17: Dua kemungkinan

3.1K 374 98
                                    

Waktu berlalu, ujian semester yang menjadi tekanan akhir-akhir ini telah berakhir. Li Feng Xi yang biasanya ceria dan energik menjadi lemas karena dampak ujian. Dia bukan anak yang cerdas seperti ketiga temannya, agak sulit baginya untuk terus mempertahankan nilainya agar tidak remedial.

"Xiao Ling~"
Ia hendak memberikan pelukan beruang, namun entah darimana Yan He Qing muncul dan mendorongnya menjauh.

"Hentikan tingkah konyolmu"
Li Feng Xi merenggut, sejak dulu ia suka memeluk Bai Ling yang wangi dan lembut saat sedang kurang semangat, namun entah kenapa akhir-akhir ini Yan He Qing selalu menggangunya.

"Ada apa denganmu? Aku hanya ingin mengisi kembali energiku"
Ia hendak kembali memeluk Bai Ling, namun Yan He Qing kembali mendorongnya semakin kuat.

"He Qing, lepaskan aku!"
Li Feng Xi mulai kesal, sedangkan Yan He Qing tidak menyerah mendorongnya menjauh. Keduanya saling dorong, terlihat seperti dua bocah yang bertengkar dimata Bai Ling dan Chen Dong Qin.

"He Qing sepertinya mulai tertular sifat kekanak-kanakan Feng Xi"
Chen Dong Qin berkomentar pendek, kedua orang itu sering ribut akhir-akhir, dan masalahnya selalu sama, Li Feng Xi yang hendak mendekati Bai Ling lalu Yan He Qing akan menjauhkannya.

Bai Ling merasa tidak ada yang aneh, mereka masih remaja, wajar jika sering berdebat karena hal-hal kecil. Kehidupan remaja yang normal, saling bercanda dan bertengkar lalu kembali berbaikan di waktu berikutnya.

"He Qing, Feng Xi, berhentilah berdebat"
Kedua remaja yang masih saling dorong itu berhenti seketika. Yan He Qing melepaskan Li Feng Xi lalu duduk di kursinya, mengabaikan tatapan tajam Li Feng Xi yang masih kesal padanya.

Li Feng Xi, tidak berkata apa-apa dan kembali duduk di kursinya, membalikkannya kebelakang menghadap meja Bai Ling dan Yan He Qing.

"Mulutmu terlihat seperti moncong bebek"
Chen Dong Qin tertawa geli saat melihat wajah merajuk Li Feng Xi, ia melemparkan segenggam permen buah kemeja. Wajah Li Feng Xi langsung berubah, dengan senang dia mengambil permen dan memakannya dengan gembira.

'Bocah...'

"Dua hari lagi pengumuman nilai akan keluar, lalu setelahnya kita punya waktu satu minggu sebelum training camp. Kita mungkin tidak perlu khawatir, tapi Feng Xi...."
Bai Ling memandang remaja yang sibuk mengupas bungkus permen rasa apel.

"Semoga tidak ada hal buruk yang akan terjadi"
Chen Dong Qin menghela nafas.

"Jangan khawatir, aku berusaha keras dan menggunakan otakku 100 kali lipat kali ini. Percayalah, setidaknya aku tidak akan mendapat nilai merah di ujian kali ini"
Ujar Li Feng Xi percaya diri.

"Bagus, liburan kita bergantung padamu"

"Hehe....."



Pulang sekolah, Yan He Qing menunggu Bai Ling yang memiliki tugas piket hari ini. Dengan sabar ia menunggu didepan gedung sekolah sambil memainkan ponselnya. Ia mendongak saat merasakan ada seseorang yang berdiri didepannya.

"Bolehkan aku duduk disini?"
Itu Xin Kei Yi, gadis yang sering menggangunya belakangan ini. Yan He Qing merasa ada yang selalu disembunyikan oleh gadis ini, entah kenapa ia juga selalu merasa kesal tiap kali melihat Xin Kei Yi yang tiba-tiba muncul di sekitarnya.

"Tidak"
Jawaban pendek Yan He Qing diabaikan oleh Xin Kei Yi, dengan percaya diri ia duduk disebelah Yan He Qing.

"Sedang menunggu seseorang? Aku akan menemanimu"
Senyuman Xin Kei Yi membuat Yan He Qing yang sudah merasa kesal dengan kehadiran gadis itu semakin kesal.

"Dengar, aku tidak mengenalmu, dan jangan bertingkah seolah-olah kita saling mengenal"
Dengan itu dia pergi ke gedung sekolah mencari Bai Ling. Yan He Qing pernah mendengar jika Xin Kei Yi adalah anak haram kepala keluarga Xin saat ini, ia juga terkenal di sekolah dan disebut sebagai gadis paling cantik. Banyak anak laki-laki yang menyukainya namun beberapa anak perempuan tidak begitu menyukainya karena ketenarannya. Ia pernah mendengar jika beberapa waktu yang lalu, Xin Kei Yi menjadi target bully oleh beberapa siswi tahun ketiga karena ia dikatakan merebut pacar siswi itu. Yan He Qing tidak begitu memperhatikan keseluruhan cerita, namun dari yang ia tangkap, saat Xin Kei Yi dibully oleh beberapa siswi itu, Beberapa anak laki-laki tidak sengaja datang dan menyelamatkannya. Siswi-siswi yang terlibat dalam pembullyan itu kemudian di skors selama satu bulan.

Yan He Qing tidak tahu apa yang menarik dari Xin Kei Yi, dimatanya gadi itu tidak lebih dari gadis-gadis lain, dan sifatnya itu terlihat seperti teratai putih kecil, melihatnya saja membuat Yan He Qing kesal.

"Xiao Ling!"

"He Qing? Kenapa belum pulang?"

Rasa kesal karena melihat Xin Kei Yi tiba-tiba menguap saat ia melihat Bai Ling.

"Aku menunggumu, ayo pulang bersama"
Bai Ling memandang Yan He Qing sedikit heran. Namun ia masih mengangguk dan pulang bersama.

Melihat bayangan keduanya, Bai Ling kini menyadari jika Yan He Qing yang dulunya sedikit lebih pendek darinya kini tiba-tiba setengah kepala lebih tinggi darinya. Dia tumbuh begitu cepat, dari yang dia ingat, plot itu menceritakan jika Yan He Qing kelak menjadi pemuda tampan dengan tinggi badan yang proporsional. Jika tidak salah tingginya sekitar 185 cm, yang berarti ia akan tumbuh semakin tinggi nantinya.

"Apa yang mengganggumu?"
Sejak tadi Bai Ling terdiam, ia bahkan hampir menabrak dinding jika bukan karena Yan He Qing menarinya kesamping.

"He Qing, berapa tinggi mu saat ini?"
Bai Ling bertanya dengan rasa penasaran.

"Hm? 172 cm mungkin? Aku lupa, sudah lama aku tidak mengeceknya. Ada apa?"

"Bukan apa-apa, hanya saja, kau tumbuh tinggi cepat sekali"
Bai Ling sedikit kesal saat mengingat jika Bai Ling akan menjadi yang terpendek diantara ia dan ketiga temannya. Yan He Qing dan Li Feng Xi akan tumbuh tinggi menjulang, Chen Dong Qin sedikit dibelakang keduanya, lalu dia akan menjadi yang terpendek, mungkin satu kepala lebih pendek dari Yan He Qing. Namun mengingat jika ketiga orang ini adalah protagonis dan peran pendukung penting, sangat wajar jika mereka lebih menonjol dari karakter-karakter lain.

Memikirkan plot dunia ini, Bai Ling teringat dengan protagonis wanita, Xin Kei Yi. Saat ini ia pasti mengalami beberapa pengalaman buruk karena statusnya sebagai anak haram dan juga ketenarannya di sekolah. Namun Yan He Qing saat ini tidak akan menjadi pahlawan untuk Xin Kei Yi, Bai Ling menjadi sedikit penasaran tentang siapa yang menjadi pahlawan Xin Kei Yi saat ini.

Memandang Yan He Qing yang berjalan disebelahnya, Bai Ling memikirkan sesuatu. Jika penyebab utama kematian Bai Ling asli adalah karena Yan He Qing, lalu apa yang akan terjadi jika Yan He Qing ada di pihaknya dan mengabaikan protagonis wanita? Mungkinkah plot dunia akan kembali berubah? Namun sejauh ini, telah banyak dari plot yang ia ubab, namun semuanya tidak ada yang menyentuhnya Xin Kei Yi. Seolah-olah plot masih berjalan semestinya dipihak Xin Kei Yi, seperti ayahnya yang tetap menjadi kepala keluarga Xin meski tidak mendapatkan tanah di timur kota, ataupun Xin Kei Yi yang masih bisa menjadi pusat perhatian di sekolah meski ia tidak memiliki hubungan dengan Yan He Qing seperti yang ada dalam plot.

Bai Ling memiliki beberapa kemungkinan yang terpikir, antara plot dunia yang terus mendukung Xin Kei Yi, atau Plot yang tidak akan berubah bagaimanapun ia merubahnya. Kedua kemungkinan itu mungkin tidak berdampak buruk padanya saat ini, namun di masa depan akan ada beberapa persimpangan antara keluarga Bai dan keluarga Xin yang akan mendorong kejatuhan Bai Shen Yan. Jika semuanya masih berjalan sedemikian rupa, makan keluarga Bai dipastikan akan tetap jatuh meski tanpa Tang Ruo campur tangan.

"Xiao Ling, kita sudah sampai"
Sibuk memikirkan plot, Bai Ling tidak sadar jika keduanya sudah sampai didepan mobilnya.

"Oh...."
Yan He Qing merasa ada yang tidak beres dengan Bai Ling, tidak biasanya dia akan ling lung seperti ini.

"Ayo masuk"
Menepis pikirannya, Yan He Qing membuka pintu dan meminta Bai Ling masuk, ia lalu masuk dan duduk disamping Bai Ling yang kembali ling lung. Entah apa yang dipikirkannya di kepala kecilnya itu, Yan He Qing penasaran, namun untuk saat ini ia memilih untuk diam. Bai Ling akan cenderung memikirkan sendiri masalah yang menurutnya hanya bisa dia selesaikan sendiri, tidak ada gunanya bahkan jika ia bertanya langsung. Namun Yan He Qing punya harapan kecil, jika suatu saat Bai Ling bisa lebih terbuka dengannya dan berbagi keluh kesah pikirannya dengan dirinya.










🌷
______________________________________________

(Maap, tadi malem ketiduran jadi lupa buat nge-publish. Hehe😅.......)


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 10, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

White SunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang