Tentang seorang direktur cantik yang terobsesi dengan bocah kuliahan.
"Kau tahu, aku akan selalu mendapatkan apa yang aku inginkan sayang " Karin Silviana Wijaya
"Persetan dengan keinginan mu! Lepaskan aku dan biarkan aku bebas! " Williona Andreasa...
Aktivitas panas kedua insan yang asyik bergelut diatas meja makan sontak berhenti saat teriakan seorang lelaki perubahan menggema mengisi seisi ruangan disana.
Mengetahui siapa yang datang dengan tidak sopan nya, Karin membenarkan letak baju nya yang sebelumnya sudah setengah naked. Sedangkan Willi diam seribu bahasa. Suara nya serasa tercekat dikerongkongan nya saat netra nya tidak sengaja bertabrakan dengan tatapan tajam dari lelaki parubaya tersebut.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Suho as Sultan
"Papi? Papi, ngapain disini? " tanya Karin yang masih terkejut dengan kedatangan lelaki parubaya tersebut yang tak lain adalah Sultan, ayah kandung Karin.
"Memang kenapa kalo papi ke sini hah?! Kalo saja papi tidak nekat datang ke mansion kamu, mungkin saja papi tidak akan tahu kelakuan busuk kamu di belakang papi! " bentak Sultan melihat kelakuan putri semata wayang nya itu.
"Papi apa apaan sih? Kalo papi kesini cuma mau bahas perjodohan gila itu lebih baik papi nggak usah kesini. Karna sampe kapan pun, Karin tidak akan pernah mau, pi. Karin udah menemukan seseorang yang Karin cinta. " bantah Karin tidak mau kalah dengan Sultan
"Siapa? Gadis abnormal disamping kamu itu?! " sindir Sultan dengan tatapan remeh kepada Willi
"Papi! Dia adalah calon suami Karin! Jadi papi jangan sekali sekali berbicara tidak pantas seperti itu sama Willi!"
"Papi itu papi kamu, Karin! Jadi papi berhak menentukan siapa masa depan kamu nantinya. Hhh, papi tidak sangka baru berapa kali bergaul dengan gadis itu, kamu sudah berani adu mulut dengan papi“ sahut Sultan
"Karin nggak peduli pi! Yang penting sekarang aku cuma mau sama Willi, orang yang Karin cintai. Kalo urusan papi sudah selesai disini, lebih baik papi pergi, daripada bikin ribut aja disini! " usir Karin
"K-kamu mengusir papi demi dia? Hhh, benar benar keterlaluan! " sungut Sultan tidak Terima
Dengan berat hati, Sultan beranjak meninggalkan mansion Karin. Namun sebelum itu, Sultan sengaja menabrakkan lengan kekar nya pada bahu Willi sambil berbisik.
"Berani kau bersanding dengan putriku, aku pastikan timah panas ku akan bersarang dikepala mu. Camkan itu! " desis Sultan di telinga Willi yang hanya bisa di dengar oleh mereka berdua saja.
Selepas membisikkan beberapa kata ancaman, Sultan keluar dari pekarangan mansion Karin dengan gaya berjalan khas nya yang terlihat arogan. Jari nya sibuk memijit pangkal rokok yang sebelumnya sudah ia pasang diatas cerutu sebelum ia sulut dengan korek api.