Chapter 3

6.9K 528 27
                                        

Happy Reading
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.











Author POV

Pagi pagi sekali kediaman Karin sudah heboh karna Willi yang terus berontak meminta pulang ke rumah nya. Ia terus memaksa dirinya untuk melewati beberapa bodyguard yang tengah berjaga di depan mansion.

"Aku mau pulang! Tolong jangan halangi aku lagi, kamu nggak ada hak buat ngatur hidup aku! " teriak Willi meminta kebebasannya

"Sudah berapa kali juga aku bilang sama kamu, Willi? Kamu milikku, ibu kamu sendiri yang menjual nya"

"Bohong!! Kamu kira aku bodoh ha?! "

Habis sudah kesabaran Karin. Ia membuka laci nya kasar dan menunjukkan salinan surat perjanjian antara dirinya dengan ibu Willi tempo hari lalu.

"Baca! Baca dengan cermat setiap kata yang tertulis! " bentak Karin tidak kalah garang nya

"I-ini nggak mungkin. Pasti kamu yang sudah menghasut ibu aku"

"Cih, ternyata selain polos kamu itu bodoh. Siapa orang yang tidak tergiur dengan uang sepuluh milyar? Jika kamu masih ingin lari dari mansion ini, kembalikan uang yang sudah aku kasih ke ibu kamu! Gimana , sanggup? Hm? " ejek Karin

"A-aku..... "

"Nggak bisa kan? Kalau gitu, selama nya kamu akan tinggal disini bersama ku. Karna kamu milikku seorang. Sekarang mandi lah! Baju ganti mu sudah aku siapkan di kasur" ucap Karin melembutkan setelah membentak Willi tadi

Willi tertunduk lesu menuju kamar mandi karena usaha debat nya harus kalah dengan Karin.

"Huh, bagaimanapun caranya aku harus bisa kabur dari sini" gumam Willi dalam hati

Willi POV

Aku menuruni tangga dengan malas. Malas karena harus bertemu dengan wanita arrogant itu lagi. Kepala ku terus menunduk ke lantai tanpa berniat memandang wajah jelmaan iblis dihadapan ku.

"Sarapan dulu, Will. Mommy nggak tahu makanan kesukaan kamu apa, jadi nya mommy masak semua menu. Mungkin aja kamu suka salah satu nya" sambut wanita itu begitu lembut dengan senyum lebar dibibir nya.

"Nggak mau. Males"

"Will, jangan bantah ucapan mommy. Duduk dan habiskan makanan mu sekarang! " desis wanita itu kembali mengintimidasi ku

Mau tidak mau, aku pun menuruti ucapannya dengan setengah hati. Ku tarik gagang kursi dengan malas dan mulai memasukkan makanan itu ke dalam mulut ku dengan lahap agar aku bisa segera pergi dari sini. Tidak ada percakapan yang tercipta, hanya denting sendok dan garpu yang terdengar.

"Aku selesai. Aku mau berangkat kuliah " pamit ku

"Tunggu! Ada yang mau momy tunjukin sama kamu. Ikut mommy! "

Wanita itu menggandeng lengan ku menuju garasi bawah tanah nya. Mulut ku menganga lebar saat melihat puluhan koleksi mobil mewah milik nya yang terparkir rapi.

"Pilih salah satu, biar kamu nggak usah naik bis lagi" ucap nya sambil menunjukkan satu per satu mobil nya.

"Nggak usah. Aku lebih nyaman naik bis. "

"Jangan menolak, Will. Ah, kalau nggak, kamu bisa bawa ferrari milik mommy itu. "

"Mommy, tolong jangan mempersulit hidup aku!! Aku tidak mau semua mahasiswa disana semakin mencaci aku. Mommy mungkin bisa mengurung aku disini selamanya, tapi jangan pernah ikut campur dalam urusan Willi! " bentak ku karena jengah menghadapi sikap diktator wanita itu

BITE ME (SLOW UPDATE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang