Festival penyambutan siswa baru Ye Hua internasional school begitu banyak diperbincangkan. Bankan beberapa stasiun TV meliput beritanya.
Yan HeQing membantu ayahnya memilih kemeja yang cocok, mengingat jika setiap wali murid diundang, Yan Ren gugup saat memikirkan akan bertemu dengan orang-orang berpengaruh disana. Setelah lama memilih, Yan Ren memakai kemeja biru tua terbaiknya dengan celana bahan hitam, memang sedikit tua, namun masih layak untuk dipakai. Mereka akan berangkat bersama orang tua Li FengXi mengingat arah rumah Li FengXi yang melewati komplek apartement mereka. Yan Ren semakin gugup saat harus satu mobil dengan Li Yuan, anggota dewan negara yang terkenal.
"Selamat malam, Tuan Li" Li Yuan mengenakan pakain formal dan terlihat kaku, dengan anggukan sopan dia membalas salam Yan Ren. Yan HeQing dan Yan Ren duduk dibelakang dengan Li Yuan menyetir dan Li FengXi duduk disampingnya. "Tuan Yan, kudengar HeQing menerima beasiswa tahun ini?" suara kaku Li Yuan memecah keheningan.
"Ya, HeQing berusaha keras untuk itu, sebagai ayahnya aku sangat bangga dengan pencapaian kecilnya ini" saat membicarakan putra mereka, orang tua akan tak terhindarkan untuk memuji.
"Itu luar biasa, hanya sepuluh persen dari seluruh kelas yang bisa meraih beasiswa Ye Hua. Lihat FengXi ku, dia begitu malas, aku bersyukur dia mendapat teman-teman yang bisa diandalkan. HeQing, tolong rawat FengXi nantinya, jangan biarkan dia terus menjadi anak malas"
Wajah Li FengXi sudah memerah malu, ia tak percaya ayahnya bahkan membandingkannya dengan Yan HeQing!
"Tentu, HeQing dan FengLi adalah teman, sudah sepantasnya saling menjaga"
Berbeda dengan ayahnya yang hanya menganggap ucapan Li Yuan sebagai gurauan. Mengingat penjelasan DongQin tempo hari, Yan HeQing tahu jika ini cara Li Yuan membantu anaknya untuk mendapat teman yang bisa diandalkan. Meski merasa jika niat Li Yuan sedikit tidak tulus, namun mengingat posisi Li FengXi, ia dengan senang hati akan menerimanya, lagipula mendapatkan lebih banyak teman juga baik-baik saja.
Area gedung utama begitu ramai, orang-orang berkumpul membentuk kelompok kecil dan membicarakan banyak hal. Yan HeQing bahkan sedikit terkejut karenanya, bahkan ada reporter didepan gerbang. Jika bukan karena petugas keamanan, para reporter yang haus berita itu pasti sudah meberobos masuk. Banyak orang tua dan wali murid-murid Ye Hua adalah orang-orang berpengaruh seperti pejabat negara, bintang top dan pengusaha besar, sanagat jarang menemukan orang-orang ini dalam bingkai yang sama.
Suasana semakin ramai saat sebuah BMW yang dikenal Yan HeQing dan Li FengXi memasuki gerbang dan terparkir rapi tak jauh dari mereka. Para reporter dengan ganas mulai memotret saat melihat Bai ShenYan dan Bai Recca keluar diikuti Bai Ling dari BMW itu.
Keluarga Bai! Tiga orang lengkap dengan angkuh pergi ke gedung utama. Bai Recca yang anggun mengenakan gaun hitam murni dengan hiasan berlian kecil yang membuat sosoknya semakin bersinar, Bai ShenYan terlihat gagah dengah setelan hitamnya, rambutnya dengan rapi disisir kebelakang memperlihatkan dahinya yang tak memiliki kerutan meski telah memasuki usia tua. Bai Ling sendiri tampak sangat cantik dengan jas hitam berekor dengan corak warna perak yang indah, sebuah mawar putih yang terselip didadanya terlihat kalah dengan wajahnya yang menonjol. Gaya rambutnya sama dengan Bai ShenYan memperlihatkan dahinya yang putih dan keseluruhan fitur-fitur wajahnya dengan mata hitam keperakannya yang menonjol.
Yan HeQing dan rombongannya hanya bisa terdiam melihat keluarga tida orang itu.
"Keluarga Bai, aku tak percaya melihat mereka secara langsung" Yan Ren sedikit gemetar.
"Yah, sangat jarang melihat mereka. Anak-anak beruntung satu kelas dengan Tuan muda Bai" bahkan Li Yuan sendiri sangat jarang melihat orang-orang seperti keluar Bai secara langsung.
Kemunculan keluarga Bai tidak diragukan lagi membuat heboh, tidak sia-sia para orang tua itu datang, selain mendukung anak-anak mereka, mereka juga berkesempatan untuk membuat koneksi, lebih baik lagi, mereka bahkan berkesempatan melihat keluarga Bai secara langsung.
Sebagai keluarga, Bai ShenYan dan Bai Recca memiliki akses kebelakang panggung untuk melihat persiapan putra mereka. Bai Ling sendiri tak bisa berbuat apa-apa dengan orang tuanya.
"Paman Bai, Auntie Bai, halo" Zhou Le terlihat tampan dengan terlan hitamnya yang bergaya sama dengan Bai Ling. Setelah beberapa kali bersaing dengan Bai Ling, ia menjadi akrab dengan kedua orang tuanya, terlebih ayahnya juga memiliki pertemanan dengan Bai ShenYan.
"Xiao Le, lama tak bertemu. Bagaimana kabar orang tuamu?"
"Mereka baik, Auntie. Ayah dan ibuku juga datang, mereka mungkin sudah dikursi penonton saat ini"
Anak-anak lain merasa iri melihat Zhou Le bisa bicara dengan pasangan Bai. Mereka ingin juga mengucapkan salam pada orang tua Bai, namun melihat wajah dingin Bai ShenYan mereka harus menyerah.
Pasangan Bai berbicara sebentar dengan Zhou Le dan memberi setikit nasehat untuk putra mereka sebelum pergi, namun baru saja mereka berbalik, kedua orang itu sudah disambut oleh kepala sekolah dan anggota dewan sekolah. Dengan semangat mereka berbicara banyak hal sambil mengantar pasangan Bai kekursi penonton.
"Paman dan Auntie benar-benar menarik perhatian"
"Yah, itu wajar dengan status mereka"
Bai Ling sendiri sudah mulai terbiasa dengan keadaan keluarganya. Ayah Zhou Le yang seorang komposer juga sangat terkenal, namun jika dibandingkan dengan orang tua Bai ia masih kalah jauh.Setelah Yan HeQing dan Li FengXi tiba, anggota kelas 2-1 akhirnya lengkap. Dengan instruksi Jiang Xia, mereka berbaris dan mengetes suara, mencegah kecelakaan ditengah pertunjukan. Zhou Le sudah selesai menyetel biolanya dan piano Bai Ling sudah ditempatkan dibawah panggung yang siap diangkat keatas panggung saat pertunjukan.
"Anak-anak, berjuang!" Guru Feng dengan gugup terus menyemangati murid-muridnya saat ia melihat pembawa acara, Xiao Lili memasuki panggung. Xiao Lili ada putri kedua seorang sutradara terkenal, saat ini ia di kelas 9-2.
Dimulai dengan beberapa sambutan hingga akhirnya acara dimulai.
Xuan Hua memakai gaun merah yang begitu indah menonjolkan kecantikannya. Dengan suaranya yang lembut, ia mempesona para penonton. Xuan Hua adalah anak kedua keluarga Xuan, ia yang bercita-cita menjadi bintang selalu menjadi sorotan dimanapun, dikatakan jika ia siap memulai debut saat lulus junior high school. Tidak hanya penampilan Xuan Hua, kelas-kelas lain tampil begitu baik hingga membuat penonton terkagum-kagum. Tepat ketika anak-anak kelas 2-1 memasuki panggung, aula yang ramai berubah sunyi. Suara piano Bai Ling maunglir lembut disertai suara biola Zhou Le, anak-anak mulai bernyanyi saat musik intro selesai.
Bai Ling yang duduk dengan anggun memainkan piano terlihat begitu bersinar dibawah sorot lampu kekuningan, anak-anak lain tak kalah menonjol membuat banyak perhatian penonton begitu terpana.
Tanpa sadar, penonton tetap hening bahkan setelah penampilan usai. Anak-anak itu dengan gugup membungkuk ditengah kesunyian. Entah siapa yang memulai, suara tepuk tangan tunggal terdengar berlanjut dengan meriah saat penonton kembali sadar.
"Anak-anak, kalian hebat!" Guru Feng memeluk beberapa murid yang bisa ia jangkau, ia begitu terharu hingga hampir menangis. Tidak diragukan lagi jika murid-muridnya sangat berbakat.
"Ini benar-benar mendebarkan, aku takut lidahku akan tergelincir tadi"
"Kita melewatinya! Aku bahkan melihat banyak orang terpana tadi"
"Aku benar-benar merinding mendengarkan suara kita tadi, benar-benar hebat"
Anak-anak mengoceh tentang banyak hal saat mereka tampil. Pergi kesebuah ruang kosong, mereka mengambil posisi seperti saat tampil namun ditambah dengan Bai Ling dan Zhou Le yang berbaris ditengah anak-anak perempuan dan guru Fang yang berdiri menjulang dibarisan belakang untuk berfoto. Beruntung salah satu ayah teman mereka adalah fotografer terkenal hingga mereka tak perlu repot menyewa fotografer.
Anak-anak perempuan dengan bersemangat meminta untuk mengambil gambar dengan berbagai pose hingga tanpa sadar mereka sudah mengambil puluhan gambar.
KAMU SEDANG MEMBACA
White Sun
RomanceDikehidupan sebelumnya Bai Ling merasa jika ia terlalu baik hingga hidupnya berakhir tragis. Ketika orangtuanya meninggal Karena kecelakaan, kerabatnya dengan ganas menguras warisan orangtuannya dan ia hanya diam menyaksikan tanpa bisa berbuat apa-a...