02

941 59 0
                                    


"Apakah kamu melihat buku matematika ku?"

Remaja yang duduk di bangku paling belakang mengangkat kepalanya dan bertanya, Dia terus menggaruk kepalanya membuat rambutnya yang disisir rapi menjadi berantakan. Setelah berkonsentrasi mencari untuk waktu yang lama dia masih tidak bisa mengingat di mana buku PR-nya, jadi dia dengan cemas bertanya kepada teman-temannya di meja sebelah, Ini bukan pertama kalinya dia menyia-nyiakan waktunya untuk sesuatu yang baru saja hilang, Misalnya, buku bahasa Inggrisnya juga hilang kemarin, dia merasa ada yang tidak beres.

"aku sudah mencarinya ke mana-mana, tapi tidak ketemu."

"Apa kamu lupa membawanya?" Auto bertanya, sambil sekali lagi membantu mencari di dalam tas Sailom.

" Guy bahkan meminjamnya tadi pagi."

" Hei, aku ingat sudah mengembalikannya, aku menyimpannya di laci meja."

Sailom merogoh laci meja lagi, tapi dia masih tidak melihat apa-apa. Saat itu, sebuah suara dari ujung kelas menarik perhatian Sailom, matanya melirik ke arahnya.

" Bukankah PR matematika harusnya sudah dikumpulkan pada jam satu?" Kanghan kebetulan mengajukan pertanyaan dengan suara yang keras, tapi Mac, yang sangat dekat dengannya, buru-buru menjawab.

"Iya, nanti saat makan siang masih ada waktu untuk menyerahkan, memangkan kamu mengerjakannya?"

"Tentu saja. aku hanya beruntung hari ini, Ada buku latihan tak dikenal yang jatuh dari langit, membantuku menyelesaikannya tepat waktu."

Jika bukan karna kebetulan buku latihan matematikanya menghilang, Sailom tidak akan pernah peduli dengan buku latihan yang menurut Kanghan jatuh dari langit.

Dengan berani ia berjalan dari mejanya ke arah remaja yang sedang tersenyum itu.

"Dari mana kamu mendapatkan buku PR-ku?"

"Hei! Jangan menuduh orang lain."

Kanghan meninggikan suaranya dan berteriak dengan keras, menatap dengan tatapan aneh, seperti dia tidak bersalah dan dituduh olehnya.

"Dengan IQ-mu bagaimana kamu bisa mengerjakan tugas yang begitu sulit ?"

" Bukankah sudah kukatakan padamu? Ada sebuah buku tanpa nama yang turun dari langit. "

" kamu mengarang cerita untuk mengelabui anak-anak TK! hanya orang bodoh yang akan mempercayaimu."

" Apa kau percaya?"

"Aku bukan anak kecil."

" Sungguhku pikir kamu masih sedikit kekanakan karna suka bergosip"

" KANGHAN!"

" kamu suka bergosip, apa kamu bukan anak-anak?"

" Kau yang anak kecil, aku akan mengambil buku ku dan membawanya."

"Menuduhku mengambil bukumu, apakah kamu punya bukti?"

Sailom mengertakkan gigi, dan melihat senyum di sudut mulut Kanghan, dan matanya mengungkapkan bahwa itu tidak cukup. Kanghan adalah orang yang tidak takut, jika kamu tidak menggunakan bukti yang kuat untuk membuatnya tunduk, dia akan perlahan-lahan melukaimu.

Namun kata "bukti" sungguh membuat Sailom ingin pergi dan kembali ke dunianya sendiri. Ketika dia merasa ingin terus berdebat, ada yang tidak beres, karena dia tidak punya waktu, maka dia mengambil kertas itu dan mengerjakan ulang pekerjaan rumahnya untuk memenuhi tenggat waktu. Karena dia tidak ingin kehilangan poin apa pun, jika dia adalah siswa yang berprestasi, dia harus menjaga nilainya pada tingkat rata-rata atau lebih tinggi, dan menganggap belajar sama pentingnya dengan hidup dia.

dangerous romance (terjemah indonesia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang