Semoga, Aamiin kita tetap sama

715 36 11
                                    

Waktu menunjukkan pukul 16.00 WIB. Rony sudah didepan ruangan Salsa kembali. Orangtua Salsa sudah datang namun sedang menemui Dokter yang menangani Salsa. Setelah pembicaraan mereka rampung, orangtua Salsa juga kembali ke ruangan Salsa.

"Ron, Tante minta maaf ya, mungkin Salsa belum ingat dengan kamu.."
(Suara Ibunda Salsa memecahkan lamunan Rony sore itu.)

Rony hanya mengangguk pelan dan kemudian tersenyum. Ayah Salsa mengusap bahu Rony untuk menguatkan. Kini mereka masuk ke ruangan secara berbarengan.

Bunda Salsa mencoba menahan tangisnya untuk tidak pecah didepan sang putri. Diikuti Ayah Salsa yang juga menahan untuk tidak terlihat sedih. Begitupun Rony untuk tetap bersikeras menguatkan dirinya.

"Assalamualaikum Salsa.. Ini Bunda, ibu kandung kamu.. Bunda Rita, nanti kita kenalan lagi ya biar kamu inget Bunda. Pelan-pelan aja nggapapa.."
(Jelas Bunda lirih dan lembut kepada Salsa, dan hanya anggukan yang Salsa perlihatkan)

"Itu Ayah, namanya Ayah Danis, dia ayah kandung kamu.. Ayah yang selalu rindu sama kamu, tiap hari telponin kamu.. Nanti ngobrol lebih banyak lagi sama Ayah ya.."

"Itu bu Beby, asisten Ayah sama Bunda, yang suka jagain kamu dari kecil juga kalo kita berdua pergi kerja.."

"Dan yang terakhir itu, Rony. Dia teman dekat kamu atau bahkan memang pacar kamu, Bunda nggatau, Hihi.. Rony sudah seminggu di Surabaya, jagain kamu dari pagi sampe malem. Ceritain banyak hal ke kamu, sampe yang menyaksikan kamu bangun lagi juga Rony..
Sesayang itu kita disini ke kamu, Nak. Lekas kembali dan pulih ya ingatanmu. Biar bisa bahagia lagi dengan kita.."
(Pungkasnya)

Salsa terdiam, matanya berkaca-kaca mendengar penjelasan ibundanya. Dia memandang satu persatu orang diruangan itu. Tak terasa tangisnya pecah, Ayah dan Ibundanya memeluk erat sang putri. Bu Beby pun tak kuasa menahan airmatanya. Rony pun yang melihat peristiwa tersebut ikut menitikan airmata meskipun tidak diperlihatkan dan memilih keluar ruangan untuk menenangkan dadanya yang sesak.

Rony duduk di kursi tunggu dekat dengar kamar Salsa. Ia menyandarkan tubuhnya dan memejamkan mata sekejap. Lalu ia di sadarkan oleh getar ponselnya yang sedari pagi sudah banyak telpon masuk.

 Lalu ia di sadarkan oleh getar ponselnya yang sedari pagi sudah banyak telpon masuk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Cerita STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang