Perkiraan Azka salah, ada satu masalah yang Azka takuti lebih dari rahasianya diketahui saraga.
sunghoon, ayahnya saraga
"Raga..gimana klo ayah kamu marah?"
"Pasti marah, tapi gak perlu khawatir. Raga bakal lindungi Azka"
Tangannya digenggam memberi ketenangan.
Saat ini Azka dengan gelisah tatap rumah yang dulu sering dia datangi main, rumah saraga.Diluar sudah nampak papa Jake yang antusias hampiri mobil anak pertamanya.
"SARAGA..PAPA KANGEN"
Badan keduanya dipeluk hangat. Bagi Azka, semenjak papinya meninggal, papa Jake sudah seperti orang tua untuknya.
"Kok kesini gak ngabarin, kan papa bisa buat ayam kesukaan Ragaa..Satya gak ikut?"
"Nggak ikut, Si Sean hari ini ulang tahun"
"Gak ikut apa gak diajak"
Raga diam tapi Jake gak ambil pusing, sudah terlalu hafal dengan watak anak pertamanya.
"Pa..ayah ada dirumah?"
"Ada ....makan dulu yuk, bareng bareng. Papa kangen makan bareng kalian"
Saat saraga dan Azka tiba dimeja makan, bertepatan dengan sunghoon yang keluar dari kamar.
"Loh..pulang?"
"Iya yah, cuma sebentar kok. Sore udah pulang lagi"
"Satya mana?"
"Gak ikut, sibuk"
Mereka keluarga, tapi entah kenapa Azka selalu merasa kecanggungan diantara saraga dan ayah sunghoon disetiap perbincangan.
"Raga mau tambah lagi ikannya? Azka, makan yang banyak.. soalnya kamu makin lucu, pindah kekota pipimu tembem gitu jadi pingin cubit"
Harusnya jadi candaan biasa, tapi Azka malah tersedak sampe batuk batuk.
"Eh...papa minta maaf, gak maksud bilang Azka gendut kok"
"Iya, Azka gak kenapa-kenapa. Cuman ikannya pedes" alibi Azka, bikin Jake kebingungan padahal cabenya cuma satu
"Yah, saraga mau ngomong sesuatu "
Semuanya mengalihkan fokus kepada saraga.
"Ayah papa, Azka pamit kedapur dulu"
Azka lekas bereskan bekas makannya untuk dibawa kedapur, berniat pergi tidak mau ikut dengan pembicaraan serius dimeja makan.
Cukup lama menunggu sampai Azka tutup telinga nya terkejut saat dengar suara pecahan kaca, bersamaan dengan teriakan sunghoon juga suara kencang tangisan Jake
Semua sesuai dugaan Azka.
Dilihatnya saraga hampiri dirinya, matanya merah juga sedikit goresan berjejak darah dipipi kanannya.
"Kita pergi sekarang"
Meja makan kacau, sebelum pergi ditarik saraga Azka hanya melihat sunghoon tampak marah dengan Jake peluki badan sunghoon mencoba menenangkan.
Fikiran Azka kosong sampai raga bukakan pintu mobil untuknya. Tangannya bergetar dengan rasa bersalah yang meluap, semua salahnya. Jika saja dia gak ikut party saat itu, mungkin gak ada istilah saraga yang kembali dimarahi ayah sunghoon. Semua bakal baik baik aja
Saraga usapi pipinya mencoba menghapus lelehan air mata, lalu berujar lembut.
"Kita besarkan bayi Kita sama sama, everything will be fine. saraga janji bakal lindungi dan bahagiain Azka sampai kapanpun"