10

792 50 0
                                    

Tapi siapa yang tahu bahwa takdir terkadang bisa mempermainkan orang, berkali-kali menghancurkan ekspektasi kita...

Seminggu setelah ujian, Sailom melihat kertas ujian yang dikasih oleh guru di tangannya, dia selalu mempertahankan nilai yang sangat baik dan masih bisa menerima beasiswa. Namun kali ini dia sama sekali tidak peduli dengan nilainya, baginya sekarang kertas ujian yang dipegang Kanghan lebih penting.

Sailom tidak memasukkan rapor ke dalam tasnya, menoleh untuk melihat Kanghan yang duduk di belakang kelas, dia menatap kertas di tangannya dengan ekspresi yang sangat serius. Dia berdiri dan pergi mencarinya. Di dalam kelas, teman sekelas lainnya masih memperhatikan rapor di tangannya. Tidak ada yang memperhatikannya. Seat dia mendekat, Kanghan sudah mengambil tasnya dan berlari keluar dari kelas.

Sailom dengan cepat mengejarnya dan berhasil menghentikan Kanghan sebelum dia mencapai lantai 1. Dia meletakkan tangannya di lutut, mencondongkan tubuh ke depan, dan terengah-enga karena mengejarnya, sekarang perlahan-lahan mulai tenang.

"Aku sudah dengar."

"Aku sudah memanggilmu, tidak bisakah kau mendengarku?"

"Lalu kenapa kamu tidak berhenti?"

"Aku tidak ingin mengecewakanmu."

Sailom tidak tahu harus berkata apa, tetapi berdasarkan nada dan ekspresi Kanghan, jawabannya sudah bisa ditebak.

"Gagal dalam sebuah mata pelajaran."

Kanghan menunjukkan kartu skornya kepadanya, sambil bergumam seperti orang yang sedang mengigau. Sailom melupakan masalah kemungkinan dia akan menjadi pengangguran dan tersenyum padanya untuk meringankan kesedihan orang lain.

"Bukankah aku sudah bilang jangan terlalu serius memikirkan hasil, selama kamu melakukan yang terbaik dalam prosesnya,itu sudah cukup."

"Tapi yang lain menganggap serius hasil ini."

"Kamu pernah mendengar bahwa tidak penting apa yang dipikirkan orang lain tentangmu, yang penting adalah bagaimana kamj berpikir tentang dirimu sendiri."

"Tapi aku juga merasa tidak cukup baik."

"Tidak semua orang yang baru memulai bisa sukses, gagal dalam satu mata pelajaran juga berarti kamu telah meningkat pesat dibandingkan sebelumnya, bukankah sebelumnya kamj selalu gagal dalam semua mata pelajaran."

"Itu berarti aku akan lulus semua mata pelajaran lain kali, kan?"

"Apa kamu tidak pernah mendengar bahwa jika kamu berusaha, kamu pasti akan berhasil?"

"Kalau begitu lain kali .. kamu akan tetap belajar denganku, kan?"

Sailom menatap penanya dengan cahaya di matanya, dia ingin mengatakan meskipun Kanghan tidak mengatakan bahwa dia ingin bersamanya sepanjang waktu dia akan pergi bersamanya tanpa syarat. Tapi semuanya terjadi sesuai aturan Ny. Ging, dan sekarang dia datang untuk memintanya menepati janjinya.

Seorang wanita tua berjalan mendekat dan Sailom mengatupkan tangannya untuk menyambutnya, yang menyebabkan Kanghan menoleh, matanya yang tajam menyipit dan dia melihat neneknya lebih serius dari biasanya.

"Nenek menelepon wali kelas untuk menanyakan nilai Kanghan, jadi dia mengambil kesempatan ini untuk menjemput Kanghan secara pribadi, karena Nenek ingin mengatakan sesuatu kepada Sailom."

Sampai saat ini, Sailom selalu berpikir bahwa Nenek Ging adalah orang yang sangat baik, bahkan sampai sekarang pun ia masih berpikir demikian, nada bicaranya saat berbicara dengannya selalu membawa simpati.

"Apa yang ingin kau katakan pada Sailom?" Kanghan menatap orang yang dimaksud, dan kembali menatap neneknya dengan curiga.

" Nenek minta maaf karena harus membatalkan les Sailom."

dangerous romance (terjemah indonesia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang