{17}

79 2 0
                                    

Kalo ada typo tandai ya
Selamat membaca semua.

Sejak kejadian semalam terjadi, Adira hanya terdiam tanpa mengeluarkan suara sedikitpun. Perlakuan Adira membuat Candra khawatir.

"Apa gue ngelakuin kesalahan?," batin Candra.

Sedangkan Adira, gadis yang mengenakan seragam sekolah itupun masih terdiam, entah mengapa kini mood Adira sedang tidak baik-baik saja.

"Kamu sayang gak sama aku?," tanya Adira yang mendapatkan tatapan binggung dari Candra.

"Sayang," jawabnya binggung.

"Bohong, pas malem Dira mimpi kalau Candra itu gak sayang sama Dira."

Kini Adira memegang kedua bahu Candra.

"Candra bohong, kalau Candra gak suka Dira yaudah tinggal bilang, tapi kenapa kamu gak suka sama aku!!," Adira mengguncangkan tubuh Candra.

Candra mengerjapkan kedua matanya dua kali guna memastikan pendengarannya.

"Menggapa sikap dia seperti ini, sangat menggemaskan." batinnya.

"Akhh!"  Adira terpekik kaget saat Candra mendorongnya dan menindihnya.

"Gak sayang? kamu bilang kalau aku ini gak sayang sama kamu?" ujar Candra  dengan suara beratnya yang sukses membuat Adira merinding.

"Siapa yang bilang hm?" tanya Candra yang membuat Adira menelan ludahnya kasar.

"G-gak ada."

"Trus? kenapa kamu bilang gitu?'' ucapnya sembari mendekatkan  tubuhnya kepada Adira.

Sedangkan Adira berusaha mendorong dada Candra namun tidak berhasil  karena tubuh tegap pria itu susah untuk di singkirkan.

"Ingin lihat seorang pria yang sangat sayang ke kekasihnya?" ujar Candra dengan suara depp voice nya sembari mengelus belakang leher Adira yang membuat sang empu bergidik geli.

"Aku bisa buktikan, kalau aku ini sayang sama kamu baby," bisik Candra tepat di telinga Adira yang membuatnya terdiam terpaku.

tatapan penasaran Adira malah membuat Candra menyeringai.

"Kok jadi gini sih," batin Adira ketar ketir.

Tatapan Candra beralih pada bibir merah milik Adira. Dengan lembut, dia mengelus bibir bawah gadis itu.

Dengan perlahan-lahan Adira menyingkirkan tangan Candra yang masih saja mengelus bibirnya itu.

"Udah mau bel, aku masuk duluan ya," pamitnya seraya mendorong tubuh Candra.

Dengan cepat ia membuka pintu mobil, namun gerakannya terhenti kala Candra menarik tangan Adira.

Cup

Adira membulatkan matanya saat benda kenyal itu menempel tepat di bibirnya. Ia menatap tak percaya pada Candra yang kini memejamkan matanya.

Bibir yang tadinya hanya sekedar menempel itupun kini mulai bergerak perlahan.

Dengan cepat, Adira mendorong Candra namun pria itu malah menahan tengkuknya dan memperdalam ciuman mereka.

TRANSMIGRASI ADIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang