"Nora! B-burung gue!" teriak Arkan dari luar rumah. Ia panik bukan main saat mendapati burungnya tak berada di tempat semula.
Nora yang mendengar teriakan panik itu langsung bergegas dari arah dapur setelah mencicipi buah segar yang dikupas oleh sang mama tercinta. Tak begitu jauh, tapi cukup untuk membuat gadis yang jarang berolahraga itu ngos-ngosan.
Setibanya di lokasi Arkan berada, Nora bertanya dengan suara yang cukup untuk memekakkan telinga. "Kenapa, Kak? Burung lo kenapa!"
"Hilang!" Dengan wajah khawatir, Arkan memperlihatkan sangkar burung berbahan dasar besi kecil itu pada adiknya. "Cimory, hilang
...," ucapnya dengan wajah merengek seperti anak kecil kehilangan mainan.Nora menekan tombol jeda pada layar ponselnya. Ia meringis sebelum menjawab, "Ish, gue kira-" Ia potong ucapannya.
"Si Mory ke mana, sih? Masih pagi gini malah cabut." Kedua mata Nora pura-pura menelisik ke seluruh penjuru halaman rumah.
"Nora, lo mikirin burung apa barusan? Gue nggak terima, ya, Adek gue makin nggak bener gini!"
"Apaan, sih, Kak? Fokus dong. Ini tuh Mory lagi ilang, lo malah mikirin yang enggak-enggak."
'Padahal dia yang mikir enggak-enggak.' Arkan bermonolog dengan menyipitkan matanya.
"Ah, udahlah," pasrah Arkan sembari menautkan kembali sangkar burung di tempat asalnya. "Nanti Mory juga balik kayak biasanya."
Jawaban sang kakak membuat Nora berdecak kesal. "Jadi buat apa teriak-teriak gitu?" tanya Nora menampilkan ekspresi geram. "Ganggu aja, ih! Gue rela nge-pause drakor cuma buat gini doang?"
"Lah? Kok marah?"
"Ck! Malesin." Nora yang hampir membalikkan tubuh tiba-tiba ia urungkan niatnya. Tanpa ucapan kata, Nora tarik lengan Arkan menuju sofa ruang tamu, lalu Arkan didudukkan secara paksa.
"Karena Kakak udah ganggu ketenangan hidup Nora, jadi Kakak harus jawab pertanyaan gue dengan sejujur-jujurnya. Oke Kak Anza yang budiman?"
"O-oke ...?" Ekspresi merasa aneh jelas terukir di wajah lelaki yang hampir berkepala dua itu. "Mau nanya apa?" tanya Arkan meraih mangkuk di meja yang berisi kacang rebus dan melahapnya.
"Kak, lo angkatan ke-13 dari SMA Bina Bangsa, 'kan?" tanya Nora langsung pada intinya. Tentu Arkan mengangguk, sebab ia memang lulusan dari sekolah yang kini adiknya yang terdaftar sebagai murid di sana.
"Napa emang? Tumben amat lo penasaran tentang kehidupan gue?"
"Kak, jawab pertanyaan gue dengan cepat dan jujur, ya?"
"Lo makin hari makin aneh, Nora." Arkan menggelengkan kepala karena perlakuan adiknya yang semakin aneh belakangan ini.
"Gue nggak tau ini mitos atau fakta. Yang jelas, denger-denger ... gosipnya setahun lalu ada yang bunuh diri di Bina Bangsa?" tanya Nora dengan mengecilkan suaranya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAD LIAR (ON GOING)
Teen Fiction{ Mystery_Crime_Humor } "𝐻𝑎𝑙𝑓 𝑎 𝑡𝑟𝑢𝑡ℎ 𝑖𝑠 𝑜𝑓𝑡𝑒𝑛 𝑎 𝑔𝑟𝑒𝑎𝑡 𝑙𝑖𝑒." Semuanya baik-baik saja, sampai seorang Madhava Lazuardi dirumorkan sebagai pembunuh wanita satu-satunya di band Galaxy setahun silam. Start : Sat, 26 August 23 En...