10. CONFUSED

20 4 36
                                    

Sesampainya di rumah, Nora masih tetap meminta penjelasan dari sang kakak yang sedari tadi mulutnya terkunci

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sesampainya di rumah, Nora masih tetap meminta penjelasan dari sang kakak yang sedari tadi mulutnya terkunci. Atas dasar apa Arkan memperlakukan Madha seperti seorang pelaku kejahatan? Dari manik cokelat jernih milik Arkan, Nora bisa membacanya dengan jelas, ada rasa benci dan amarah yang bersembunyi di sana. Sebelumnya Nora tidak pernah menyaksikan hal serupa. Kakaknya selalu tenang ketika berhadapan dengan seseorang.

"Kak!" teriak Nora saat memasuki rumah.

"Nora, stop! Just listen! Jangan pernah berurusan lagi sama cowok itu!"

"Gimana Nora bisa ngerti, kalau Kakak nggak ngasih tau alasannya!"

Wanita berkulit bersih dengan pakaian tidur telah membalut tubuhnya—keluar saat mendengar perdebatan antara kedua anaknya. Ia menghampiri putri bungsunya, sembari mengusap lembut punggung Annora.

"Sudah-sudah. Apa yang kalian ributkan, sih?" tutur Rosa meminta penjelasan. "Arkan, jelasin ke mama."

Setelah meneguk air mineral yang diambilnya dari lemari pendingin, Arkan menduduki salah satu kursi yang mengelilingi meja makan. Ia menatap lamat adiknya dari kejauhan. Beberapa kata yang ingin sekali diucapkan, tetapi ia tahan.

"Dia bukan cowok baik seperti yang elo kira. Sebagai kakak, gue nggak mau elo kenapa-kenapa. Cukup menjawab, 'kan?"

Alis Nora bertaut. Tentu kalimat itu tidak menjawab seluruh pertanyaan yang ada di benaknya. "Apanya yang—"

"Ma, Arkan ke kamar," potong Arkan.

Setelah menyelesaikan ucapannya, Arkan melangkah pergi. Sementara Nora, ia justru semakin dibuat bingung. Sebenarnya apa yang terjadi antara kakaknya dengan Madha? Apakah ini ada hubungannya dengan masa lalu Galaxy? Atau apa? Untungnya Nora berhasil ditenangkan oleh sang mama tercinta. Kalau tidak, mungkin saja gadis itu akan membuat kegaduhan di malam yang semakin larut, menagih penjelasan dari Arkan.

***

Yang namanya rasa penasaran, pasti sulit ditahan, apalagi bagi anak berusia remaja. Begitu pula dengan murid SMA Bina Bangsa, kini berbondong-bondong ke ruang konseling. Ralat, lebih tepatnya hanya di depan ruangan. Mereka berbaris seperti semut yang kompak, mengintip di balik jendela kaca transparan. Kadang saling mendorong, menyebabkan polisi yang berada di dalam menggertak. Memang diam, tetapi hanya untuk sesaat. Diusir pun, hanya beberapa yang acuh.

"Lihat, deh. Madha nyewa pengacara," bisik seorang siswi pada temannya.

"Kalau dia bebas, gue speechless, sih. Ternyata uang se-berpengaruh itu."

"Udah jelas-jelas kata Pak Satpam kalau cuma Madha yang ada di studio. Terus, sekarang pura-pura polos dan seakan-akan Ressa beneran bundir? Euhh ... serem banget." Gadis berkacamata mengakhiri kalimatnya dengan ekspresi merinding.

BAD LIAR (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang