04- Menghilang

1.3K 106 12
                                    

Jangan lupa vote nya ya, jangan jadi pembaca gelap hehe

×××

“Sagara, lo udah masuk lagi?”

“Kemarin lo kemana aja bro, sakit?”

Beberapa murid dari mereka melayangkan pertanyaan pada Sagara yang diketahui bolos kemarin. Sagara itu bisa dibilang cowok famous di sekolah, dikarenakan wajahnya yang terbilang ganteng, dan cool, biasalah tipe tipe cewek. Dan juga berprestasi dalam segala hal apapun.

Selain menjabat sebagai ketua kelas, Sagara juga sering memenangkan banyak olimpiade di berbagai negara lain. Dan itu sebabnya ARZHANA SCHOOL bisa terkenal dimana-mana.

Sagara mengabaikan pertanyaan mereka, dan langsung duduk di bangku nya.

“Aelah, pertanyaan itu dijawab bukan di abaikan,” sinis Pandi.

“Kalian kepo banget dah, noh si Sagara sakit kemaren,” ucap Zila memberitahu. Mereka ber-oh ria,

“Contoh Zila bang, bukan dia ditanya tapi dia yang jawab,” ucap Aldo seraya merangkul pundak Sagara.

“Wih, badan lo masih anget Gar, lo beneran udah sembuh?” lanjut Aldo saat merasakan tubuh Sagara yang masih hangat.

“Yee, tolol namanya juga manusia Al, pasti tiap hari juga badannya anget, nih gue aja anget,” ucap Bram sembari memegang lengannya.

Sagara melepaskan rangkulan Aldo, lalu menyuruh mereka kembali ke tempat masing-masing, karena mendengar bel yang telah bunyi.

Pak Ridwan, guru biologi mereka pun masuk dengan membawa beberapa buku, dan menjelaskan sedetail mungkin kepada anak muridnya.

Selesai pelajaran, Sagara bangkit dari duduknya lalu menuju bangku guru.

“Ini info dari Bu Fika, karena kemarin tidak belajar satu hari full, kita semua dikasih tugas, nanti gue kirim tugasnya di grup kelas,”

Mendengar ucapan Sagara, lantas semua murid mendadak lemas,

“Baru aja dibuat senang, sekarang udah dibuat nangis aja, elah,”

“Maklum bro, Bu Fika emang gitu orangnya.”

Dan beberapa komentar lainnya. Termasuk Viara, gadis itu menunduk lemas dengan menjadikan kedua tangannya sebagai bantal kepalanya.

“Gada yang mau sogok Bu Fika kah? Kalian nih pada kaya kan, ayo dong sogok sekali-kali, apalagi Viara nih,” celetuk Jelly.

“Matamu, gue udah miskin sekarang, lagian juga sogok sogok ngapain, gada gunanya, abis abis-in duit aja,” jawab Viara ngegas.

“Sebelum waktu istirahat habis, kalian silahkan keluar, pintu exit ada di sebelah kiri,” ucap Sagara menghentikan Jelly yang mau membalas ucapan Viara.

“Siap pak ketu.” serentak mereka dengan memberi hormat pada Sagara. Setelah itu langsung pada berlarian keluar kelas.

Terkecuali Selatan, laki-laki itu masih setia duduk di bangkunya yang berada di pojok kiri bagian belakang.

Melihat Selatan yang tak bergerak keluar, Sagara beranjak menuju tempat Selatan.

“Hapus foto-foto dia,” ucap Sagara tiba-tiba.

Selatan menoleh, “Punya hak apa lo?” balasnya santai.

Sagara terdiam, ia menarik meja yang disamping Selatan, lalu duduk.

“Gue gak punya hak apa-apa, Tan, tapi setidaknya hargai kakak lo,” ucap Sagara pelan yang dibalas kekehan kecil dari Selatan.

“Gar, gar, gada tuh dalam kamus, cewek hanya boleh disukai sama satu cowok,” Selatan tertawa remeh, “Lucu banget kalau ada dalam kamus peraturan kayak gitu,” lanjutnya.

𝐒𝐓𝐀𝐋𝐊𝐄𝐑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang