Behind the Page - 4

1.5K 277 22
                                    

Radhitya tahu bahwa jabatan manajer di papan namanya hanyalah kedok semata. Kenyataannya, dia tidak lebih dari seorang pengangguran sukses yang setiap hari pekerjaannya hanya ada 2. Yakni menempel pada Devian, atau bermain game. Tetapi tidak apa-apa jika pada akhirnya dia lebih terlihat seperti lumut yang menempel pada Devian. Setelah apa yang Devian lakukan untuk keluarganya, Radhitya mungkin akan mengikhlaskan dirinya untuk menjadi kacung Devian seumur hidup.

Selama lebih dari 30 tahun hidup bersama Devian, hampir tidak ada yang tidak Radhit tahu soal laki-laki itu. Makanan favoritnya, tempat-tempat yang paling sering dia kunjungi, bahkan kisah hidupnya yang pahit getir itu. Radhit adalah saksi dari perjalanan hidup seorang Devian Dhanoe Gunandhya. Meskipun dengan latar belakang yang berbeda, mereka hidup dan menghabiskan masa kecil di bawah atap yang sama. Meski dalam perbedaan yang sumpama langit dan bumi, Devian cukup setia kawan. Laki-laki itu rela memberikan atau melakukan apa saja demi orang-orang terdekatnya, tanpa terkecuali Radhit.

Di siang yang cukup terik hari itu, Radhit membiarkan dirinya terjun dalam lamunan. Duduk di bawah pohon dengan segelas es americano seperti ini, membuatnya Radhit teringat kembali akan masa-masa muda yang pernah dilaluinya bersama Devian. Radhit tidak begitu ingat tahun berapa saat itu. Mungkin tahun 2005 ketika mereka memasuki tahun ajaran baru di kelas 12. Radhit bukan tipikal orang yang peduli dengan ocehan orang lain. Dia dan Devian sama-sama sepakat untuk tidak mendengar bagaimana orang-orang sibuk mengolok-olok status kehidupan mereka. Selama mereka berdua saling menerima satu sama lain, bagi mereka itu sudah lebih dari cukup.

Tetapi suatu hari, emosi Radhit yang telah lama terpendam tiba-tiba saja tersulut. Anak-anak kaum parlente itu datang menghampirinya, meludahinya dan menyebutnya sebagai jongos. Radhit bisa menerima hanya sebatas itu. Sebatas dirinya sebagai bahan caci-maki. Tetapi Radhit tidak bisa mengalah ketika anak-anak itu menodong status ibunya dengan sebutan babu. Radhit yang biasanya seperti danau yang tenang, mendadak beriak dalam. Kegelapan menguasai pikirannya, dan ia membuat anak-anak parlente itu berakhir babak belur di tangannya.

Radhit pikir, riwayatnya akan tamat hari itu juga. Tetapi ketika kewarasannya semakin tak terkendali, Devian datang. Anak itu membawa balok kayu dan menghantamkannya pada anak-anak petinggi sekolah. Sampai hari ini pun Radhit masih ingat, 2 dari 5 anak itu sampai harus menjalani operasi gara-gara tindakan Devian. Laki-laki itu membuat mereka berakhir kritis.

"Dev ..." Radhit sudah tidak peduli lagi dengan nasib dirinya dikemudian hari. Yang dia pedulikan hanya Devian. Jika Devian berakhir di penjara gara-gara dirinya, apa yang akan dia lakukan?

"Kalau mereka menghina keluargamu, itu berarti mereka menghina keluarga saya juga."

"Lo udah gila? Kalau Bu Kinan tahu gimana?"

"Ya dihadapi, untuk apa kabur? Kita bukan anak-anak seperti mereka, Radhit. Lawan saja. Apa gunanya menjadi seseorang yang memiliki kuasa?"

Apa gunanya menjadi seseorang yang memiliki kuasa, katanya. Dan itu cukup untuk membuat Radhit percaya bahwa Devian bukan hanya kaya harta, tetapi juga kaya segala-galanya.

Bah! Kalau diingat-ingat, sebenarnya ada banyak sekali momen romantis antara dia dan Devian. Bahkan jauh lebih romantis dari momen-momen bersama mantan pacarnya dulu. Meskipun gaya bahasanya selalu aneh gara-gara menggunakan 'saya dan kamu', Devian tetap menjadi yang terbaik. Makanya ketika suatu hari Devian menemuinya dan memintanya untuk tetap tinggal di kediaman Dhanoe, Radhitya mengiakannya tanpa berpikir dua kali. Sampai mereka sama-sama dewasa dan memilih untuk tinggal di rumah masing-masing.

Kalau harus menjelaskan seperti apa Devian dalam hidupnya, sepertinya Radhit butuh lebih banyak waktu untuk membeberkannya. Karena Devian bukan sekadar sahabat, tapi dia lebih dari itu. Radhit tidak akan pernah mengeluh ketika dia harus membereskan semua kekacauan yang Devian timbulkan. Dia bahkan tidak pernah menghindar ketika Kinanti menghajarnya habis-habisan. Karena bagi wanita itu, Radhit tidak pernah becus menjaga Devian.

Behind the Page (ON HOLD)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang