Di sebuah malam mendung yang kelam, angin bertiup pelan menggetarkan daun-daun pepohonan di sepanjang jalan. Sebuah ambulance tua berhenti di pinggir jalan yang terpencil, dengan lampu-lampu daruratnya berkedip-kedip menambah suasana yang mencekam.
Supir ambulance, seorang remaja bernama junghwan, menatap hampa ke depan, hatinya penuh kecemasan. Ia sebenarnya takut dengan tempat ini, karena sudah sering mendengar cerita-cerita mistis tentang daerah terpencil ini. Tetapi tugasnya memang mengharuskan ia merespons panggilan darurat, meski kali ini ia merasa seperti terjebak dalam cerita horor yang sebelumnya hanya ia dengar dari mulut orang lain.
Junghwan tiba di sebuah rumah tua yang terlihat lebih seperti kuburan besar. Tanah pekuburan di sekitarnya sudah lama ditinggalkan, dan seluruh area terasa kuno dan tidak berpenghuni. Ia memarkir ambulance dan mengambil peralatan medisnya dengan gemetar.
Setelah mengetuk pintu, seorang perempuan tua membukanya dengan senyum lebar, tetapi matanya memancarkan rasa gelisah. Perempuan itu, yang dikenal sebagai Nenek Marjani, merasa lega melihat kedatangan ambulance. Ia menjelaskan bahwa cucunya, seorang balita, tiba-tiba demam tinggi dan mengalami kejang-kejang hebat. Nenek itu begitu khawatir dan merasa takut karena semua dukun dan tabib setempat tidak mampu membantu.
Junghwan dan tim medisnya membawa balita itu ke dalam ambulance dengan hati-hati. Namun, sesaat setelah pintu ambulance tertutup, suara-suara aneh mulai terdengar dari dalam. Suara tangisan bayi, tawa cekikikan, dan bisikan-bisikan samar mengisi udara. Junghwan mencoba menyalakan mesin ambulance, tetapi semuanya mati mendadak.
Ketakutan mulai merasuki junghwan dan timnya. Mereka mencoba membuka pintu ambulance, tetapi pintu itu terkunci dan tidak bisa digerakkan. Mereka terjebak di dalam ambulance, dengan suara-suara yang semakin keras dan mengerikan.
Junghwan merasa sesuatu merasuki dirinya. Ia melihat bayangan-bayangan samar di sudut-sudut ambulance, dan seolah-olah ada tangan-tangan tak terlihat yang meraba-raba tubuhnya. Tim medisnya berteriak memohon pertolongan, tetapi suara mereka seolah-olah tenggelam dalam kegelapan yang mencekam.
Beberapa jam berlalu, yang terasa seperti berabad-abad bagi junghwan dan timnya. Akhirnya, dengan tiba-tiba, pintu ambulance terbuka. Mereka keluar dengan terengah-engah, pucat dan gemetar. Tetapi balita itu lenyap tanpa jejak, dan Nenek itu juga sudah tak ada.
Junghwan dan timnya tidak pernah bisa melupakan malam horor di ambulance itu. Kisah mereka tersebar luas di kalangan warga setempat, dan tempat itu dianggap sebagai tempat angker yang penuh dengan roh jahat. Sejak saat itu, ambulance itu tidak pernah lagi beroperasi, tetapi cerita tentang malam itu terus hidup sebagai kisah horor yang menakutkan.
![](https://img.wattpad.com/cover/284067665-288-k152768.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Short Story Horor || Treasure
Storie breviKisah horor pendek yang dialami sekumpulan remaja