Tuk tuk tuk
"Azka!! Lo gak apa apa?"
"Guah hah..Hoek.." "gak apa apa_ cuma masuk angin"
Cklek
Pintu terbuka menampilkan muka pucat Azka , bibirnya masih basah sebelum dilap tisu disamping wastafel.
"Gua anter pulang yah? Atau mau gua telfonin raga?"
"JANGAN"
hilal kaget sampe dadanya dielu elus.
"Ya santuy, gak usah ngegas"
"Raga sibuk, fakultas dia jauh. Kasian harus jemputin gua disini"
Saraga.
Azka tidak tau harus bagaimana saat bertemu raga, pria yang rela menjadi Hero di kehidupan Azka sejak kecil itu. Azka belum siap dijauhi saraga karna kecewa, kecewa saat tau azka pria yang dia lindungi hamil. Parahnya lagi hasil kelakuan kembarannya.
"Anterin gua ke fakultas hukum ya...gua ada perlu sama Satya"
.....
"Satya"
4 pria dikursi taman itu menoleh, termasuk Satya. Ada Sean ,duduk disamping Satya dengan tangan mereka yang saling bertaut. Rasa ragu meluap seketika, Azka merasa jahat saat melihat sean_pacar Satya dimana hubungan mereka telah berjalan 5 tahun.
Harus kah dia beritahu?
"Eh Azka...sini" dengan cepat Sean tarik tangan Azka untuk bergabung dimeja.
"Sean, gua boleh pinjem Satya sebentar?"
"Lah ..ngapain harus izin. Bawa aja dia, risih gua dari tadi anaknya nemplok Mulu gak mau lepas"
Satya memberikan atensi penuh pada Azka, Sebelum beranjak mengikuti langkah Azka didepannya .
"Sat.."
"Hmmm"
"Gua hamil"
"..."
Tatapan mereka bertemu sebelum Satya menarik Azka ke parkiran untuk memasuki mobil Pajero sport hitam miliknya.
"Lo _apa?"
"Gua hamil sat.."
"Hamil anak siapa? Raga udah tau?"
Dada Azka berdetak kencang, tiba tiba rasa mual kembali datang.
"Satya gak inget? Pas acara party bareng anak klub futsal kita ngadain minum minum dirumah riki. Lo mabuk gua juga mabuk, tapi gua inget kita lakuin itu dikamarnya dia" tangan Satya diraih Azka untuk disimpan diperut ratanya.
"Satya, ini anak elo"
Harap cemas menunggu reaksi Satya yang gak meyakinkan. Anak itu diam dengan mata kosong menatap tangannya diperut Azka
"Becanda Lo gak lucu" tangannya ditarik paksa.
"Azka Aditya _ kita masih 18 , buat punya anak itu gak mungkin banget. Perjalanan pendidikan kita aja masih panjang, kalo bener itu anak gua mau hidup gimana dia. Belum lagi saraga, KLO Abang gua tau pasti dia ngamuk hancurin seisi bumi"
diraihnya bahu Azka dengan mata saling terkunci, trus dengan santai Satya berucap.
"Menurut gua mh gugurin aja az, dengan gitu semuanya selesai_"
Bugh
Mulut Azka kelu, matanya berkaca kaca menatap Satya tak percaya. Tak menyangka anak kesayangan papa Jake yang terkenal baik dan sopan bisa se brengsek itu.
memang yang terlihat baik belum tentu baik.
"ANJING LO SATYA..!! KLO LO GAK MAU TANGGUNG JAWAB BILANG.."
Nafas Azka memberat tak beraturan, rasa mual tak tertahan membuat pandangan Azka berkunang kunang
"Gua bisa besarin dia sendiri, gua gak butuh apapun dari Lo "
Dengan perasaan hancur dan kecewa. Azka keluar membanting kasar pintu mobil, Pergi menjauh berharap tidak lagi datang dihadapan Satya. Rasa mual yang sempat tertahan Azka muntahkan, dengan pandangan dingin ia arahkan pada Satya yang masih ada didalam mobil.
"Ck.. Satya pengecut, awas aja gua Aduin raga biar dihajar sampe mampus"
TBC
