11. HER STANDING THERE

13 3 19
                                    

Pagi berikutnya, Nora memilih untuk mengikuti kata hatinya dibanding harus mendengar ucapan sang kakak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi berikutnya, Nora memilih untuk mengikuti kata hatinya dibanding harus mendengar ucapan sang kakak. Bahkan sahabatnya, Fairuz, juga menyetujui usulan Arkan untuk tidak dekat-dekat dengan kakak kelas yang tampak dingin itu. Namun, Nora tetap bersikukuh dengan kata hatinya. Tepat ketika jam istirahat tiba, Nora langsung menuju ruang musik untuk menemui seseorang.

Ketika tiba di depan ruangan yang terasa familiar itu, Nora bisa melihat sosok pemuda yang tengah duduk sendirian di dalam sana—melalui celah pintu. Meski hanya melihat ujung kepalanya saja, Nora sudah bisa mengenali siapa pemuda itu. Nora mengetuk hingga beberapa kali. Yang tadinya hanya rambut yang Nora saksikan, kini wajah karismatik Madha yang ditangkap oleh netranya. Bukan hanya itu, bahkan senyuman teduh juga Nora dapatkan. Mungkin itu juga menjadi salah satu alasan mengapa Nora memilih untuk datang ke sana.

Madha mempersilakan adik kelasnya itu masuk. Kebetulan, anggota band lainnya masih memiliki kesibukan masing-masing, jadi, hanya ada Madha seorang di studio.

Saat keduanya sudah duduk dengan nyaman. Madha bertanya, "Lo ke sini antara mau nolak tawaran gue, atau ...."

"Saya mau, Kak," potong Nora, sempat membuat Madha terpaku. "Dengan syarat, Kak Madha nggak bilang ke siapa-siapa, terutama Kak Anza."

Alis kiri Madha terangkat. Ia tidak tahu harus bereaksi seperti apa. Sudah pastilah, Arkan akan semakin mengutuknya jika sampai tahu bahwa sang adik masuk ke band tersebut. Atas tawaran Madha sendiri.

"Sebaiknya elo pikirin lagi. Keputusan ada di tangan lo ... gue nggak akan maksa. Kalau situasinya nggak memungkinkan, ya, apa boleh buat?"

Nora menggeleng pasti. "Saya udah pikirin kok, Kak. Lagipula saya mau hobi menyanyi ini bisa dilatih, dan nggak hanya sekedar jadi hobi. Tapi, juga menjadi sesuatu yang bisa saya banggakan nantinya."

Ucapan Nora membuat Madha kembali tersenyum. Melihat antusias gadis manis itu, membuat semangat yang ada dalam dirinya seolah bergejolak tidak karuan.

Di saat bersamaan datang anggota lain yang dibuat terkejut karena kehadiran Nora yang tidak diduga. Perkenalkan canggung Nora lakukan di hadapan pemuda-pemuda yang kepopulerannya tengah memuncak. Saat bertatapan langsung seperti ini, Nora seketika merasa lemas di bagian kakinya.

Melihat hal tersebut, Madha menyudahi sesi perkenalan. Ia raih kursi di sampingnya, lalu dia letakkan di belakang Nora.

"Duduk," ucap Madha singkat. Hal itu berhasil membuat Alzam tidak dapat menahan ekspresi menggoda. Namun, Lenska menghentikannya.

Mereka berlanjut ke langkah selanjutnya, yakni tes vokal. Sebelum itu, Nora meminum air mineral yang diberi Rain saat masuk tadi. Lalu ia berdeham, memastikan tenggorokannya bisa diajak kerjasama.

"Ini ... saya boleh nyanyi lagu apa aja, 'kan?" Nora bertanya dengan keragu-raguan.

"Bwoleh!" seru Alzam, "lagu nina bobo juga oke, kalau elo yang nyanyiin. Ya nggak, Dha?" Alzam melirik sahabatnya yang kini juga meliriknya tajam.

BAD LIAR (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang