2: Kehidupan yang berbeda

6.3K 882 14
                                    

Masa-masa sekolah yang Bai Ling harapkan untuk menjadi damai hancur berkeping-keping saat Yan HeQing duduk disampingnya, terlebih guru Feng juga memintanya untuk berbagi buku materi dan menjaga Yan HeQing yang belum akrab dengan lingkungan sekolah.

Penampilan Bai Ling yang sangat mencolok sudah cukup menarik perhatian, ditambahkan dengan Yan HeQing yang mengekor dibelakangnya saat jam istirahat membuatnya semakin mencolok.

"Bai Ling, bolehkan aku duduk disini?" itu gadis yang mengajaknya mengobrol diawal kelas, Jing LuoLi. Ia membawa nampan makanan bersama dengan dua temannya. Bai Ling Hanya mengangguk, lalu dengan semangat ketiga gadis itu segera bergabung dengannya dan Yan HeQing.

Bai Recca selalu cerewet tentang segala sesuatu yang menyangkut putranya, hampir segara keperluan Bai Ling akan diurusi olehnya hingga makanan dan minumannya. Bai Recca selalu menceramahinya tentang tak sehat dan berbahayanya makanan diluar, jadi dengan penuh kasih ia akan selalu membuatkan makanan untuknya setiap hari dan tak lupa memberinya bekal saat kesekolah.

Meski Bai Recca adalah orang Eropa asli, ia tak melupakan jika putranya lebih menyukai masakan timur daripada masakan barat hingga ia lebih sering memasak masakan timur untuk putranya.

Bei Ling membuka kota bekalnya dan melihat isinya, ia tak bisa menghela napas lagi. Meski terlihat sederhana dengan hanya nasi, daging dan sayur, siapapun bisa melihat jika makanan Bai Ling dibuat khusus. Berbeda dengan Bai Ling, Yan HeQing yang tak memiliki cukup uang hanya bisa puas dengan dua roti kukus sebagai bekal makan siang dan sekotak jus.

Ketiga gadis itu juga mulai makan saat melihat Bai Ling mengambil sumpitnya. Namun saat baru menyelesaikan setengah kotak bekal, ia diinterupsi oleh celetuk Jing LuoLi.

"Bai Ling, bisa aku melihat sumpitmu sebentar?" ia dengan penasaran melihat sepasang sumpit Bai Ling.

"LuoLi, kau mengganggu Bai Ling makan" salah satu temannya tampak tak suka jika Jing LuoLi menggangu Bai Ling.

"Tentu, apa ada yang aneh dengan sumpit ini?" dengan ragu ia menyerahkan sepasang sumpit itu pada Jing LuoLi. Mata LuoLi langsung berbinar menerimanya.

"Ternyata benar! Ini sumpit salah satu peralatan makan perak yang dilelang bulan lalu, harganya mungkin sekitar lima ratus ribu untuk satu setnya" Ucapan Jing LuoLi yang menggebu-gebu membuat Yan HeQing tersedak jus.

"Benarkah? Bukankah itu hanya ada tiga set? Masing-masing sepasang sumpit, sendok dan garpu lalu sebuah pisau. Aku mencoba memintanya pada ayahku namun ayahku berkata jika itu terlalu mahal." gadis disebelah kiri menimpali. Percakapan mereka terlihat normal mengingat jika mereka adalah anak-anak orang kaya. Namun lain dengan Yan HeQing, lima ratus ribu baginya adalah jumlah astronomi, gaji tahunan ayahnya bahkan hanya sekitar dua ratus ribu.

"Kudengar dari ibuku jika Nyonya Bai yang memenangkan semuanya dipelelangan bulan lalu. Lihat, bahkan ada nama 'Bai Ling' disini" sahut gadis disisi kiri menunjuk sebuah ukiran halus dengan huruf latin bertuliskan nama Bai Ling disisi kedua sumpit perak itu.

Bai Ling sduah sadar dengan gaya hidup mewah orang tuanya, namun ia masih terkejut dengan kenyataannya.  Pelayan dan ibunya yang selalu mengatur meja makan membuat Bai Ling tak menyadari jika peralatan makan untuk keluarganya pun telah diatur sedemikian rupa oleh ibunya, pantas saja jika ia selalu merasa akrab dengan peralatan makannya.

Ketiga gadis itu lanjut mengobrol setelah mengembalikan sumpit itu kepada Bai Ling hingga selesai makan. Setelah istirahat Bai Ling langsung membawa Yan HeQing berkeliling sekolah agar ia segera lepas dari tanggung jawab menjaganya. Sepanjang jalan banyak siswa memperhatikan mereka karena penampilan Bai Ling. Rumor tentangnya sudah beredar diantara siswa, terlebih bagi mereka yang orang tuanya memiliki koneksi dengan kekuarga Bai. Banyak dari mereka tak menyangka jika Tuan Muda Bai benar-benar berwarna putih (Bai = White), wajahnya yang pucat seolah-olah seluruh warna diwajahnya terpusat pada sepasang mata hitam keperakannya yang cemerlang dan bibir merah cerinya. Terlebih seragam sekolah yang juga berwarna putih dengan garis hijau cryan dan celana abu-abu gelap membuatnya semakin terlihat putih.

White SunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang