Selamat membaca
"Ana!" teriak Azka saat melihat sepupunya yang sudah berlumuran darah.
Bunda Adira sampai menutup mulutnya karena terkejut, sedangkan sang papa langsung memanggil Ambulance.
Azriel menatap Adira yang sedari tadi diam dengan tatapan mata yang kosong.
"Gue bakalan kehilangan rasa kasih sayang dari keluarga ini," gumamnya pelan dengan menundukkan kepalanya.
Adira sudah menebak meskipun ia mengatakan kalau dirinya tidak bersalah tetapi ia akan tetap di salahkan.
Adira melihat sang bunda yang sudah menutup mulutnya terkejut menatap Ana,lalu berjalan cepat ke arahnya dengan mata yang sudah berkaca-kaca.
Adira tahu bundanya pasti sangat marah kepadanya, dan ia sudah siap setidaknya satu tamparan saja dari bundanya.
Grep
Bukan tamparan yang ia terima,tapi malah pelukan hangat seorang ibu.
"Bunda percaya kalau Adira gak bersalah."Tanpa semua orang sadari Adira memiliki benda kecil tadi yang sudah merekam suara Ana dan dirinya.
°°°
Pada jam yang sudah menunjukkan pukul 23.30 malam di rumah sakit atau lebih tepatnya di depan ruang UGD terdapat seluruh keluarga Adira yang duduk di kursi menunggu Ana yang masih di tangani dokter.
Azka tidak berhenti-hentinya menyalahkan Adira meskipun ia tahu kalau yang salah di sini adalah Ana, bego memang.
Bersyukur nya laki-laki tersebut sudah di bawa pulang oleh sang papa dan baru boleh kembali besok hari.
Adira, gadis itu hanya terdiam duduk di kursi di samping bundanya dan sesekali menguap menandakan bahwa ia sedang mengantuk.
"Tidur aja sayang kalau ngantuk," ucap bundanya di balas dengan gelengan kepala oleh Adira.
"Adira mau cari angin aja bun," ucapnya lalu beranjak dari tempat duduknya dengan sesekali mengucek matanya agar rasa kantuk ini menghilang, suasana rumah sakit di jam 23.30 sangatlah sepi.
Apalagi ia berjalan di lorong yang kanan kirinya terdapat taman yang keadaanya gelap gulita.
Adira yang tadinya merasa kantuk langsung merinding saat merasakan angin yang berhembus menerpa dirinya sampai-sampai bulu kuduk nya berdiri, ia tersadar kalau ia berada di lorong rumah sakit yang lampunya sedikit remang-remang. terdengar suara cicak saling bersahutan mengisi keheningan malam.
Adira sedari lahir memang takut dengan hal-hal mistis ia langsung berjalan mundur pelan-pelan takut saat ia berbalik tiba-tiba ada yang melayang di depannya.
Namun ia tiba-tiba, merasakan ada seseorang di belakangnya karena melihat bayangan orang itu memantul ke depan.
"Lo kenapa?," tanya seseorang itu berhasil membuat Adira terkejut membuat Adira refleks berteriak.
"AA..! setan!"
"Gue Abang Lo," ucap orang itu datar membuat Adira memberanikan diri membuka matanya.
" Ngagetin aja Lo bang, gue kira tadi setan" sinis Adira saat melihat Azriel yang berdiri menjulang di depannya.
"Kebanyakan nonton film Horor," ucapnya dengan menyentil kening sang adik.
"Ishh sakit tahu."
"Ikut gue," titahnya lalu berjalan terlebih dahulu di depan Adira.
"Kemana?,"
Azriel pun menunjuk kursi taman yang tidak jauh dari posisi mereka berdiri dengan dagunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
TRANSMIGRASI ADIRA
Short Story⚠️ Budaya kan follow dulu baru baca⚠️ Adira Aiyla zola gadis yang meninggal di usia yang ke 17 tahun, dirinya meninggal karena tersedak bakso saat di sekolah. Tanpa Adira ketahui kalau jiwanya bertransmigrasi ke tubuh seorang gadis culun yang serin...