Chapter 45

777 26 6
                                    

Teman-teman di tempat yoga mengajakku untuk minum teh dan mengobrol setelah kami selesai. Dengan cepat aku menyetujuinya, meskipun aku tak terlalu banyak mengikuti pembicaraan mereka. Pikiranku masih dipenuhi pembicaraanku dengan Pandu tadi. Semangatku untuk mencari cara agar Ashvik mengijinkan Irvin bertemu Pandu membara, agar kami bisa cepat berkumpul lagi bertiga.

"Sepertinya mood mu sedang baik hari ini. Kau tak berhenti tersenyum sepanjang sesi yoga tadi.." goda Tania, salah satu peserta yoga. Kehamilan Tania memasuki bulan ke tujuh, yang paling mendekati persalinan di antara kami berlima. "Apa suami-mu memberikan hadiah untukmu karena sudah memasuki trisemester kedua?"

"Hadiah?" Tanyaku heran.

"Tentu saja! Kita sudah mengorbankan tubuh kita untuk hamil dan bekerja keras menjaga kehamilan, bukan? Sudah pasti para suami perlu mengapresiasi kerja keras kita selama ini. Apalagi, trisemester kedua adalah masa paling menyenangkan dalam kehamilan. Kau sudah tidak mual tapi masih belum terlalu lelah karena perut yang membesar. Saat yang paling pas untuk melakukan babymoon!"

Ah, babymoon. Kata yang sedang naik daun belakangan ini. Para artis ibukota yang tengah hamil berbondong-bondong melakukan babymoon sebelum melahirkan, dengan dalih liburan dan quality time dengan pasangan sebelum disibukkan oleh bayi baru.

"Aku berencana pergi ke jepang, atau korea." Ujar Hanna, bersemangat.

"Ugghh.. seandainya kantorku bisa memberikan waktu cuti untuk melakukannya, aku pasti mencoba." Keluh Dira. "Apa kau ada rencana babymoon, Lily?"

"Mungkin ke bali. Dokterku menyarankan agar aku banyak beristirahat, jadi Finneas tak akan mengijinkan jika aku meminta bepergian ke luar negri sekarang."

"Kau harus mencobanya Abigail!" Ini kehamilan keduamu, bukan? Kau akan lebih sibuk dari saat pertama kali melahirkan. Kau harus memanfaatkan waktu untuk bersantai sebanyak mungkin." Usul Tiana disusul anggukan dari ketiga wanita yang lain.

"Kupikir, aku akan mencoba meminta hal itu dari suamiku." Ucapku sambil tersenyum penuh arti.

Ashvik kembali dari kantor terlambat hari ini. Kupikir meeting di pabrik berlangsung lama, ditambah perjalanan yang macet membuatnya baru tiba di rumah saat aku baru saja selesai makan malam.

Aku menyambutnya dengan pelukan dan ciuman lembut di bibir, membuat Ashvik tersenyum bahagia dan balas memelukku dengan sangat erat. Dari gerak-gerik Ashvik, aku tau jika ia tak menyadari pertemuanku dengan Pandu hari ini.

"Tadi aku minum teh bersama teman-teman yoga-ku." Ucapku membuka pembicaraan. Aku berbaring sambil bersandang di kepala tempat tidur, sedangkan Ashvik baru saja selesai mandi.

"Aku lupa kau ada kelas yoga hari ini!" Ia mendekatiku dan duduk di tepi kasur sambil mengeringkan rambutnya. Air masih menetes ke pundaknya yang telanjang. "Siapa yang mengantarmu hari ini? Jangan bilang kau pergi kesana sendirian.." ia menatapku tajam.

"Martha. Tapi ia kembali begitu kelas yoga-ku di mulai. Ada para pekerja yang menyiapkan kamar tidur bayi tadi. Jadi aku pulang bersama teman yoga-ku, Dira. Ia ada di apartment yang sama dengan kita. Lantai sepuluh." Jelasku.

"Hmm.. Benarkah?"

Aku mengangguk berusaha untuk terlihat santai. "Kami membicarakan soal babymoon tadi."

"Babymoon?" Tanya Ashvik bingung.

"Itu loh, semacam honeymoon sebelum bayi lahir." Aku menjelaskan, aku melipat kedua kakiku dan mencondongkan tubuhku ke arah Ashvik. "Mereka bilang trisemester kedua adalah saat yang paling tepat untuk melakukan babymoon. Sebagai quality time bagi kita berdua sebelum sibuk dengan urusan bayi."

Hard DesicionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang