BAB 6

4.3K 595 209
                                    

--- Belonged To The Three Mafia ---

***


Pemandangan di dalam kandang Achiles tidak jauh berbeda dengan kandang Ares. Di dalam kandang Achiles juga terdapat kolam untuk si kucing belang itu berendam. Namun perbedaan yang terlihat mata adalah di dalam kandang Achiles dikelilingi jeruji besi yang melingkar, juga kaca tebal.

Melihat itu Xiao Zhan merasakan firasat yang tidak enak. Sepertinya Achiles lebih buas dan bengis daripada hewan buas lainnya yang baru saja ia mandikan. Entah kenapa Achiles ini akan sulit ia tangani.

Ketika salah seorang penjaga hendak membuka gerendel besi kandang milik Achiles, Xiao Zhan melarangnya.

"Tu-tunggu dulu, jangan dibuka dulu!" seru Zhan tiba-tiba.

Rahang Wangji langsung mengerat. "Kenapa lagi?!" bentaknya kesal. Ia sudah lelah menghadapi drama konyol pemuda di depannya ini.

"Ka-kali ini aku tidak bisa masuk ke dalam, Tuan. Aku takut."

"Dengar, bocah, segera masuk ke dalam atau kulempar ke dalam sana dengan paksa," kata Wangji mengancam.

Kalimat ancaman itu berhasil membuat Xiao Zhan menciut. Ia tahu pria yang berdiri di depannya ini tidak akan segan melakukannya.

"Tuan, kali ini firasatku tidak enak, " ujarnya ngeri.

Wangji lama-lama bosan mendengar keluhan ketakutan Zhan. Ia merogoh mengambil sesuatu dari balik jas lalu menodongkannya ke arah Zhan. "Masuk, atau kulubangi kepalamu," ancamnya.

Melihat pistol yang teracung ke arahnya membuat kaki Zhan lemas. Seketika ia berlutut meminta ampunan. "Ampun, Tuan, jangan tembak kepalaku. Aku masih ingin hidup."

Tadinya Wangji tak berniat untuk mengancam Xiao Zhan. Tetapi karena hari sudah menjelang siang, ia tak bisa membayangkan betapa terganggunya Achilles karena saat ini jam tidurnya. "Masuk," ucap Wangji sembari mengokang pistolnya.

Xiao Zhan mengepalkan tangan, dan menggigit bibir. Ia ragu untuk beranjak berdiri. Ia menoleh menatap pintu kandang yang masih tertutup. Xiao Zhan bergeming berlutut di tempat sampai dinginnya moncong pistol menyentuh pelipisnya. Saking terkejutnya ia hampir terkencing di celana.

"Ja-jangan tembak aku, Tuan," cicitnya sembari bergegas bangun.

Wangji mengisyaratkan kepada penjaga untuk membuka gerendel pintu besi kandang milik Achilles.
"Masuk," perintahnya sembari melotot.

Belonged To The Three MafiasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang