3: Menjadi teman mungkin lebih baik

5.6K 892 1
                                    

Hari-hari disekolah berjalan dengan lancar untuk Bai Ling. Ia masih mempertahankan sikap acuhnya dan hanya berbicara jika perlu, namun ia masih akan membantu beberapa teman sekelasnya jika ia merasa pantas untuk membantu mereka.

Jam terakhir hari ini adalah pelajaran matematika, guru yang mengajar memberi mereka tugas untuk membuat kelompok belajar yang setiap minggunya akan diberikan tugas bersama yang terdiri dari empat orang. Bai Ling yang pendiam membuat beberapa teman sekelasnya ragu mengajaknya bergabung, sedangkan Yan HeQing yang pandai menjadi rebutan.

"Hei, HeQing akan satu kelompok dengan kami, sebaiknya kalian menyerah!" Ucap Li FengXi, dia adalah anak lelaki ceria dan salah satu teman yang paling dekat dengan Yan HeQing.

"FengXi, itu tidak adil! DongQin sudah bersamamu, kenapa kamu juga harus membawa HeQing bergabung?" protes salah satu gadis. Selain Yan HeQing ada satu anak lagi yang terkenal dengan kepandaiannya, Chen DongQin, anak kedua keluarga Chen. Meski status keluarganya cukup tinggi, ia memanfaatkan kepandainnya untuk mendapatkan beasiswa hingga membuat orang tua dan kakaknya bangga.

"Aku tidak perduli, tidak cukup hanya DongQin untuk mengajariku matematika, aku juga membutuhkan HeQing juga!" Bantahnya dengan bangga, teman-teman sekelasnya hanya bisa memutar matanya dengan Li FengXi yang membanggakan kebodohannya. Setelah melihat anak-anak lain menyerah membujuk Yan HeQing, ketiga bocah itu memikirkan anggota terkahir kelompok mereka. Baru saja Li FengXi hendak memberikan saran, ia melihat Yan HeQing yang mengajak Bai Ling bergabung. Li FengXi sedikit gugup, namun ia lega begitu melihat Bai Ling setuju dengan mudah.

Mereka berkumpul dimeja Bai Ling dan Yan HeQing yang bersebelahan mendiskusikan bagaimana mereka akan mengerjakan tugas.

"Jangan dirumahku, ayahku akan mengawasiku begitu tahu jika aku akan belajar bersama teman-temanku, aku tidak akan tahan!" Keluhnya. Sebagai anak laki-laki, Li FengXi dituntut ayahnya agar menjadi lelaki yang pandai dan bertanggung jawab. Namun sifat Li FengXi yang sedikit memberontak dan tidak begitu menyukai belajar membuat ayahnya pusing.

"DongQin, bagaimana denganmu?" perhatian mereka beralih pada Chen DongQin.

"Tidak masalah, kakakku bisa mengajari kita juga nantinya" jawaban tenangnya membuat Li FengXi frustasi, dengan marah ia langsung menolak. Kakak laki-laki Chen DongQin adalah seorang profesor di universitas terbaik dinegara, ia begitu kaku jika menyangkut pembelajaran adiknya, pergi kesana hanya akan membuat Li FengXi semakin tertekan.

"Jangan tanya, apartmentku tidak akan nyaman untuk kita belajar. Bai Ling, hanya kau yang tersisa, apa tidak apa-apa jika kita mengerjakan tugas kelompok ditempatmu?" Bai Ling yang sejak tadi hanya diam memperhatikan langsung menjadi pusat perhatian.

"Tidak masalah, sore ini datang saja kerumahku"

Bai Ling memperhatikan ketiga anak itu. Chen DongQin yang terlihat lugu akan tumbuh menjadi pengusaha dingin dan licik saat mewarisi bisnis keluarganya menggantikan kakaknya yang tak tertarik pada bisnis keluarga. Lalu Li FengXi, bocah nakal ini diluar dugaan akan masuk ketentara begitu lulus sekolah, menjadi salah satu jendral besar yang berpengaruh. Kedua anak itu adalah teman terbaik Yan HeQing, dalam novel diceritakan jika setiap kali Bai Ling mengganggu Yan HeQing, kedua anak ini akan lengsung menjadi tameng, benar-benar sahabat karib. Kini tanpa sengaja ia masuk diantara ketiganya, ia berharap jika perubahan kecil ini akan mengubah masa depannya.

Sore hari Li FengXi menjemput kedua temannya untuk pergi kerumah Bai Ling bersama-sama. Dalam perjalanan ketiganya terus mendiskusikan seperti apa rumah keluarga Bai yang sebenarnya. Rumah Bai Ling berada di distrik perumahan kelas atas, mulai dari pintu gerbang distrik, pemandangan benar-benar berubah, seolah-olah mereka ada ditempat lain. Ketiga bocah itu tak henti-hentinya terkagum melihat rumah-rumah bergaya eropa dengan taman-taman besar mengelilinginya. Keterkejutan mereka tak berhenti begitu mobil berhenti didepan gerbang megah yang dicat perak dengan pola mawar yang dililit sulur-sulur berduri. Begitu gerbang megah itu terbuka, terlihat taman yang begitu luas dengan bunga dan pohon-pohon rimbun yang dipotong rapi disepanjang jalan.

White SunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang