13

42 7 7
                                    

Tidak bisa kupastikan bagaimana reaksi akhir Hakyeon padaku. Tapi dilihat dari karakternya, setidaknya dia akan meminta penjelasan dariku terlebih dahulu. Dan memang itu yang sekarang dilakukannya.

Aku baru saja masuk kedalam mobilku. Disusul Hakyeon yang sebelumnya berdiri di dekat pintu. Menungguku menghampirinya.

"Kita bicara di rumahku." ucapnya begitu kami sama-sama berada di dalam mobil.

Jadi dia ingin mendengarkan penjelasanku di rumahnya. Kenapa tidak di apartemenku atau tempat lain? Dia ingin mengakhiri hubungan kami? Karena itu semua diselesaikan di rumahnya saja lalu dia tidak perlu mendatangiku lagi? Tidak perlu tinggal bersamaku lagi? Aku tidak mau.

***

Rasanya isi kepalaku sudah penuh sekali. Semuanya cuma tentang Hakyeon. Tentang banyak kemungkinan buruk darinya. Aku tidak ingin hubungan kami berakhir. Jika sampai itu yang akan terjadi, apapun caranya akan kucegah. Pasti kucegah.

Kami baru saja sampai di halaman rumah keluarga Cha. Tempat yang sudah lama tidak kudatangi.

Siang ini sepi sekali. Seingatku dulu pun begitu. Tapi setidaknya dulu ada ibu Hakyeon yang sibuk dengan sekian bunga miliknya. Sekarang bukan hanya ibunya, bunga-bunga itu pun tidak terlihat di sekitar sini.

"Sekarang beri aku penjelasan." pinta Hakyeon tanpa melepas sabuk pengaman.

Kami masih berada di dalam mobil dan terikat sabuk pengaman masing-masing. Tapi dia sudah memintaku memberi penjelasan. Mungkin dia sungguhan ingin mengakhiri hubungan kami. Sekadar mendengar penjelasanku lalu memintaku pergi setelahnya. Aku benar-benar tidak mau.

"Kubilang beri aku penjelasan, Taekwoon." ulangnya, "Apa hubunganmu dengan perempuan itu? Kau tahu dia yang hampir kunikahi? Tahu dia yang membuatku patah hati?"

Hubungan kami tidak boleh berakhir. Aku tidak mau.

"Taekwoon."

"Aku sangat mencintaimu, Hakyeon." ucapku yang akhirnya menghentikan paksaan darinya untuk memberi penjelasan.

Akan kujelaskan. Ya, pasti akan kujelaskan. Dan memang sedang kulakukan. Jadi dia tidak perlu memaksaku lagi.

"Aku jatuh cinta padamu." jelasku, "Sudah lama sekali jatuh cinta padamu."

Benar-benar lama sekali. Sudah dalam hitungan tahun. Bahkan jauh sebelum dia mengenal perempuan itu.

"Aku berusaha sekadar mencintai tanpa memaksa memiliki." lanjutku, "Bertahun-tahun aku bertahan dalam usaha itu. Tapi akhirnya tidak sanggup lagi. Sungguh tidak sanggup."

"Apa maksudmu, Taekwoon?"

Maksudku? Dia tidak tahu? Belum mengerti? Ya, memang pasti begitu.

"Aku tidak rela kau dimiliki orang lain." jawabku, "Aku sangat mencintaimu. Jadi kau harus menjadi milikku."

Kedua matanya langsung mendelik lebar begitu kuucapkan bagian akhir dari penjelasan barusan. Tapi itu belum seluruhnya. Belum semuanya. Masih banyak yang harus dia dengar.

"Akan kuakui semua yang kututupi selama ini." jelasku.

Dia terdiam. Menatap kaget padaku.

"Aku tahu kau akan menikah sebelum kau mengabariku."

Dia masih terdiam.

"Itu karena selama ini aku bukan benar-benar putus komunikasi denganmu."

Bukan benar-benar seperti itu.

"Hanya kau yang tidak pernah menghubungiku. Hanya kau yang tidak pernah menemuiku. Tapi aku selalu berada di sekitarmu."

Kedua matanya semakin melebar.

"Aku selalu melihatmu. Selalu menemuimu tanpa kau tahu."

Selalu seperti itu.

"Sampai akhirnya aku tahu rencana pernikahanmu dengan perempuan itu. Aku sangat membenci rencana itu. Tidak rela. Tidak terima. Hingga akhirnya muncul pikiran untuk menggagalkannya."

"Taekwoon, itu..."

Sekarang dia sudah menangkap semua maksudku kan? Seluruhnya.

"Aku tidak akan menutupi kenyataan dengan mengaku hubunganku dengan perempuan itu sebagai kebetulan. Saat ini aku sudah tidak mau merahasiakan apapun lagi darimu."

Aku ingin dia tahu. Perasaanku. Juga apapun yang kulakukan karena perasaan itu.

"Dia sengaja kudekati." jelasku, "Sengaja kubuat nyaman denganku. Agar cintanya padamu berakhir. Pernikahan kalian batal. Dan kau patah hati."

Itu sengaja kulakukan.

"Aku tahu kau akan datang padaku jika sudah sesakit itu. Karena akulah teman dekatmu. Satu-satunya orang yang biasa kau datangi untuk menenangkanmu.

Jadi saat semua itu terjadi... aku mempunyai kesempatan untuk memilikimu sepenuhnya untukku. Aku menginginkan dirimu, Hakyeon. Aku sangat mencintaimu."

Sungguh sangat mencintai. Sampai rasanya lebih baik aku mati jika gagal merebutnya dari perempuan itu.

***

15:24
8 April 2018

Motive [VIXX Leo N]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang