Taman kampus yang luas selalu menjadi tempat yang nyaman bagi Haruto. Setiap hari, dia akan pergi ke taman tersebut untuk merenung, membaca buku, atau hanya menikmati ketenangan alam. Namun, suatu malam yang gelap, ketenangan itu akan digantikan oleh ketakutan yang tak terlupakan.
Haruto duduk di bangku taman favoritnya. Bulan purnama menerangi langit, dan angin sepoi-sepoi membuat dedaunan bergoyang perlahan. Suara gemericik air dari kolam taman memberikan suasana yang damai. Namun, keheningan itu terpecah oleh suara aneh yang menggema di taman tersebut.
Haruto mengangkat kepalanya dan mendengar suara itu semakin dekat. Itu adalah suara langkah kaki yang tegas dan teratur. Ia merasa takut, mengira ada orang lain yang juga berada di taman pada malam itu. Haruto mencoba untuk mengabaikan suara tersebut dan berfokus pada bukunya, tetapi sesuatu yang tak terduga terjadi.
Bayangan hitam tiba-tiba muncul di depannya. Haruto menoleh dan melihat sosok manusia yang tinggi menjulang dengan wajah yang tak terlihat. Dia merasa keringat dingin mengalir di punggungnya. "Siapa kamu?" tanya Haruto dengan suara gemetar.
Namun, sosok itu tidak menjawab. Ia hanya berdiri di depan Haruto dengan tangan terulur. Haruto ingin berlari, tetapi kakinya tidak bisa bergerak. Terjebak dalam rasa takut, ia mencoba untuk memahami apa yang terjadi. Tiba-tiba, sosok itu melangkah maju, dan Haruto merasa tubuhnya terasa dingin dan lemas seperti ditendang oleh arus listrik.
Setelah beberapa saat, sosok itu menghilang dengan cepat ke dalam kegelapan. Haruto merasa kesadarannya kembali, tetapi dia tidak tahu apa yang baru saja terjadi. Dia memutuskan untuk segera meninggalkan taman dan pergi ke asrama.
Malam berikutnya, Haruto memutuskan untuk kembali ke taman untuk mencari tahu apa yang terjadi. Dia membawa senter dan ponselnya yang berfungsi sebagai perekam video. Begitu tiba di taman, dia merasa suasana berbeda. Angin malam terasa lebih dingin, dan gemerisik daun-daun seolah berbicara.
Haruto berjalan menjelajahi taman dengan ponsel dalam posisi siap merekam. Tiba-tiba, suara langkah kaki yang akrab terdengar lagi. Dia menoleh ke arah sumber suara, dan kembali sosok itu muncul di depannya. Haruto dengan cepat mengaktifkan perekam video pada ponselnya.
Dengan penerangan dari senter dan ponsel, sosok itu tampak semakin menakutkan. Wajahnya terdistorsi, dan matanya terlihat kosong. Haruto berusaha berbicara, tetapi suaranya tidak terdengar dalam rekaman video. Ia merasa takut dan ingin segera pergi.
Namun, ketika Haruto mencoba bergerak, dia menyadari bahwa kakinya kembali terasa terpaku di tempat. Dia tidak bisa bergerak atau berbicara. Sosok itu mendekat dan dengan cepat menyentuhnya. Haruto merasakan sensasi dingin dan terjebak dalam rasa takut yang luar biasa.
Sosok itu mulai berbicara dengan suara yang sangat mendalam dan menggetarkan. "Kamu tidak boleh ada di sini," kata sosok itu, meskipun suaranya terdengar aneh dan tak manusiawi.
Haruto mencoba memahami maksud dari kata-kata itu, tetapi sebelum dia bisa bertanya lebih lanjut, sosok itu menghilang lagi. Haruto dibiarkan terperangkap dalam ketidakpastian dan kegelapan.
Malam setelah itu, Haruto tidak pernah kembali ke taman kampus. Kejadian-kejadian aneh yang dialaminya meninggalkan trauma yang dalam. Dia berusaha melupakan semua yang telah terjadi, tetapi suara langkah kaki dan sosok yang misterius selalu menghantuinya dalam mimpi buruknya.
Taman kampus yang indah berubah menjadi tempat yang menakutkan bagi Haruto, dan dia tahu bahwa rahasia yang terkubur di sana mungkin tidak pernah akan terungkap. Selama dia masih ingat, kenangan horor di taman kampus akan selalu menghantuinya dalam diam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Short Story Horor || Treasure
Short StoryKisah horor pendek yang dialami sekumpulan remaja