Kalo ada typo tandai ya
Selamat membaca semuaDi jam empat pagi Adira sudah berdiri di depan pintu apartemen Candra, ia mencoba menelpon laki-laki itu tapi tidak kunjung di angkat.
"Gila nih orang, pas kemaren ngotot suruh gue kesini tapi sekarang malah gak di bukain pintu," gerutu Adira yang masih sibuk menekan tombol telpon di ponselnya.
Sesekali ia memencet bel yang ada di depannya.
Namun Adira sudah kesal dan ia mencoba membuka pintu dan benar saja pintu itu tidak terkunci sama sekali.
Adira mulai melangkah kakinya masuk ke dalam apartemen yang terbilang mewah itu, dengan dinding berwarna putih tapi lebih dominan bewarna hitam dan terdapat ukiran-ukiran unik yang menempel di sana.
Setelah melihat sekitar ternyata di lantai satu hanya ada dapur, ruang tamu, tempat gym dan sebuah taman kecil di belakang dapur.
Jadi bisa disimpulkan kalau kamar laki-laki itu berada di lantai atas.
Adira dengan segera melangkah kakinya ke arah anak tangga lalu mencari pintu.
Ternyata di sana hanya ada satu pintu berwarna hitam dengan ukiran tengkorak yang sangat besar, dengan tekad nya Adira dengan pelan membuka pintu itu.
Suara decitan pintu tidak sama sekali menggangu tidur nyenyak laki-laki yang tidur dengan posisi tengkurap.
Adira berjalan dengan pelan, lalu setelah sampai di sisi kasur ia langsung berjongkok dan mensejajarkan wajahnya dengan wajah tampan ketua laghros itu.
Tanpa sadar tangan nya mengusap pelan rahang laki-laki itu lalu naik ke pipi, "Asal Lo tau gue gak bakal kejebak sama rencana busuk Lo can!,"
Ucap Adira di dalam hati.Candra mulai terusik dalam tidurnya, mata tajam bak elang itu langsung menatap tajam Adira.
Laki-laki itu bangun lalu menyenderkan punggungnya ke kepala ranjang, mengusap wajahnya kasar guna menghilangkan rasa kantuknya dan melirik sebentar gadis yang sudah duduk di sofa samping tempat tidurnya yang berhadapan langsung ke balkon.
"Gue kira Lo gak bakalan datang," ucap Candra dengan suara serak khas orang bangun tidur.
"Jadi ada apa Lo nyuruh gue kesini?"
tanya Adira tanpa basa-basi."Gue rencananya mau pindah ke sekolah Lo, dan..."
"Lo mau cari mati dengan masuk ke kandang lawan?," tanya Adira dengan suara naik.
"Gue gak peduli," balas Candra dengan entengnya.
"Dan asal Lo tahu, gue sekolah di sana bukan untuk cari masalah,"
"Gue gak peduli," balasnya dengan menirukan perkataan Candra.
"Dan untuk permintaan lo yang kemarin gak bakal gue kasih, karena permintaan gue sebelumnya adalah Lo menjadi wakil laghros, jadi lo gak bisa keluar dari zona gue gitu aja," balas Candra dengan senyum smrik.
"Gue gak mau," balas Adira tegas.
"Gue maksa!" tekan Candra dengan wajah datarnya.
"Gue yakin Lo jadiin gue wakil cuman buat di suruh ini itu kan?Kayak babu"
"Kemarin emang iya,tapi tugas Lo selanjutnya adalah merancang strategi bersama gue,"
"Lo juga bisa ikut kalau ada bentrok sama geng lain,"
"Meskipun gue jago bela diri tapi gue gak suka ikut tawuran yang gak berguna sama sekali buat diri gue," lanjut Adira.
"Gue suka pemikiran Lo,tugas Lo cuman menjadi wakil yang harus ada selalu di samping gue sama susun strategi," ucap Candra dengan tersenyum tipis.
KAMU SEDANG MEMBACA
TRANSMIGRASI ADIRA
Short Story⚠️ Budaya kan follow dulu baru baca⚠️ Adira Aiyla zola gadis yang meninggal di usia yang ke 17 tahun, dirinya meninggal karena tersedak bakso saat di sekolah. Tanpa Adira ketahui kalau jiwanya bertransmigrasi ke tubuh seorang gadis culun yang serin...