2. PIECE OF MIND

38 6 84
                                    

"Lo, yang namanya Annora?" tanya Madha sembari meletakkan kembali ponsel ke meja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lo, yang namanya Annora?" tanya Madha sembari meletakkan kembali ponsel ke meja.

Gadis itu memperlambat kedipan matanya, dengan batin yang terus menebak apa yang sebenarnya Madha inginkan darinya. Apakah ia ketahuan sebab menyimpan nomor telepon pemuda itu secara ilegal?

"I-iya, Kak. Saya Annora," jawabnya dengan suara yang kecil. Nora seketika menjadi formal sebab ia gugup, hatinya belum siap. Karena ini adalah interaksi pertama Nora bersama cowok yang telah lama menjadi idamannya. Ralat, baru sebulan. Karena Annora murid baru di SMA BINA BANGSA. Yang mana semester ganjil baru resmi dimulai beberapa minggu lalu.

"Ikut gue," ajak Madha singkat.

"Mau ke mana, ya, Kak?" tanya Nora yang hanya dibalas kode supaya ia segera mengikuti langkah Madha.

"Nora mau dibawa ke mana?" Fairuz ikut bertanya dengan tangan terlipat di dada. Tatapan tajam ia berikan tanpa peduli sedang berhadapan dengan siapa.

Madha memutar tubuhnya, menghadapi Fairuz. Lalu ia berucap lembut, "Pinjam temen lo sebentar, ya? Ada urusan."

Nora melirik kedua sahabatnya yang juga menatap penasaran pada kakak kelasnya itu. Tanpa ada sepatah kata pun, Maudy dan Fairuz kompak menggeleng.

"Temen saya jangan diapa-apain, Kak," tambah Maudy yang sedari tadi bungkam. Madha menanggapi dengan anggukan.

Karena Madha terus memberi perintahnya, ia merasa tidak ada pilihan lain. Nora pun nurut, ia ikuti langkah kaki yang lebih besar darinya itu. Nora merasa seluruh atensi mengarah pada dirinya saat ini. Tatapan dari siswa siswi mengandung begitu banyak arti. "Ini mau kemana, Kak?" Meski ragu-ragu Nora bertanya lagi.

"Kenapa formal banget?" Madha menengok ke samping kiri dan mengangkat kedua alisnya pada Annora. "Gue belum tua-tua banget kok. Baru kelas sebelas," imbuhnya.

"Ah iyaa, tau kok."

"Tau?" Madha memangkas sedikit jarak dengan gadis mungil itu.

"Jangan dekat-dekat, please!"

"Iya, tau ... maksudnya, semua anak di sini pasti tau Kakak!" jelasnya sembari terus melangkahkan kaki beriringan dengan pria yang tak peduli dengan keadaan hatinya saat ini.

"Hmm." Madha tersenyum lalu meluruskan kembali pandangannya. "Lo disuruh ke ruang guru, ketemu Bu Melin."

"Oh, Saya dipanggil Bu Melin?" Nora merasa lega.

Fyuhh, aman, Nora. Lo nggak perlu overthinking, monolognya.

"Baik Kak, saya langsung ke sana. Terima kasih, Kak, udah ngasih tau."

"Perlu gue anterin?"

"Eh, nggak perlu, Kak! Saya tau kok ruang guru di mana." Berkali-kali ia gelengkan kepalanya seakan baru saja mendapat kabar buruk, tapi sebenarnya baik. Ah, intinya gadis itu salah tingkah. "Permisi, Kak." Nora mengayunkan langkah secepat kilat meninggalkan kakak kelasnya. Hal itu berhasil membuat seulas senyum manis terbit di bibir Madha.

BAD LIAR (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang