
Hanya membutuhkan sepuluh menit untuknya membersihkan diri, Hermione meraih beberapa pakaian untuk dipakai, ia memutuskan untuk memakai cardigan rajut warna cokelat milo dan celana pendek dengan warna cokelat yang lebih muda. Tak lupa ia juga sedikit memberi polesan pada wajahnya.
Hermione melihat pantulan dirinya dicermin, lumayan mudah diatur, gumamnya saat melihat rambutnya.
Hermione adalah gadis yang memiliki rambut bergelombang, ia sedikit tidak percaya diri karena rambut mengembangnya, apalagi saat masih sekolah dasar dulu, ia sering diejek oleh anak-anak lain dengan kata 'Sarang burung'.
Namun setelah beranjak remaja, ia sedikit mengurus rambutnya, walaupun terkadang rambutnya akan mengembang dikeadaan tertentu, setidaknya tidak seburuk dulu.
Setelah dirasa selesai dengan penampilannya, ia langsung berjalan keluar kamar penginapan, menuruni tangga. Ia melihat loby penginapan penuh dengan tamu.
Setelah keluar dari penginapan, Hermione memilih berjalan kaki, ia ingin menikmati suasana pagi di Edinburgh, setelah beberapa menit ia menyusuri jalanan, ia melihat toko buku dihadapannya, ia tersenyum, jiwa kutu bukunya menggerogoti pikirannya.
Ia akhirnya memutuskan untuk pergi ke toko buku, berjalan memasuki toko ia melihat banyaknya rak yang menyimpan buku-buku dengan tataan rapi. Hermione berdecak kagum.
Buku-buku ditata sesuai kategori pengelompokannya, dengan tiga buku ditangannya, ia memutuskan untuk membeli satu buku lagi.
Setelah menemukan buku yang diinginkan, ia berjalan dari rak ke rak, dan berbelok saat seseorang menubruknya yang membuat Hermione terlonjak kaget hingga menjatuhkan buku-bukunya.
Ia langsung berjongkok untuk mengambil buku-bukunya, dan Hermione mendengar orang dihadapannya menggumam kalimat 'oh astaga maafkan aku', ia merasa orang dihadapannya ikut berjongkok untuk membantunya, ia mendongak dan menatap orang dihadapannya.
Hermione menatap seseorang dihadapannya, ia adalah pria yang membantunya saat distastiun. Ya, itu dia.
"Hei, kita bertemu lagi." Ucap pria itu membantu Hermione untuk berdiri, ia menyadari bahwa mereka telah bertemu kemarin.
Hermione tersenyum dan mengangguk, "Hallo," ucapnya.
"Aku minta maaf kau tau, aku tadi tidak fokus berjalan." Ucapnya.
"Tidak, tidak masalah." Jawab Hermione.
"So, I'm Harry Potter" Ucapnya sembari mengulurkan tangannya pada Hermione, "Kurasa kita akan selalu bertemu, dan kita harus saling mengenal." Lanjutnya dengan senyum.
Hermione dengan senang hati membalas uluran tangannya, " I'm Hermione Granger."
"Well, Hermione. Nama yang unik." Balas Harry tersenyum pada Hermione.
"Kau mau kubantu?" Tanya Harry pada Hermione.
"Tidak usah, aku tidak mau merepotkan."
"Sebenarnya aku yang mau direpotkan olehmu," ucap Harry tersenyum memperlihatkan giginya.
Hermione terkekeh, "Oke baiklah, anggap saja permintaanmu sebagai hutang budi saat distastiun.
Harry tertawa dan mengangguk, mereka lantas berjalan ke kasir untuk membayar buku yang telah dibeli Hermione.
Setelah selesai membayar, mereka berjalan menuju luar toko.
"Hermione apa kau sibuk?" Tanya Harry saat mereka sudah keluar Toko.
Hermione sedikit terkejut, tidakkah Harry terlalu cepat memanggil nama depannya?, padahal mereka baru saling mengenal. Tapi jujur saja, ia suka dipanggil menggunakan nama depannya, lagipula Harry adalah orang yang baik.
"Hermione?,"
Hermione menyadarkan pikirannya, ia menggeleng untuk menjawab Harry,
"Aku hanya sedang berpergian untuk mencari kebutuhanku."
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗧𝗛𝗘 𝗟𝗜𝗢𝗡𝗘𝗦𝗦 [Tomione] By Janeedgar
Fanfic[Update setiap Sabtu & Rabu] - ✧THE LIONESS✧ "𝘒𝘢𝘶 𝘴𝘢𝘯𝘨𝘢𝘵 𝘤𝘢𝘯𝘵𝘪𝘬 𝘭𝘪𝘵𝘵𝘭𝘦 𝘨𝘪𝘳𝘭" "𝘋𝘰𝘯𝘵 𝘵𝘰𝘶𝘤𝘩 𝘮𝘦!" "𝘛𝘦𝘯𝘢𝘯𝘨, 𝘢𝘬𝘶 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘮𝘱𝘦𝘳𝘭𝘢𝘬𝘶𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘶 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘣𝘢𝘪𝘬," 𝘏𝘦𝘳𝘮𝘪𝘰𝘯𝘦 𝘮𝘦𝘳𝘪𝘯𝘨𝘪�...