"HeQing, tangkap!"
Bola basket dilempar dengan kuat oleh Li FengXi, Yan HeQing melompat meraihnya sebelum berlari ke arah ring melewati beberapa anak lalu dengan indah melompat dan melakukan dunk."Nice pass"
Diacungkannya sebuah jempol pada Li FengXi yang tersenyum gembira disisi lapangan, sepertinya cuaca yang mulai memanas sama sekali tidak bisa melunturkan senyum bodoh sahabatnya itu.PRIIITTTTT!
Pluit penanda selesainya latihan ditup oleh pelatih yang mengawasi dari luar lapangan. Anak-anak klub basket segera menghembuskan napas lega, latihan akhir-akhir ini cukup ketat mengingat minggu depan tepat setelah selesai ujian tengah semester akan diadakan kamp pelatiah untuk turnamen basket junior yang akan digelar setelah libur musim panas.
Yan HeQing beserta ketiga temannya langsung terpilih sebagai tim inti mengingat kemampuan mereka yang memang diatas rata-rata, hal ini membuat beberapa siswa senior kesal. Beberapa kali dalam sesi latihan selalu saja ada yang mencoba bermain trik untuk melampiaskan kekesalan mereka, namun mengingat apa yang dilakukan Bai Ling beberapa bulan yang lalu pada seorang gadis dikelasnya, tak ada yang berani bertindak terlalu jauh didepan mereka berempat.
"Cukup untuk hari ini, untuk satu minggu kedepan fokus untuk ujian tengah semester, jangan sampai ada yang remidial, terutama anggota inti, paham?!"
Seru pelatih begitu mereka berkumpul."Siap, pelatih!"
"Baik, kalian bisa bubar"
Yan HeQing kembali berkumpul dengan ketiga temannya. Moodnya cukup bagus akhir-akhir ini, ia bahkan merasa jika hari ini ia masih bermimpi. Beberapa hari yang lalu, pemerintah resmi mengumumkan pembangunan stasiun kereta bawah tanah dan jalan raya di bagian timur kota, lahan kosong yang dulunya mereka beli dengan beberapa juta tiba-tiba berubah menjadi tumpukan emas dalam semalam.
Feng Hong mereka melesat dalam sekejap, ratusan tawaran untuk lahan mereka datang terus menerus, beberapa bahkan ada yang bernai menawar hingga ratusan juta. Dengan saran Chen DongQin, mereka menjual sepertiga lahan yang mereka miliki disisi terjauh dengan harga 600 juta untuk menyeimbangkan fondasi mereka disana, meski memiliki pohon besar yang menaungi perusahaan mereka, Feng Hong tidak bisa membangun area yang begitu luas sekaligus, ini juga untuk mencegah adanya konflik karena mereka memonopoli seluruh area timur kota. Mereka menggunakan 250 juta untuk proyek lanjutan dan perekrutan karyawa juga untuk membeli perlengkapan kantor, sisa keuntungan mereka bagi sesuai bagian mereka.
Yan HeQing minggu lalu menggunakan puluhan juta untuk membeli sebuah vila yang ada dipusat kota di lingkar kedua, sebenarnya ia ingin membeli vila kecil di lingkar pertama yang tak jauh dari manor keluarga Bai, namun tak bisa ia bayangkan jika sebuah vila kecil di lingkar pertama akan menghabiskan milyaran. Ayahnya juga masih tak percaya jika putranya bisa tiba-tiba mendapat uang sebegitu banyak dalam sekejap, Yan HeQing bahkan harus meminta bantuan kepada ketiga temannya untuk menjelaskan tentang apa yang terjadi pada ayahnya. Kini ia selangkah lebih dekat dengan tujuannya, kedepannya ia akan berusaha lebih keras lagi untuk membangun pijakannya.
"Xiao Ling, kemana liburan kita kali ini?"
Li FengXi selalu antusias menyambut libur musim panas.Bai Ling berpikir sejenak, tahun lalu mereka pergi ke luar negri, dua tahun yang lalu mereka juga pergi ke luar negri, sepertinya akan cocok jika tahun ini mereka menghabiskan liburan di dalam negri.
"Xiao Ling, bagaimana dengan pergi ke rumah pertanian keluargaku? Aku memiliki satu yang dekat dengan kebun anggur dan pegunungan"
Kakek Chen DongQin adalah pencinta anggur, ia kerap membuat anggur sendiri dan kini tinggal di villa dekat rumah pertanian mereka."Ide bagus! Kita bisa memancing juga!"
Energi Li FengXi seperti tidak ada habisnya, setelah sesi latihan ia masih bisa melompat dan berkicau dengan ceria.
KAMU SEDANG MEMBACA
White Sun
RomanceDikehidupan sebelumnya Bai Ling merasa jika ia terlalu baik hingga hidupnya berakhir tragis. Ketika orangtuanya meninggal Karena kecelakaan, kerabatnya dengan ganas menguras warisan orangtuannya dan ia hanya diam menyaksikan tanpa bisa berbuat apa-a...