{12}

186 8 0
                                    

Kalo ada typo tandai ya
Selamat membaca semua


Seperti biasa, war di menangkan kembali oleh geng laghros meski semua anggota harus mendapatkan luka yang cukup parah.

War tidak akan berhenti sebelum salah satu dari ketua geng itu pingsan atau mendapatkan luka yang parah.

Banyak asap dan kobaran api di sekitar area War, juga Adira yang menatap malas tubuh yang tergeletak di aspal dengan darah yang keluar, sampai terdengar suara sirine ambulance.

Adira hanya bisa memasang wajah datar karena ia tidak jadi ikut war sebab Candra yang mengikat badannya di sebuah pohon, awalnya Adira sudah memberontak tapi tetap saja tenaga laki-laki itu lebih besar di bandingnya.

"Apa?" tanya laki-laki itu saat sudah berdiri di depan Adira.

Terlihat luka yang didapatnya hanya di ujung bibir, itupun hanya bisa di bilang luka kecil.

Candra menolehkan kepalanya ke arah belakang guna memastikan semua anggota nya yang terluka parah sudah masuk ke ambulance.

"Lepasin! lo kira gue apa sampai harus di ikat begini!" seru gadis itu membuat Candra kembali menolehkan kepalanya ke depan.

"Lo tawanan gue," balasnya santai.

"Lagian gue gak mau gadis gue dapet luka sedikitpun," ucap Candra kembali dengan melepaskan tali rafia yang di ikatkan di badan gadis itu.

"Gue bisa bela diri," ucap Adira.

"Manusia bisa lengah kapanpun itu,"

"Sebagai gantinya ikut gue ke suatu tempat,"

"Buat dinner," lanjutnya.

Adira menatap Candra penuh selidik.

°°°°
Di sinilah mereka sekarang di jam yang menunjukkan pukul 1 malam.

"Kita kesini bukan buat tidur!" seru Candra tapi tak ada sahutan dari sang empu yang sudah merebahkan tubuhnya di kasur.

"Tidur," ucap Candra setelah membalikan badan Adira menjadi telentang dan terlihat lah mata gadis itu yang sudah tertutup.

Candra merubah posisi tidur Adira lalu menyelimuti tubuh kecil itu sebelum itu ia melepaskan sepasang sepatu di kaki jenjang milik Adira.

Ia memilih untuk duduk di sofa yang letaknya tak jauh dari kasur tersebut.

Candra mengeluarkan sebungkus rokok dan korek dan menaruhnya di meja kecil yang berada di sana.

"Padahal gue mau ngasih kejutan buat dia," gumam Candra dengan menghisap rokoknya.

°°°

Adira menggeliat pelan dalam tidurnya, ia sedikit meregangkan otot pinggang nya lalu mengusap pelan matanya.

Saat mata telah terbuka, ia melihat Candra yang masih tertidur pulas di atas sofa tanpa selimut maupun bantal.

"Huh masih jam 4 pagi," ucap Adira.

****

Karena hari Sabtu biasanya sekolah libur, jadi setelah sholat subuh Adira menelpon Candra untuk kembali ke rumah tua itu untuk mengeksekusi pelaku penabrakan dirinya.

TRANSMIGRASI ADIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang