Chapter 1

9.1K 625 25
                                        

Happy Reading
.
.
.
.

.

.
.

.
.

.
.
.
.
.
.
.
.
.



Author POV

Masyarakat ibu kota kembali disibuk kan dengan kegiatan nya pagi ini. Hiruk pikuk celoteh dari penggunaan jalan memadati akses transportasi umum. Semua orang berbondong bondong untuk mengantri kendaraan umum sambil menenteng tas kerja nya.

Hampir sebagian dari mereka memiliki arah dan tujuan yang sama. Kemana lagi jika bukan menuju SKY COMPANY. Perusahaan terbesar kedua di Asia kini telah merambat masuk ke dalam ibu kota.

Dimana gedung pencakar langit mereka telah menghabiskan puluhan bahkan ratusan miliar. Segala fasilitas yang memadai tersedia di dalam gedung SKY COMPANY.

Tepat pukul tujuh, seorang wanita dewasa tengah berjalan santai memecah kegaduhan dari para karyawan nya. Bunyi peraduan heels dengan lantai marmer sukses membuat semua mata tertuju padanya.

Tidak jarang dari mereka yang menyapa atau bahkan sekedar untuk menundukkan kepala nya penuh hormat. Tapi apa yang mereka dapatkan? Hanya sebuah tatapan acuh dan sorot mata tajam yang terus memandang kurus ke arah lift khusus untuk pimpinan.

TING

Lift telah sampai pada lantai teratas gedung pencakar langit ini. Suasana di sini lebih tenang dari lantai bawah karena memang lantai ini di desain khusus hanya untuk pimpinan saja.

Wanita itu meletakkan tas merk nya di atas meja kerja nya. Jelas sekali disana terdapat papan kaca kecil bertuliskan Karin Silviana Wijaya.

Ya, dia adalah Karin Silviana Wijaya. Putri tunggal keluarga Wijaya. Ia menjabat sebagai direktur diusia muda nya hingga sekarang. Sikap pemarah dan arrogant nya membuat orang enggan hanya untuk sekedar bersama nya lebih lama. Memang tidak dapat dipungkiri, jika Karin memiliki wajah yang cantik, atau mungkin bisa dibilang sempurna. Hidung mancung nya terpahat sempurna disana. Belum lagi bibir tipis nya yang mungkin jika dirasa akan seperti peach. Rambut panjang nya tergerai begitu indah, berayun ayun lembut saat angin tidak sengaja bertiup.

Kehidupan nya yang monoton membuat sikap acuh nya menjadi jadi. Tidak ada tawa yang menghiasi bibir indah nya. Yang ada hanya  umpatan kasar serta sumpah serapah nya. Layak nya pagi ini, sudah berulang kali Karin membentak karyawan nya karena salah dalam membuat laporan.

BRAK

"Kamu bisa kerja gak sih? Buat laporan seperti ini saja masih salah! Kalau sudah tidak becus kerja, lebih baik kamu keluar dari perusahaan saya! Percuma bayar orang yang suka makan gaji buta! " bentak Karin setelah membanting beberapa map berisikan laporan yang salah

"Ma-maaf, bu. Tolong jangan pecat saya. Sa-saya janji akan perbaiki laporan nya secepat nya. " gugup lelaki itu setelah mendengar bentakan Karin

"Saya beri kamu waktu satu jam! Jika laporan ini belum sampai ke tangan saya, kamu bisa mengemas barang barang kamu dan pergi dari sini!! "

"B-baik bu"

Karyawan itu memungut kertas laporan nya yang berserakan setelah dibanting oleh Karin. Langkah kaki nya terbesar gesa meninggalkan ruang kerja Karin. Sedangkan orang yang membentak tadi hanya diam seolah merasa tidak pernah melakukan kesalahan.

BITE ME (SLOW UPDATE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang