"Kebaikan bertumbuh sama seperti tubuh, yang di besarkan di dalam hati.”
Jeano Alkanac atau Jean dari kecil ia tinggal di sebuah pusat kebugaran di ibu kota Kulipa, Negara Tora. Jean tidak tahu mengenai orang tuanya, kata ayah yang merawatnya sekarang, ia ditemukan di depan pintu pusat kebugaran tersebut.
Bayi yang cukup besar dan gemuk tidur di sebuah kardus yang masih baru. Hanya ada sebuah kain dan sebotol susu formula disebelah bayi Jean.
Awalnya ayah terkejut dan ingin membawa Jean ke panti asuhan supaya dapat dirawat. Namun, saat itu mama yang tidak bisa hamil ingin merawat Jean hingga sampai sekarang. Bagi mereka Jean adalah sebuah berkat.
Mereka merawat Jean dengan kasih sayang dan penuh cinta. Hingga Jean menjadi anak yang periang dan baik. Tubuhnya sejak lima tahun cukup gempal membuat dirinya semakin lucu apalagi ketika gaya bicaranya yang cadel.
“Bagaimana caranya jadi orang baik, Ma?” tanya Jean ketika ibunya selesai membacakan cerita sebelum tidur untuknya.
“Kalau menurut Nono gimana?” suara lembut itu bertanya, Jean berfikir sejenak
“Menolong teman,” ujar Jean.
“Betul, pintarnya. Selain itu, kalau Nono percaya kepada seseorang maka dengan alami Nono akan menjadi orang baik. Karena kebaikan itu bertumbuh sama seperti tubuh, yang di besarkan di dalam hati.”
Adalah benar, Jean bertumbuh dalam kebaikan di hati. Menjadi seseorang yang tidak egois dan berani mengorbankan dirinya untuk orang lain.
Saat Jean memasuki Sekolah Dasar ia ditindas karena berat badannya melebihi berat anak normal lainnya. Tetapi Jean tidak dendam bahkan memiliki keinginan untuk berteman dengan para penindas itu.
Karena Jean percaya mereka akan berteman dengannya dan bermain bersama. Tetapi rundungan yang diterima Jean semakin parah, banyak anak nakal yang mengerjai Jean hingga ia dijadikan bahan tertawaan.
“Jean jelek!”
“Seperti babi! Hahahahaha!”
“Babi, babi, babi!”
Bagi anak seusia Jean yang dijauhi teman sebayanya apalagi dikatai seperti itu tentu saja membuat dirinya lama-kelamaan menjadi pribadi yang tidak percaya diri bahkan sering kali menangis sendiri.
Ketika ditanya mengapa dirinya menangis, Jean selalu menjawab ia baik-baik saja dengan mata merah dan hidungnya yang tersumbat.
“Semuanya baik-baik saja Ma, jangan khawatir. Nono bermain dengan gembira dengan mereka.”
Pernah suatu hari Jean bertemu dengan anak perempuan yang mendekatinya. Jean merasa sangat senang, apalagi ketika perundung itu tidak mendatangi Jean saat itu juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Happiness[END]
Fantasy[ Cerita ini mengikuti Writora: Take Your Word] "Jika kamu memiliki kesempatan untuk hidup kembali, apa yang ingin kamu lakukan?" Kematian adik dan teman-temannya yang tragis membuat luka yang membekas bagi Orion Najare. Tetapi, sebuah keajaiban mem...