26. Chances

220 34 19
                                    

⚠️⚠️Warning!! Warning!!⚠️⚠️

Cerita ini banyak kekurangan, plot hole, typo bertebaran, belum lagi kesalahan grammar dan gaya penulisan yang berubah sesuai mood yang nulis__aku.

Take your chance and leave buat yang pengen cerita wow dan perfect, karena nggak mungkin didapetin disini.

Aku buat ini cuma buat seneng-seneng aja jadi mari kita sama-sama having fun.

••☆••♡♡♡••☆••








Riang memeluk Mia yang terus menangis semenjak gadis itu mereka temukan sedang jongkok memeluk lutut di parkiran. In a freaking parking lot!

Ponsel gadis itu terus berbunyi, Riang menarik tangan gadis itu, menempelkannya pada layar untuk meng unlock nya.

Riang mulai membuka aplikasi chat, ada chat dari Lily, Hiro, Hasa, bahkan Jemi-Jerro. Riang mengabaikan semuanya dan membuka chat adam,

"Ka, mending kita ke apart lo aja nggak sih?" Yuka masih berpendapat membawa orang yang sedang menangis dan galau parah ke cafe sebagai hal yang aneh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ka, mending kita ke apart lo aja nggak sih?" Yuka masih berpendapat membawa orang yang sedang menangis dan galau parah ke cafe sebagai hal yang aneh

"Gue lupa di apart lagi ada abang gue" Riang pusing, kenapa pula dia baru ingat saat sudah sampai depan gedung apartemennya sih!.

"Kasian Ka Mia jadi lirikan orang" meskipun mereka kini ada di lantai 3 cafe, dan hanya ada satu meja yang terisi selain mereka, Yuka masih merasa tidak nyaman. Dia takut ada gosip aneh menimpa teman-temannya.

"Thanks, god!" Adam dan Hasa menghampiri meja mereka dengan wajah khawatir "btw, makasih udah kabarin gue" katanya pada Riang yang mengangguk lalu beranjak dari duduknya, mempersilahkan Adam.


"Thanks, god!" Adam dan Hasa menghampiri meja mereka dengan wajah khawatir "btw, makasih udah kabarin gue" katanya pada Riang yang mengangguk lalu beranjak dari duduknya, mempersilahkan Adam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pemuda dengan tinggi 186 cm itu duduk di sebelah calon kekasihnya, mendengarkan tangisnya dengan tak berdaya. Dia memang salah, padahal Mia sudah mempercayakan izin Bian padanya. Yang juga sudah dia setujui di awal kencan sekaligus negosiasi mereka.

Menunda hal yang perlu dilakukan memang bukan hal yang bagus. Selama ini dia kebingungan harus memulai dari mana. Padahal beberapa hari yang lalu Hasa bahkan mengingatkannya kembali tentang obsesi aneh Bian pada Mia. But why?




Kosan Tahu Bulat  [ ✓ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang