BAB 10

3.7K 250 14
                                    

..

"Bang, es kulkul nya 2. yang satu pisang yang satunya lagi melon"

Azka liatin taman yang ramai anak anak , ada yang main bola, sepeda dan sepatu roda. Tangannya usap perutnya yang membesar, sambil membayangkan suatu hari bisa ajari anaknya belajar sepatu roda.

"Yuk, kita cari tempat duduk. Kasian kaki kamu pasti pegel"

Raga dan Azka asik habisi es kulkul nya, beberapa anak sudah pulang karna jam menunjukkan pukul 5 sore.

"Aku seneeeng.. banget hari ini" ujar Azka pandangi wajah tampan saraga yang baru saja warnai rambutnya menjadi hitam pekat. Angin sore berhembus kencang membuat saraga buru buru rapihkan sweater yang tengah Azka pakai.

"3 minggu lagi raga...aku gak sabar pengen cepet cepet liat bayi kita. kamu udah punya nama buat sikecil?"

Es kulkul yang raga makan habis lalu tarik Azka untuk bersandar dibahunya.

"Raga bingung, tapi menurut kamu Naeun park bagus gak?"

"Hmm...bagus!! cantik loh Naeun park..cocok banget buat dia "

Azka peluki perut raga hangat, sampai kaget pas rasain bayi diperutnya bergerak kencang.

"Raga..dia nendang nih, cepetan"

"Mana..! " telapak tangan saraga usapi perut Azka tak sabaran, soalnya setiap raga ingin pegang pasti anaknya gak mau gerak. Kaya sekarang, raga kecewa soalnya gak rasain pergerakan apapun diperut azka.

"Mana? _Sayang..papa mau pegang loh, masa gak boleh"

"Dia salting itu, soalnya tau bapaknya ganteng" Azka ikut usapi perutnya mencari pergerakan dari sibayi "bentar, nanti juga gerak"

"Eh...!! Azka tanganku ditendang" saraga heboh sampe diliatin pedagang diarea taman " gemes banget kamu dek, papa kan jadi salting"

"Ya kan...apa aku bilang"

Mereka tertawa senang bersama sampai matahari mulai turun.

....



"Raga, ini bagus gak dipasang disini?"

"Bagus sayang"

Azka semangat tempeli kupu kupu didinding, tak lupa pasangi beberapa perhiasan lucu lainnya.
Sedangkan saraga sibuk rakit ranjang bayi ditemani Haris disampingnya.

"Bro..bautnya kurang ato gimana sih, masa gini?"

"Kebalik tolol"

"Ya santay cil"

"Lagian liat yang bener , ini buat yang kanan. Ada hurufnya tuh A"

Haris kicep gara gara dimarahi calon bapak "iya iya, sini obengnya. Gua yang pasang"

Setelah kamar sikecil jadi, raga dan Haris pamit untuk ke cafe sama sama meninggalkan Azka sendirian dirumah.

"Jangan lupa mangga yang abis aku potongin tadi dimakan, usahain abis makan siang harus bobo ya.."

"Iya iya..sana, nanti telat"

Apartemen sepi, Azka selonjoran disofa sambil makanin mangga yang saraga potong.

Tingnong..

Tiba tiba suara bel apartemen bunyi.
Azka simpan mangganya, berjalan kearah pintu untuk lihat siapa yang bertamu disiang yang panas ini

"Eh..ayah sunghoon?" Kaget Azka setelah mengintip lewat door viewer, Azka rapihi penampilannya sebelum membuka pintu.



....



Sunghoon pandangi seisi ruangan apartemen, sederhana tapi rapi dan nyaman.

"Saraga ngampus?"

"Hari ini nggak ada kelas yah, jadi raga pergi ke cafe. Diminum teh nya, maaf cuma punya cookies soalnya belum belanja "

Sunghoon mengangguk minum teh buatan Azka.

"Papa gak ikut?"

"Jaeyun pengen ditemenin lomba bola sama papanya, jadi gak ikut"

Bohong, padahal sunghoon jengukin Azka aja diam diam.

"Azka, ayah minta maaf soal _" sunghoon gugup tidak tau harus merangkai kata kata seperti apa, tapi Azka faham jadi tersenyum memaklumi.

" sudah di maafin kok, dari lama. Azka sama raga juga sama salahnya, harusnya bisa lebih hati-hati. Jadi_gak perlu dibahas lagi"

Semenjak marahi anak pertamanya, sunghoon merasa ada yang salah. Hatinya terasa dingin seperti ada yang berbeda, setiap keluarga nya kumpul sunghoon malah mendapati anak pertamanya hilang. Terakhir melihat saat hari pernikahan, dan sunghoon hampir gila merasakan rindu.

Jake benar, sunghoon tak akan bisa kehilangan apapun yang sudah menjadi hidupnya. Termasuk saraga, anak pertamanya.

"Jadi, cucu ayah laki laki apa perempuan?"

Pipi Azka memerah merasa senang karna anaknya telah diakui "perempuan, kemarin sudah daftar operasi sesar. Perkiraan 3 Minggu lagi"

"Ayah boleh_pegang?"

Azka malu, tapi masa gak boleh. Jadi Azka mendekat memperlihatkan perut buncitnya yang dilapisi kaus dan cardigan.

"Boleh.."

Azka kaget sampe meringis merasakan anaknya bergerak ribut saat telapak tangan sunghoon mendarat diperutnya.

"Eh..gak apa apa?" sunghoon reflek langsung tarik tangannya lagi "kayanya dia gak suka ayah pegang"

Azka tertawa trus bilang sambil malu malu .

"Dia kesenengan deh kayanya, sampe gak mau diem"

Sibayi belum juga diem sampai sunghoon pamit pulang, dalam hati ingin terik kencang merasa senang karna satu bebannya berkurang.

"Seneng yah ? Sama baba juga seneng, lega banget ..."


.....



Malam nya Azka kembali cerita sebelum tidur, masih topik yang sama.

"Baju yang ayahmu kasih itu baju bayi yang pengen banget aku beli. cuman aku malu bilang sama kamu, Soalnya mahal . Tapi ayahmu beliin 10 buat sibayi, anehnya ayah gak salah beli baju padahal baru tadi dikasih taunya klo anak kita perempuan "

Raga peluki Azka dari belakang, tangannya masuk membelai perut telanjang Azka merasakan bagaimana sikecil gerak dengan pelan.

"Padahal kamu bilang aja, aku beliin kok"

"Ya justru itu untung aku gak bilang, lumayan loh uangnya buat tambah tambah beli susu bayi sama popok"

Saraga cuma ngalah, trus ciumi rambut Azka yang wangi strawberry

"Kalo baba nya mau apa?"

"Babanya? Mmm ..apa yah, emangnya papa mau ngasih apa buat baba?" Azka salting, ada geli gelinya dikit.

"Ck..kok tanya papa, kan kamu yang mau jadi aku yang turutin"

Azka noleh kebelakang mempertemukan tatapan keduanya.

"Azka gak mau apa apa dari raga_" jari tangannya menyatu dengan jari jari saraga "_cukup jaga kesehatan, Azka gak mau raga sakit, jadi_ please stay with me . Janji yah jangan tinggalin Azka"

Saraga terpejam merasakan ketulusan Azka saat kecup pipinya.

"Saraga janji gak akan tinggalin kalian berdua"






TBC









Hello baby _sungjakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang