BAB 4

4.7K 376 33
                                        




Sudah 1 bulan Azka sembunyikan kehamilannya, perutnya sudah mulai membentuk benjolan karna Usia janinnya yang sudah memasuki Minggu ke 5. Tapi nampaknya belum ada titik terang siapa ayah dari janin tersebut.

"Azka?"

"Hai bang! Lama gak ketemu"

Reyhan gabung duduk dihadapan Azka.

"Kenapa? Ouh...gua tebak, Lo mau gabung club futsal lagi kan. Kebetulan banget, gara gara Lo out gua jadi susah cari kiper_"

Azka tersenyum walaupun didalam hati teriak
LU MAU ANAK GUA BROJOL DITEMPAT?

"Bukan bang, sorry soal gua yang tiba tiba keluar dari club. Sebenernya ada yang mau gua tanyain"

Halaman fakultas teknik mendadak sepi menyisakan Azka dan Reyhan.

"Ini tentang party dirumah riki, bang Rey_ sebenernya apa yang terjadi antara gua sama Satya?"

Reyhan terpaku diam cukup lama, mencari jawaban yang tepat untuk dikatakan kepada adik tingkatnya.

"Gak ada, kita minum minum doang. Trus gak lama Lo dijemput hilal dan setelahnya Satya dijemput sean"

Azka diam diam tertawa akan jawaban kakak tingkat nya, dijemput hilal?

"Hilal? Bukan saraga yang jemput?"

Reyhan terlihat terkejut, membuang muka untuk menghindari Azka yang mencoba menyudutkannya.

"Bang Rey suka sama hilal kan? Gua kasih deh nomor dia, asal ceritain yang sejujurnya . Plis gua mohon"

"Oke gua minta maaf. Memang saraga yang jemput Lo tapi gak ada yang terjadi. Saraga cuma jemput doang trus Satya jatuh kan dari tangga dan dia pulang dijemput pacarnya"

Jawaban Reyhan malah membuat Azka semakin kebingungan.

"ngomong yang bener bang, gua gak faham"

Jawaban selanjutnya membuat Azka kesal setengah mati.

"Gua gak bisa ceritain, terserah Lo mau kasih nomor hilal kek, mama papanya hilal kek gua gak peduli. Gua masih pengen hidup tenang, mending Lo tanyain aja langsung ke saraga"




"AKH...SAKIT AZKA, AMPUN..!"

"LO TUH GUA BAIKIN GAK MAU , NIH RASAIN NIH ..RASAIIIIN!!"

teriak Reyhan mengisi heningnya fakultas teknik, Dengan tangan yang mencoba melepaskan tarikan ganas Azka dirambut hitamnya .

"IYA IYA..AKU CERITAIN, ASAL LEPAS DULU. SAKIT"

"Buru ceritain ..!"

Reyhan pandangi Azka ngeri, perih dikepalanya masih terasa. Tarikan Azka pada rambutnya gak main main

"Gua ceritain tapi gak disini"

Setelah itu Reyhan ajak Azka keparkiran, memasuki mobilnya berharap tidak ada yang curi dengar

"Jadi gini. waktu itu semuanya pada mabuk kan? satu persatu pada pulang tuh dijemput. nyisain gue, Zidni sama Riki . Kita gak mabuk dan waktu itu Gua inget jam 10 an saraga datang nanyain Lo dan jujur pas itu gua gak tau klo Lo pergi kekamar Riki bareng Satya. Tapi muka saraga udah nyeremin banget cariin Lo seisi rumah, sampe akhirnya gua_"

Ada jeda lama, Reyhan terlihat ragu melanjutkan

"_gua denger suara teriakan Satya, kenceng banget kek kesakitan . Gua buru buru naik ke kamarnya Riki karna takut terjadi sesuatu, Gua gak begitu tau apa yang terjadi antara saraga dan Satya. karna yang gua liat, lo_digendong saraga dalam keadaan berantakan. Satya juga sama berantakannya, bahkan hampir telanjang gak sadarkan diri"

Nafas Azka tak beraturan, dengan mata yang berkaca kaca

Jadi anak yang gua kandung anaknya Satya?

"Bang, Kenapa Lo sembunyiin ini semua dari gua?"

"Gua takut Azka, kita bertiga sempet diancam. Makanya gua bilang tangan Satya bengkak karna jatuh dari tangga yang sebenernya itu alibi kita_saraga yang buat tangan Satya bengkak, bukan jatuh dari tangga"

.....

Bibir Azka tertarik membentuk senyuman, ditatapnya raga yang masih cerita dengan suara beratnya. Rutinitas saraga seperti biasa, abis ngampus pulang ke kost Azka sampe lupa waktu.

"Kok bisa begitu sih"

"Ya bisa, Haris kan emang ceroboh. Akhirnya dia dimarahi pak Daniel gara gara jas prakteknya bolong"

Suara tawa Azka mengisi sunyinya kamar kost, raga perbaiki letak kepala Azka yang tidur berbantalkan pahanya. Ditatapnya wajah cantik Azka yang masih komentari kelakuan teman se praktek nya itu.

"Azka.."

Tawa Azka terhenti lalu memberikan atensinya pada raga

"Azka bahagia gak klo bareng sama raga?"

Pertanyaan konyol, jelas Azka bahagia. Bagi Azka saraga sudah seperti separuh hidup dan nyawanya

"Ya bahagia lah..Rasa bahagia Azka sebesar ini _" Azka bangkit trus gerakin ke 2 tangannya membuat lingkaran besar "100 kali lipat dari lingkaran ini"

Lalu mendekat untuk naik pada pangkuan saraga.

"Sampai gak tau hidup Azka kaya gimana klo tanpa saraga_ makanya jangan tinggalin Azka yah"

Meraka berpelukan hangat , menyalurkan rasa nyaman dan aman.

Biarkan hari ini Azka bebas, melupakan beban yang akhir akhir ini mengganggunya.

"Azka , klo ada sesuatu yang bikin Azka gak nyaman_cerita, Raga janji gak akan marah"

Pelukan Azka mengerat mencoba menahan gejolak aneh di dadanya.

"Iya, Azka janji bakal cerita kok_"

_tapi gak hari ini raga. Kasih waktu sampai Azka siap..siap harus kehilangan saraga dihidup Azka . walaupun hati Azka masih menaruh harap kalo bayi ini_buah hati kita


TBC

Gak sempat update?
Bersyandahhh.. bersyandahhh

Jadi kalyan tim saraga atau Satya?


Hello baby _sungjakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang