Azka membuka mata, terpaan panas sinar matahari mengganggu tidur siangnya. Badannya Mencoba berbalik untuk menyamankan posisi berbaring nya, tapi urung saat merasakan kedua tangan seseorang memeluk perut nya erat.
"Raga?"
"Hmm.."
"Dari kapan disini?" Azka mencoba bangkit, tapi saraga tahan untuk tetap berbaring diposisi nyamannya.
"Mau kemana?...bobo lagi, raga capek abis kelasnya pak Daniel. Praktek Mulu gak selesai selesai"
Azka berbalik menemukan wajah lelah saraga tengah terlelap, Pipinya memanas saat merasakan terpaan nafas teratur saraga membelai wajahnya. Dengan lembut Azka usap Surai blonde berantakan raga untuk dirapihkan sebelum membalas pelukan saraga.
"Pasti capek, untung Azka gak jadi masuk jurusan kedokteran. Raga yang pinter kek Einstein aja capek, apa lagi Azka. Pasti udah guling guling ditanah sambil nangis"
Raga tertawa menampilkan gigi rapih serta taring yang turun dari ayah sunghoon. Bagi Azka saraga pria paling tampan, melebihi siapapun. Untuk sesaat tatapan mereka bertemu sebelum saraga lebih dulu mempertemukan bibir keduanya dalam ciuman panjang, sampai azka lupa kalo dirinya tengah menyembunyikan sesuatu hal yang akan membuat hubungan keduanya retak.
Azka belum siap
"Saraga sayang Azka"
Seharusnya dia bersyukur disayangi pria seperti saraga, tapi yang dia rasakan justru kecewa. Raga selalu berbuat semaunya, menciumnya memeluknya. Tanpa memberikan kepastian kepada Azka yang menaruh perasaan melebihi rasa sayang.
"Azka juga_" cinta saraga
.....
"Hilal, anterin gua yu"
Hilal yang sedang rebahan sambil susun Nirmana dari stik es krim berdecak sebal.
"Kemana? Mager nih az...mana Nirmana gua GK kelar kelar"
"Bentar kerumah sakit"
Wajah pucat Azka membuat hilal merasa bersalah.
"Ayuk..."
....
Dirumah sakit Azka remas kertas rujukannya, gak tau lagi harus bagaimana menghadapi rasa gugup nanti saat bertemu dokter.
"Azka...kok kita ke poli kandungan? Siapa yang hamil ? " Hilal kebingungan mendapati dirinya sekarang tengah duduk menunggu antrian dipoli kandungan.
"Hilal..maafin Azka yah. Sebenernya _"
"AZKA ADITYA"
..
..
"ANJIR AZKA.... Gak habis thinking gua sama hidup Lo yang ke wahana kora kora itu"
Azka menunduk dibangku taman sesekali makanin ciloknya. Dilihatnya hilal mondar mandir didepannya masih dengan ekspresi kagetnya
"Siapa bapaknya? Raga?"
Azka menggeleng membuat hilal menangis meratapi nasib pria yang berani hamili Azka.
Kasian pasti hidupnya gak lama lagi.
Jelas hilal tau Saraga itu seperti apa, pria sipemilik aura dominan yang kuat. Dibandingkan menjadi dokter, raga lebih pantas jadi petinju dunia.
"Jadi siapa ?"
"Satya"
Azka buang plastik ciloknya, terus diam melamun mengusap perut ratanya.
"Gua hamil anak Satya"
Jangan tanya gimana keadaan hilal sekarang.
Tidak menyangka. Apakah sebentar lagi akan ada berita panas di kampus dengan bertuliskan_
TELAH TERJADI PERTENGKARAN HEBAT ANTARA SARAGA SI PENGUASA BUMI DENGAN SATYA KEMBARANNYA.
"Kasian Satya, pasti tamat riwayat dia klo raga tau"
"Ya maka sebab itu gua gak bilang sama raga_ gua takut"
"Tapi kok bisa, emang kalian ngelakuin itu nya kapan? Perasaan Lo gak Deket sama Satya , paling klo sparing futsal doang"
"Pas party bareng klub futsal dirumahnya Riki, kita mabok bareng trus gak sengaja lakuin itu"
Hilal diam sesaat mencoba mencerna kata kata Azka.
"Wait, party dirumah riki ? kalo Lo lakuin itu dirumah riki harusnya raga udah habisin Satya ditempat "
Azka berdiri untuk hampiri hilal berharap dirinya tak salah dengar
Raga?
"Lal..elu kan yang jemput gua dirumah riki?"
Hilal tertawa tanpa dosa
"Sorry az, sebenernya pas itu gua gak bisa jemput _ jadi gua minta tolong Saraga buat jemput lu"
TBC.
