Friday Night

163 5 0
                                    

Satu bulan telah berlalu, Yudis benar-benar membuktikan perkataannya. Mommynya dan Mami Yeri begitu sibuk mengurus persiapan pernikahan anak mereka. Undangan telah disebar, kabar pernikahan anak semata wayang Drajat dengan putra kedua keluarga Rajendra pun sudah masuk media. Yeri hanya pasrah, ia tidak ingin pusing dengan persiapan pernikahan dan tetek bengeknya. Ia percayakan semuanya pada orangtuanya dan Yudis. Terlebih Yudis semakin sering menyambangi kantornya, pembuktian kata-kata Yudis "aku akan selalu ada dimanapun kamu berada" benar adanya.

"Sayang, mommy bilang besok fitting, kita harus dateng."

"Heem."

"Kamu beneran ga da request apapun? Kamu pasti punya dream wedding kan, bilang aja ke mommy atau ke aku nanti aku sampein ke mommy."

"Ga ada, Yud. Aku ngikut aja biar ga ribet."

"Okay."

"Abis nikah, kamu ikut aku kan?"

"Maksudnya?"

"Kalo kita tinggal di US, kamu ga keberatan kan?"

"Bukannya kamu mau menetap di Indo?"

"No. Cuma ngurus beberapa projek aja. Setelah kita nikah dan semua urusan aku beres di Indo, aku emang rencananya bakal balik ke US sama kamu."

"Bentar. Kenapa kamu baru ngomong sekarang?"

"Atau kita bisa ke negara lain kalo kamu punya negara impian untuk tinggal."

"Bukan itu poinnya. Kenapa kamu ga bilang dari awal kalo kita bakal tinggal di US setelah nikah? Ga mungkin kalo kamu lupa."

Yudis diam tak menjawab pertanyaan Yeri.

"Jadi ini maksud kamu aku ga perlu pusing kerja kalo nikah? Ga gini caranya, Yuud." Yeri kembali menyuarakan isi kepalanya.

"Aku cuma mencoba mewujudkan keinginan kamu, dulu kamu sering bilang kalo kamu ga mau nerusin perusahaan papi kamu. Kamu mau tinggal di luar negeri, kamu mau bebas tanpa dikte papi kamu. Aku cuma mau nepatin janjiku dulu sama kamu. Apa aku salah?"

"Tapi sekarang keadaannya udah ga kaya dulu."

"Bagi aku sama, kamu masih Yerinya Yudis. Dari dulu sampai sekarang cara pandangku terhadap kamu ga berubah."

"Kamu kenapa selalu berputar-putar soal masa lalu sih? Aku ngomongin sekarang, masa kini. Sekarang aku udah berubah, kamu juga."

"Kita bisa hidup bahagia, Yer. Kita akan mewujudkan mimpi masa remaja kita. Menikah dan punya anak, tinggal di luar negeri."

"Kita tetap di Indo atau pernikahan batal."

"Maksud kamu apa? Aku masih harus mengurus perusahaan daddy di US."

"Ada kakak kamu di sana."

"Tapi aku juga punya andil di sana."

"Tinggal di Indo atau pernikahan batal." Yeri bersikukuh dengan keinginannya.

"Oke fine, kita tinggal di Indo. Kita akan tinggal di rumahku, atau beli rumah baru sesuai selera kamu. Aku ga nerima permintaan untuk tinggal di apart, tidak di apartku apalagi apart kamu. Kalo perlu apartnya dijual aja."

Yeri tidak menyahut, sudah cukup untuk saat ini Yudis mau menurutinya untuk tetap tinggal di Indonesia. Setidaknya ia masih bisa bertemu Juan.

"Malam ini aku pulang ke apart."

Yudis menaikan sebelah alisnya.

"Apartku." Sambung Yeri.

Yudis menghela nafas, ia lelah selalu berdebat hal yang sama.

Pemilik Jiwa - Junghwan X YeriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang