"Menangislah jika kamu merasa ingin menangis karena semuanya akan baik-baik saja"
Tepat tiga hari mereka sudah berjalan di tengah-tengah hutan belantara, berkeliling ke sana kemari mencari jalan keluar. Kelaparan dan haus kini merasuki jiwa mereka.
“Gue haus,” ujar Nela mengusap keringat di dahinya.
“Gue juga.” Sahut Emma.
Setelah pertemuan yang tidak disangkaa antara Naja dan Nela, dengan mudahnya teman-teman Naja menerima Nela dengan baik.
Nela menceritakan bagaimana dia dikejar oleh sekelompok pemuja itu dan teman-temannya yang sudah terbunuh.
Ketika Nela ingin menceritakan tentang dia adalah seorang agen, Naja memotongnya. Nela yang terlalu oversharing maka dari itu ia harus diawasi supaya tidak membocorkan hal lebih banyak lagi.
Pepohonan yang lebat tidak cukup untuk menutupi sinar matahari yang terik. Membuat mereka berhenti sejenak untuk beristirahat.
“Banyak hal yang terjadi akhir-akhir ini. Gue harap kalian bisa bertahan,” ujar Jean memulai percakapan.
“Tapi, ada salah satu musuh kita yang harus segera kira musnahkan, yaitu sekelompok orang sesat itu.”
“Caranya gimana?” tanya Maria.
“Pertanyaan yang bagus, gue juga belum tau.” Keadaan yang serius kini menjadi riuh oleh karena jawaban Jean.
“Yeuuu, gue kira lo udah punya ide,” sahut Finn.
“Makanya, sama-sama kita rundingan caranya gimana.”
“Dari hasil yang gue selidiki, kelompok itu memiliki ketua dengan ciri khas tudungnya beda sendiri.” ujar Nela sedang membersihkan pistolnya.
“Bedanya apa?” Emma bertanya dengan peluh di wajahnya sehabis menghidupkan sebuah api buatan.
“Bedanya tudung ketuanya mempunyai garis emas di pinggirnya.” jawab Naja membantu Emma menyiapkan air untuk dimasak.
“Lo udah ketemuan sama ketuanya?” kini Maria bertanya.
Naja lupa jika di waktu ini ia belum bertemu dengan ketua kelompok itu, “Kemarin gak sengaja lihat.” jawabnya asal.
“Kenapa gak lo sapa aja?”
“Gila lo, dikira kita sohib apa gimana, Je?” jawab Naja ditanggapi Jean dengan tawa.
Kini suasana kembali sunyi. Masing-masing mereka dipenuhi dengan pikiran yang berbeda tetapi mereka tetap memikirkan cara agar dapat kembali ke rumah.
Kematian Niko masih teringat di benak mereka, terutama Bella. Ia hanya termenung sembari memeluk dirinya. Hal ini terlalu mengerikan baginya yang selalu berada di perlindungan orang tuanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Happiness[END]
Fantasy[ Cerita ini mengikuti Writora: Take Your Word] "Jika kamu memiliki kesempatan untuk hidup kembali, apa yang ingin kamu lakukan?" Kematian adik dan teman-temannya yang tragis membuat luka yang membekas bagi Orion Najare. Tetapi, sebuah keajaiban mem...