{4}

326 18 1
                                    

{4} laghros?

Adira sedang berjalan santai di koridor yang sudah di penuhi siswa dan siswi yang berlalu lalang yang sedang memperhatikan nya. Ia menatap setiap ruang kelas yang bercat putih itu, Dan akhirnya ia menemukan kelas nya tepat di pinggir lantai 2.

"Kelas IPA 3?" Tanya Adira di dalam hati, ia menatap remeh pintu kelas yang terbuka setengah pintu itu, ia tak mendengar satu suara sama sekali kelasnya terasa sunyi memang kelas 10 IPA 3 banyak sekali Anak ambis dan ada juga yang suka membuly.

"Bukannya Lo bodoh Adira? Kenapa Lo masuk kelas IPA yang rata-rata anak unggulan?" Tanya Adira berdecak sebal, tanpa basa-basi Adira pun membuka pintu yang setengah terbuka.

Kriett..

Adira pun langsung di tatap intens oleh penghuni kelas ini, sebenarnya Adira sudah muak di perhatikan oleh seluruh siswa-siswi yang berada di sekitar nya. Ia tahu kalau dirinya cantik tapi gak segitunya kali geliatin nya.

"Cupu! Lo kok berubah? Oplas ya" mendengar itupun Adira langsung melirik orang yang mengatai nya, ia menatap remeh perempuan cardingan ungu.

"Iya nih operasi plastik, kenapa Lo mau juga tapi gak mampu ya" balas Adira santai.

"Wajah gue mah udah cantik gak perlu di oplas," jawab perempuan yang bernama Kirana Radelia kerap di pangil Lia.

"Wajah gue juga udah mulus dari lahir tuh, kemarin-kemarin mungkin wajah gue jelek. Tapi sekarang Lo liat sendiri, kecantikan gue bisa galahin wajah lo yang selalu Lo banga-bangain itu, gue gak butuh oplas kalau skincare aja kebeli," ucap Adira membuat lawan bicara nya kalah telak, melihat itu Adira langsung Duduk ke arah paling belakang serta yang di pinggir nya terdapat tembok dan duduk sendirian tanpa teman bangku.

"Wow Adira!"

"Keren Lo Adira bikin si Lia gak bisa berkutik."

Ucap beberapa laki-laki yang saling bersahutan, tapi Adira tidak mempedulikan itu Tiba-tiba ada seorang laki-laki mengembrakan pintu cukup keras.

Brakk

"Jamkos Woy! Guru guru pada rapat" teriak laki-laki itu membuat Adira yang tadinya merasa gantuk kini merasa semangat kembali karena ia bisa pergi ke ke kantin untuk membeli bakso yang ia idam-idamkan sedari tadi.

Ia bangkit dari bangkunya lalu pergi ke kantin yang letaknya berada di lantai satu yang berarti Adira harus menuruni tangga.

Dan saat di koridor banyak yang menghinanya dan memuji nya tapi ia tidak peduli karena sekarang yang paling penting ialah bakso dan bakso.

Setelah Adira sampai di kantin, ia menatap berbinar penjual beraneka Bakso, berarti yang di lihat nya tadi pagi tidak salah, karena saat ia mencari kelas nya Adira tidak sengaja melihat objek yang membuat nya ngiler, Yap itu adalah penjual beraneka Bakso merupakan makanan favorit sejuta umat.

Ia melihat kantin yang terbilang masih sepi jadi ia tak usah repot-repot mengantri,"bu bakso satu ya! Sama es teh nya juga," ucap Adira kepada penjual bakso " iya neng mau bakso apa?" Tanya si penjual.

"Bakso super pedas nya satu yang level tujuh aja," jawab Adira antusias.

"Yasudah kalau begitu ibu buatin dulu pesanananya, nanti ibu anterin ke meja neng."

"Iya,Bu"

Setelah itu Adira memilih duduk di kursi yang berada di tengah-tengah kantin, ia pun mendengar kan lagu sembari menunggu pesanan bakso nya yang akan datang.

Adira tidak sadar bahwa kantin sangat ramai dan ada segerombolan laki-laki dan satu perempuan yang menghampiri mejanya.

"Minggir!" Suara serak nan basah itupun mengangu pendengaran Adira, mendongakkan wajahnya menatap datar segerombolan itu terutama Nathan yang seenaknya mengusir nya pergi.

TRANSMIGRASI ADIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang