10: Memulai Bisnis

4.5K 709 29
                                    

"Ah Na, bagaimana ini?" Fei Liang sangat gugup setelah mendengar fakta itu.

"Huh, abaikan saja. Ayahku yang akan menangurus jika dia berani macam-macam"

Kelas selanjutnya masih sama kakunya seperti kelas pertama, bahkan terasa lebih mencekik saat berita tentang barang-barang milik Bai Ling yang dibuang Qiu ReNa dari lantai dua.

"Siswa Qiu, Guru Yun ingin bertemu denganmu di ruangannya setelah kelas" setelah kejadian dipagi hari, Qiu ReNa berperilaku baik layaknya siswa pada umumnya, dengan patuh ia pergi keruang Guru Yun setelah meminta kedua temannya menunggu dikoridor lantai pertama.

"Guru Yun, anda memanggiku?" dengan sopan ia mengetuk pintu dan masuk saat dipersilakan.

Guru Yun sendiri sudah sangat pusing memikirkan apa yang akan terjadi karena perbuatan siswanya ini.

"Siswa Qiu, taukah kamu siapa siswa yang kamu gertak pagi ini?"

Qiu ReNa sedikit bingung, ia tidak mencari tahu dan tak ingin tahu tentang anak albino itu.

Guru Yun menghela napas melihat kediaman Qiu ReNa. Ia lalu menarik majalah ekonomi dan metekannya dimeja. Terlihat seorang remaja bersurai perak yang duduk dengan angkuh disebuah sofa tunggal berwarna merah, dibawahnya ada kalimat yang dicetak dengan font tebal yang mencolok, Resmi dinyatakan sebagai pewaris keluarga, Nyonya Bai hadiahkan 30% saham Starlight untuk putranya.

Qiu ReNa begitu terkejut saat membaca tulisan 'Starlight', itu adalah merk fashion milik pibadi seorang desainer ternama, Bai Recca!

"Kamu yang berasal dari kota lain mengkin tidak begitu tahu, tapi setelah datang ke ibukota kamu harus menyesuaikan diri agar secara tidak sengaja berbuat salah. Anak yang kamu ganggu pagi tadi adalah anak tunggal keluarga Bai, Bai Ling. Guru tidak bisa berbuat apa-apa tentang ini, tapi segeralah pulang dan ganti barang-barang Bai Ling seperti yang dia minta jika kamu tidak ini keluargamu kehilangan pijakannya di ibukota"

Dan seketika dunia indah Qiu ReNa langsung runtuh.

"Sial, aku kalah lagi!" Li FengXi berteriak frustasi karena kekalahannya yang kesekian kali. Dengan cemberut ia meletakan konsol game dan meninggalkan Yan HeQing yang tersenyum penuh kemenangan untuk bergabung dengan Bai Ling dan Chen DongQin yang duduk tenang dikarpet dengan berbagai buku dan mangkuk cemilan yang mengelilingi mereka.

"Sekarang apakah kau sadar dengan kemampuanmu?" Li FengXi semakin merenggut mendengarnya, dengan wajah masam ia menyambar mangkuk cemilan ditangan Chen DongQin dan memakan isinya dengan ganas.

Sejak mereka membentuk kelompok belajar, setiap ada kesempatan mereka akan berkunjung kerumah Bai Ling. Orang tua Bai dengan senang hati menyambut mereka dan Bai Ling sendiri tampaknya tak keberatan, bahkan Bai ShenYan membuatkan ruangan khusus disamping kamar Bai Ling yang juga merangkap sebagai ruang belajarnya untuk tempat anak-anak itu berkumpul.

"FengXi, lain kali akan kuajari agar kamu bisa menang" Yan HeQing ikut bergabung dan menepuk bahu Li FengXi.

"Terima kasih untuk keperdulianmu, master. Tapi yang kecil ini tidak membutuhkan bantuanmu" mereka tertawa mendengarnya. Diantara mereka berempat, Li FengXi memang yang terpayah, ia tidak begitu pandai dalam beberapa hal, kelebihannya lebih dibidang olah raga karena ketahanan fisiknya yang paling kuat diantara ketiganya.

Awal ketika masuk Junior high school adalah saat Yan HeQing mulai merencanakan masa depannya. Uang yang ia kumpulkan saat masih elementary school cukup banyak saat itu, ia yang cerdas melihat peluang saat lelang tanah bagian timur ibukota dibuka, dengan bantuan Li FengXi dan Chen DongQing ia akhirnya menggunakan seluruh tabungannya untuk membeli salah satu slot terkecil dengan harga dua juta dan kemudian setelah setengah tahun slot itu kembali terjual 20 juta karena pembangunan jalan raya dan jalur kereta bawah tanah dibagian timur kota menuju kota Nuan yang merupakan kota wisata terdekat dengan ibu kota yang awalnya harus ditempuh dengan jalan memutar melalui dua kota lain. Karena ia masih muda, seluruhnya ditangani oleh perusahaan real estate milik keluarga Chen. Orang-orang diluar mungkin hanya berpikir jika anak-anak muda itu kehabisan cara mereka menghabiakan uang hingga dengan ceroboh mengikuti pelelangan. Namun setelah berita tentang pembangunan jalan raya dan jalur kereta bawah tanah beredar, bagian timur ibu kota yang awalnya hanya sebidang tanah dibawah perbukita menjadi kentang panas, keluarga Xin yang memenangkan hampir seluruhnya langsung meningkat dalam setu malam.

White SunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang