BAB 3

4.1K 319 10
                                    




Paginya, Satya Duduk dimeja makan menikmati sarapannya bersama Oma. Matanya menatap saraga yang sudah rapi turun dari tangga dan bergabung sarapan dengannya.

"Hari ini raga praktek lagi ?" Tanya Oma saat melihat jas putih cucunya disampirkan dikursi.

"Iya "

Omah usap dada sabar saat melihat tingkah dingin cucunya . Dulu anak bungsunya begitu, sekarang turun ke cucunya.

Baginya, saraga itu seperti dituruni sikap buruk ke 3 anaknya

Pemarah mirip sisulung

Kasar mirip si tengah

Dingin apatis mirip sibungsu

Kasian Oma park 😔

"Sarapan yang banyak, biar belajarnya kuat"

"Klo banyak makan, ngantuk Oma"

Satya disebrangnya diam diam membayangkan, bagaimana jika dirinya terus terang beritahu saraga jika Azka sedang mengandung anaknya. Pasti dihajar sampai Satya babak belur, belum lagi soal dirinya yang tidak mau tanggung jawab dan malah menawari Azka aborsi

"Ngapain Lo liatin gua kek gitu?!"

"Ng_nggak..!!" Dengan panik Satya bawa piring kotornya kedapur pergi dari hadapan saraga.

"Kamu tuh dari dulu, gak ada Alus alusnya sama Satya. Kasian, dia kan adek mu"

Bibir raga tertutup rapat, diam diam mata tajamnya pandangi lagi Satya yang naik ke kamarnya.

Tanpa tahu_setelah raga pergi diam diam Oma mengadukan saraga pada anaknya, prihal feeling nya yang tiba tiba buruk. seperti tahu akan terjadi sesuatu diantara 2 cucu kembarnya.

"Sunghoon, perasaan mama gak enak. mama gak tahan, Saraga makin hari makin serem. apalagi klo udah liat satya, Anak itu gak salah apa apa juga tetep dikasarin, mama sampe merinding liatnya"

"Ma, saraga dari kecil emang udah kaya gitu. Lagian sunghoon yakin saraga gak akan nyakitin Satya, buktinya Satya baik baik aja kan sampai sekarang?"

Gak tau aja si sunghoon klo salah satu anaknya dah hamilin anak orang

....

"Satya, kamu dengerin aku cerita gak sih?"

Sean lagi lagi tegur Satya yang kembali melamun.

"Iya denger kok sayang, Zidan tadi kenapa?"
Panik Satya saat Sean buang nafasnya lelah.

"Satya capek yah, kita pulang yah. Nanti lagi nontonnya lain hari"

"Sean, Satya minta maaf "

"Kenapa, ada masalah?" Punggung tangan Satya diusap lembut.

"Sean, ada yang mau Satya tanyain"

"Apa? Tanyain aja"

Satya buang nafas gugup.

"Waktu party bareng klub futsal, sean kan yang jemput Satya?"

Sean mengangguk yakin.

"Waktu itu kamu liat Azka?"

Sean mencoba mengingat, tapi dijawab gelengan.

"Gak liat"

"Kamu bawa aku pas itu dimana?"

"Dikamar Riki, soalnya kata bang Reyhan kamu sempet jatoh dari tangga dan pingsan. Makanya besoknya tangan kamu di gips gara gara bengkak"

Merasa ada yang janggal, Satya mencoba berfikir baik baik.

Apa Satya jatuh setelah melakukan itu dengan Azka?

Azka pulang sama siapa?

"Pas itu aku pake baju ?"

Lagi lagi Sean mengangguk "pake, kenapa emang?"

Pandangan Satya menatap jauh dengan tanda tanya besar dikepalanya. Tapi rasa bersalah kepada Azka lebih mendominasi, sampai rasanya Satya malu untuk bertemu tatap dengan Azka.

"Gak ada apa apa, cuma mau nanya aja"

....

Azka diam diam tutup hidungnya saat mencium bau parfum dari mobil saraga. Bau kopi gak begitu menyengat tapi mampu membuat kepalanya pusing juga rasa mual tak tertahan.

"Azka, kamu gak apa-apa?"

Dengan khawatir Raga menepi untuk periksa keadaan Azka yang pucat dan berkeringat dingin.

"Raga_mau muntah"

Dengan terburu buru Azka keluar untuk memuntahkan sarapan paginya didekat pohon. Jari raga dengan telaten pijati tengkuk Azka yang lemas direngkuhanya.

"Azka, raga antar berobat yah kerumah sakit? Hari ini jangan masuk kelas dulu, kayanya azka sakit " keringat Azka disusut lembut .

Azka menggeleng tidak mau berobat, baginya sama saja bunuh diri "mau istirahat aja, Azka udah berobat kemaren. Kata dokter maag nya kambuh"

"Oke_udah mendingan?"

Rasa mualnya hilang saat perut Azka diusapi oleh tangan berurat raga, hingga terlintas dipikirannya tentang kata kata hilal semalam.

"Azka..mending tanyain ke Riki, gua yakin Pasti ada yang ditutup tutupin mereka pas party. Pas Lo mabuk"

Tapi Azka yakin dan ingat saat Satya ciumi bibir dan tengkuknya, bahkan sampai badannya direbahkan diatas ranjang Riki. Walaupun setelahnya Azka tak ingat lagi, yang dia ingat bangun siang hari dikamar kost nya dengan pakaian yang sudah diganti dan juga badannya yang penuh dengan bekas cinta

"Kalo udah gak mual, kita pergi ke kost yah"

"Raga kekampus duluan aja, klo telat dimarahi pak daniel. nanti Azka bisa pesen grab buat pulang sendiri" Azka pandang ngeri mobil saraga.

"Saraga gak peduli. Azka sakit_Raga lebih baik dimarahi pak Daniel seharian dari pada biarin Azka pulang sendiri"

Dalam hati menyumpahi sifat keras kepala saraga.

"Tapi Azka gak mau naik mobil"

Mata keduanya terkunci cukup lama, sampai Rasa panik mendatangi azka saat tau jika saraga mengetahui kebohongannya.

"Raga telpon Haris sebentar yah buat tuker motor "

Selama menunggu panggilannya terangkat, Mata saraga tatap dalam Azka yang tengah menahan rasa gugup.

Saraga kecewa.

"Azka pembohong yang payah"

TBC

Guys gua update 3 kali hari ini....soalnya 2 nanti sibuk jadi kayanya gak sempet update. Yaudah gitu aja, dadahhh👋



Hello baby _sungjakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang